CHAPTER 10

2.5K 155 6
                                    

Seperti biasanya aktifitas Mark di pagi hari adalah menjemput baby kesayangannya 'Haechan'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti biasanya aktifitas Mark di pagi hari adalah menjemput baby kesayangannya 'Haechan'. Suara klakson motornya ia bunyikan, namun nihil sosok Haechan tidak keluar juga. Akhirnya Mark memutuskan untuk turun dari sepeda motornya dan melangkah menuju ke pintu utama rumah itu.

Namun lagi-lagi...

Nihil...

Hanya hening yang menjawabnya.

***

"Bukankah itu Mark?" ucap Jeno yang melihat kedatangan sahabatnya hanya seorang diri. Tentu Jeno merasa heran karena Mark dan Haechan selalu pergi ke sekolah bersama-sama.

"Ah~ pasti terjadi peperangan yang sangat panas." celetuk Jaemin. Karena mau bagaimana pun pertengkaran Mark dan Haechan tidak pernah lebih dari satu jam.

Mark menghentikan motornya tepat disamping sahabat-sahabatnya yang kini tengah menunggunya, namun raut wajahnya nampak mendung saat ini.

"Langit bahkan terlihat cerah tapi kenapa dengan wajahmu?" itu Jaemin yang mengeluarkan suaranya karena ke ingintahuan nya.

Mark masih enggan turun dari atas motornya, ia menghela nafasnya dengan pelan sebelum menceritakan apa yang terjadi pada dirinya dan Haechan. Tidak ada sedikitpun yang Mark sembunyikan termasuk permainan mereka diatas ranjang.

Plakkk~

"Yak~ kenapa kau memukul ku?" Mark mengaduh kesakitan saat kepalanya dipukul begitu saja oleh Jaemin.

"Bodoh!"

"Tentu dia sakit hati karena ucapanmu, brengsek." lanjut Jaemin.

"Ah~" Jaemin melirik kearah Jisung yang sedari tadi berdiri dan sibuk dengan ponselnya. "Bukankah kekasihmu itu orang Cina?"

Jisung langsung menoleh kearah Jaemin, "Hn."

"Apa nasibmu juga akan sama seperti Haechan?"

Setelah perbincangan yang cukup panjang mereka memutuskan untuk masuk ke kelas.

Setelah perbincangan yang cukup panjang mereka memutuskan untuk masuk ke kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari jarak jauh Chenle menatap punggung Jisung dengan senyuman manisnya. Ia ingin sekali berlari kearah Jisung dan memeluknya, namun Chenle tentu tidak punya keberanian untuk melakukan itu.

119 [END✔️] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang