"Adoohh, mau sampe kapan sih kita disini? Udah sejam kita nunggu, eh tu cewek gak nongol nongol."
"Berisik."
Elano mendengus kesal. "Sepuluh menit dia gak nongol gue balik," ancamnya
"Mau balik pake apa lo?" Tanya William dengan sinis
Elano lupa mereka kesini menggunakan mobil William.
"Ya elah," kesalnya
William melirik jam tangannya, sudah menunjukan pukul 8 malam, tapi kenapa mangsanya belum muncul juga?
Setelah pulang sekolah, William langsung pergi untuk mencari tahu dimana tempat tinggal gadis yang sudah menghina Amora tadi. Setelah berhasil menemukan lokasi rumah gadis itu, William pergi.
Sebenarnya William bisa saja langsung membunuh gadis itu dirumahnya, melihat kawasan tempat gadis itu berada di gang gang sempit dan juga sepi, pasti mudah untuk menghilangkan jejak setelah pembunuhan.
"Eh eh, itu tuh!" Ucap Elano sambil menunjuk nunjuk
Gadis itu muncul dari dalam gang, pakaiannya begitu mewah dan juga ketat. Cih, gaya diluar batas kemampuan.
William menggeplak tangan Elano. "Gak usah ditunjuk sat," ucapnya
"Buru gerak!" Ucap Elano yang terlalu buru buru
Sepertinya William salah karena telah mengajak Elano untuk ikut dalam kegiatan membunuhnya.
William perlahan berjalan dibelakang gadis itu, setelah dekat, William langsung membekap mulut gadis itu dengan sapu tangan yang sudah diberi obat bius. Gadis itupun pingsan.
"Elano, sini." Panggil William
Elano langsung menghampiri William.
"Angkat dia, terus bawa ke mobil." Suruh William dengan seenak jidat
"Iya tuan," ucap Elano dengan nada menyebalkan
Gunanya Elano dalam aksinya adalah untuk mengangkat korban yang akan William bunuh. Untung Elano mau.
Lama lama William sudah seperti psikopat lawak jika bersama dengan Elano.
"Udah tuh, yok gas." Ucap Elano saat dirinya sudah selesai memindahkan tubuh gadis itu kedalam mobil
William dan Elano pergi ketempat terpencil, dimana jarang ada orang yang akan melewati jalan itu. Ditempat terpencil itu, ada sebuah rumah, tidak besar, tapi tempat itu cukup bagus untuk melakukan aksi pembunuhan.
Tempat itu berisikan sebuah ruangan dimana isinya adalah alat alat penyiksaan zaman dulu seperti kursi listrik, spanish donkeys, pear of anguish, dan sebagainya.
Itu adalah beberapa alat penyiksaan mengerikan bagi William, jujur ia tidak pernah memakai alat itu untuk menyiksa korbannya. William lebih suka menyiksa korban menggunakan pisaunya, dengan begitu dirinya bisa sepuasnya mencabik, menggores, merobek, memotong tubuh korban.
Lagipula William lebih suka membunuh korban ditempat sepi dari pada harus membawanya terlebih dahulu ketempat terpencil itu. Tapi kali ini dirinya memang ingin membawa korban ke tempat itu, supaya dirinya bisa lebih leluasa saja saat menyiksa gadis yang telah menghina kekasihnya.
"Nih cewek mau diapain?" Tanya Elano saat mereka sudah sampai ditempat itu
William melirik Elano sekilas. "Lo mau ikut bunuh dia?" Tawarnya
Elano menelan ludahnya susah payah. Selama ini dirinya tidak pernah ikut dalam acara membunuh korban, paling dirinya hanya kebagian membersihkan mayat yang sudah William bunuh. Pernah satu kali dirinya ikut melihat bagaimana William membunuh korbannya dengan sangat brutal, hanya sebagai melihat tidak lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
WILLIAM
General Fiction"Only two choices, be mine or die." ©its_liaarn Start : 17 Oktober 2021 End : - #2 in Amora (13-01-2022)