119 adalah tempat sewaan dimana Park Jisung tinggal. Tempat yang menjadi kenangan manis, airmata, keringat dan lenguhan antara Jichen 'Jisung dan Chenle'.
#BxB area
#Jichen
🥉3 - #zhongchenle [22/12/22]
Rasanya suara lenguhan itu terus terngiang-ngiang didalam isi kepalanya. Jari-jemarinya mengetuk-ngetuk layar ponsel yang kini berada digenggaman tangannya. Chenle tampak penasaran dengan sesuatu yang tak pernah ia tonton sebelumnya. "Hm.. Apa yang harus aku cari?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Akhirnya jari-jarinya mengetikan sebuah kata 'Boys Love' disalahsatu aplikasi yang bisa ditontonnya. Hatinya terasa berdebar saat beberapa film dan drama yang bisa ia tonton sesuka hati. Ia memilih salahsatunya dan klik....
Chenle pun mulai menontonnya.
Hingga hampir satu jam matanya terfokus dilayar ponsel miliknya, bibir bagian bawahnya tampak ia gigit saat melihat adegan dimana sang seme berada diatas ukenya dengan menulusuri setiap inci kulit yang terlihat putih dan mulus. Chenle semakin berdebar, rasanya ia sudah tak karuan saat adegan semakin memanas. Sang seme mulai menegang dan mulai menerobos masuk dengan paksa membuat sang uke menahan rasa sakitnya dengan suara desahan. Namun... Pintu terbuka. Chenle sontak langsung terperanjat kaget saat melihat Renjun sang kakak berada diambang pintu. Tangannya tampak menyilang, "Yak~ kau tampak mencurigakan!"
"Astaga.. Jantungku hampir rusak." sebelah tangannya menyentuh bagian dadanya.
"Apa yang kau lakukan sampai terkaget seperti itu?"
Matanya tampak memicing, "Ah~ kau menonton film dewasa?"
"Yak~ kalau ngomong suka seenak jidat."
"Baiklah-baiklah, aku akan keluar. Kau dirumah jangan kemana-mana, apalagi bertemu dengan anak-anak kurang kerjaan seperti mereka." Chenle tidak menggubrisnya, ia malah menyuruh Renjun sang kakak untuk cepat-cepat pergi dengan isyarat tangannya.
"Oh ya, kalau kau lapar ada ramyun." ucap Renjun sebelum melangkah pergi meninggalkan adik laki-lakinya. Setelah kepergian Renjun, Chenle mulai bernafas lega.
Setelah filmnya usai Chenle mulai merasakan lapar diperutnya, "Astaga, apa hanya ada ramyun?"
"Punya kakak sama sekali tidak berguna!" rutuknya.
Akhirnya Chenle memutuskan untuk keluar rumah mencari makanan untuk isi perutnya. Jam masih menunjukan pukul 07.15 pm masih lama untuk dirinya pergi kealam mimpi. Ia terus melangkah hingga tak terasa ia berjalan hampir setengah jam. Namun langkah kakinya terhenti saat manik miliknya melihat sosok yang begitu tak asing keluar dari mini market dengan tas plastik yang penuh dengan makanan. "Apa itu orang yang membuatku tak waras?"
Dengan akalnya Chenle melangkahkan kakinya kembali.
Dan...
Brukkk...
Plastik yang dipegang Jisung terjatuh dan semua makanannya tercecer begitu saja. "Aish~ semua makananku."
"Maaf." ucap Chenle
"Untuk apa kau meminta maaf jika kau sengaja melakukannya?"
"A.. Apa?"
Jisung memicingkan matanya dan menatap kearah manik Chenle, "Kau pikir aku tidak tahu, aku memperhatikanmu dari sini."