Sieben

404 51 10
                                    

Sudah 15 menit lamanya Jungwon hanya melihat layar ponselnya. Dia sudah menyimpan nomor ponsel Sunghoon yang ada di kertas tadi. Namun untuk langkah selanjutnya dia tidak tau harus melakukan apa.

Membuka ponsel, kemudian meletakkannya kembali. Hanya itu uang dilakukannya daritadi.

Saat merasa siap, Jungwon mulai membuka fitur chat di ponselnya dan mulai mengetik sesuatu.

.
Jungwon
Sunghoon hyung?
.

Sunghoon yang disaat yang sama, hampir melakukan hal yang sama dengan Jungwon langsung melihat kearah ponselnya saat mendengar notif chat.

Wajah super tampan itu menyunggingkan senyum tipis. Ia memang berharap Jungwon akan menghubunginya dalam waktu dekat namun ini diluar ekspektasinya.

.
Sunghoon
Ya, Jungwon?
.

Sunghoon hanya bisa membalas itu.

.
Jungwon
Ini, nomorku
.

Ya, Jungwon. Bahkan sebelum membalas pesanmu, Sunghoon sudah lebih dahulu menyimpannya di daftar kontaknya.

Sunghoon tidak tau harus menjawab apa. Baru kali ini akhirnya ia bisa membuka pembicaraan dengan orang baru, yang didalam hati kecilnya, bukan sebagai "teman".

Karena tidak mungkin membiarkan kolom pesannya hanya membaca pesan Jungwon, Sunghoon melihat ke arah nakas disamping kanannya. Melihat foto seseorang yang menjadi alasan utama kenapa dia jadi memulai semua ini, akhirnya Sunghoon mendapat pencerahan.

.
Sunghoon
Besok ada acara?
.

Jungwon
Harus menemani suami
.

Sunghoon mendecak. Dasar beban, batinnya.

.
Sunghoon
Di?
.

Semoga saja Jungwoon tidak menganggap dia aneh atau terlalu dingin, karena memang dia pun bingung harus berkata apa.

.
Jungwon
Kantor
.

Sunghoon
Take care
.

Dan percakapan mereka selesai sampai disitu.

Sunghoon hanya menyeringai. Besok pasti menjadi hari yang menyenangkan.

...


"Pagi" sapa seseorang pada semua karyawan di toko mode besar itu.

"Pagi Mr. Shim" balas para karyawan itu ramah.

Ya, itu Jake. Di toko milik Jay Lee.

Karena sudah biasa, Jake memasuki ruangan pribadi Jay langsung tanpa mengetuk terlebih dahulu. Si pemilik ruangan pun hanya menoleh sebentar sebelum lanjut mengerjakan rancangannya.

"Kau tidak ada jadwal, Jake?" Tanya Jay, masih dengan kesibukannya.

"Ada sih, tapi nanti siang" Jake duduk tepat disebelah kiri Jay. "Kali ini, untuk?" Tanyanya lagi.

"Putri menteri kesehatan, sepupu Heeseung" Jake hanya mengangguk.

Jay mendecak. Meletakkan semua alat menggambarnya, menyilangkan kaki kemudian berpangku tangan dan menghadap Jake.

Metanoia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang