CHAPTER 9

2.7K 176 6
                                    

Sinar matahari menerobos masuk lewat celah tirai yang melambai-lambai karena terpaan angin dipagi hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinar matahari menerobos masuk lewat celah tirai yang melambai-lambai karena terpaan angin dipagi hari. Sosok yang bergelung dibawah selimut tebalnya merasa terganggu, ia memicingkan matanya dengan kerutan di dahinya.

Hoamzzz~

"Jam berapa ini?" tanyanya. Dan ia melirik jam weker dimeja nakas yang sudah menunjukan pukul 07.55

"Tumben kak Renjun tidak membangunkan ku."

Chenle langsung beranjak dari tempat tidurnya dan membawa langkahnya menuju lantai bawah, namun ia bisa melihat jika sang kakak 'Renjun' yang kini berada dilantai bawah sudah siap dengan pakaian rapihnya yang entah mau kemana.

"Kak Renjun mau pergi?"

"Hm."

Chenle melipat kedua tangannya didada dan ia mengendus bau parfum ditubuh Renjun.

"Yakkk~ kau seperti anjing."

"Aku seperti mencium bau-bau perkencanan." Renjun yang mendengar celetukan adiknya hanya berdecak.

"Aku hanya akan mengantar seseorang kerumah sakit." ucap Renjun dan kemudian melambai pergi meninggalkan Chenle.

" ucap Renjun dan kemudian melambai pergi meninggalkan Chenle

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedangkan ditempat lain...

Jisung yang baru saja bangun dari tidurnya yang nyenyak, sebelah tangannya mencari-cari ponsel miliknya yang tergeletak dimeja nakas namun dengan matanya yang masih tertutup rapat.

Saat kedua matanya sudah terbuka dengan sempurna, jari jemarinya membuka kunci layar ponselnya.

"Ah~ sepertinya wallpapernya harus segera diganti." gumam Jisung saat melihat wallpaper yang menunjukan poto dirinya.

"Ini hari libur haruskah aku menelponnya?"

Drrtt... Drrrtt...

Chenle yang hendak memejamkan matanya kembali, ia urungkan saat mendengar ponsel miliknya berdering dengan sangat keras. Saat tahu siapa penelepon itu Chenle langsung menjawabnya dengan suara lembutnya.

Bibirnya tak henti-hentinya tersenyum mendengar suara Jisung yang berada diseberang sana.

"Kau mau mengajak ku keluar?" Chenle tampak mengangguk-angguk kan kepalanya, "Baiklah aku tidak akan membuatmu menunggu."

119 [END✔️] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang