Vier

456 51 3
                                    

"Jungwon, berat badanmu turun, sayang?" Shim Jungkook bertanya pada putra bungsunya. Mereka bertiga tengah makan malam yang tertunda karena acara drama tadi.

Jungwon yang baru mau memasukkan makanan ke dalam mulutnya terhenti. Matanya tidak berani menatap ayahnya yang menunggu jawabannya. Ayah mana yang tidak hawatir melihat putranya yang kondisinya tidak terlihat baik.

"Aku ada pemotretan yang projeknya lumayan besar, ayah. Jadi aku harus diet" Jungwon menjawab dengan senyum namun masih belum menatap ayahnya.

Jungkook hanya menggangguk saja. "Jangan terlalu berlebihan ya. Tidak bagus juga kalau terllai kurus" tangannya mengusak kepala putranya.

"Kamu gimana, Jake? Masih ada yang mau ambil projek sama kamu?" Candanya pada putra pertamanya. Sekarang tau kan darimana mulut cadas Jake berasal.

Jake mencibir mendengar perkataan ayahnya. "Enak saja. Ada dong. Memangnya ayah sudah bau tanah jadi tidak ada yang mau" Jungkook tertawa mendengar jawaban putranya, sudah biasa dengan mulut pedasnya. Dia bertanya seperti itu sebenarnya karena agar Jake memikirkan lagi untuk ikut dalam suatu agensi. Waktu dia menyuruh Jake ikut dalam agensi yang sama dengannya putranya itu menolak mentah-mentah.

"Ah! Atau kau masuk agensi Haruto saja. Dia juga ada bidang modelling juga kan?" Jake dan Jungwon terdiam. "Kalau kakak ipar sendiri mana mungkin dia tidak memberikan job-job yang bagus" Jungkook kembali menyuap makanan kemulutnya. Tidak sadar kalau aura diruangan itu menjadi suram.

Jake sedikit berdeham. "Aku memang lebih nyaman jika independen saja, yah. Lebih enak mengatur jadwalnya" Jungwon menatap kakaknya.

"Itu jawabanmu dari awal kamu ayah tawarkan masuk agensi" Jungkook melirik sinis ayahnya.

"Oh iya, Haruto sekarang bolak-balik Jepang-Jerman ya, Jungwon?" Jungwon lama terdiam sebelum menjawab ayahnya.

"Iya ayah"

"Pasfi lelah dia. Eh tapi tidak jadi deh. Tidak mungkin lelah kan di Jerman ada istrinya yang menunggu" Jungkook terkikik menggoda anaknya. Jungwon hanya tersenyum kecil.

"Ayah memang sudah memutuskan pensiun ya? Yakin? Kalau pensiun biasanya kan bapak-bapak jadi buncit karena tidak menjaga badan" Jake berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

Jungkook kemudian tertawa keras. "HAHAHAHA, ayahmu ini tidak akan pernah ditakdirkan menjadi buncit. Kalian lihat saja, ayah kalian ini akan menjadi keren dan tampan selamanya" seperti biasa, respon Jake adalah mencibir dan respon Jungwon hanya terkiki mendengar kata-kata ayah mereka yang terlalu percaya diri.

Drrt... drrt...

Jungwon mengalihkan pandangan ke ponselnya yang bergetar. Dilihatnya layar ponsel itu dan nama Haruto tertera dilayar.

Jungwon memandang ayah dan hyungnya. "Haruto menelepon"

"Hem, angkatlah" Jungwon kemudian menjauh dari meja makan untuk mengangkat telepon dari suaminya itu.

"Yeoboseyo"

'Dimana?' Tanya suara diseberang sana.

"Rumah ayah"

'Besok dari pagi temani aku dikantor. Aku ada pertemuan dengan rekan-rekan direktur'

"Ta-tapi hyung bilang dia juga mau mengenalkanku dengan teman-temannya besok" Jungwon mulai gugup.

'Membantah?' suara suaminya terdengar sangat dingin. Jungwon bisa merasakan hawanya walaupun dia tidak ada didekatnya.

"Tidak" Jungwon kemudian menunduk, sedikit mengusak air mata yang mulai keluar.

Metanoia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang