All you can eat Sushi yang Jake dan Jay datangi ini adalah langganan Sunoo. Selama di perjalanan "mencari makan siang" Jay sibuk menanyakan rekomendasi restoran kepada Sunoo yang hobi hunting kuliner, percaya dia pasti dapat merekomendasi restoran yang enak, dan ada private roomnya.
Pada akhirnya pilihan mereka tertuju pada ayce Sushi, meski dengan syarat dari Heeseung -yang ditanya boleh atau tidak makan kalau Jay makan Sushi- Jay tidak boleh makan yang mentah. Ibu hamil.
"Chicken katsu roll nya enak" ucap Jay.
Jake menyetujui, "Ngomong-ngomong bekalmu tidak apa-apa jika diberikan kepada karyawanmu?"
"Tidak apa, aku sudah izin Heeseung juga tadi"
Keduanya kembali terdiam. Sibuk dengan hidangan masing-masing. Sampai Jay teringat sesuatu.
"Jaeyoon" Jake mengalihkan atensinya pada Jay. "Ada yang ingin kau ceritakan padaku?" Tanya Jay. Tangannya mengelus lengan Jake yang hanya memandangnya kosong.
"Tidak" ucap Jake, kemudian tertawa canggung. Namun Jay yang masih terdiam memandangnya dan tangan setia di lengannya, menyimpulkan bahwa temannya tidak percaya dengan jawabannya.
"Tidak ada, Jay. Memangnya kapan aku menyimpan rahasia darimu" Jake berusaha meyakinkan temannya.
"Dengan aku berteman denganmu kurang lebih 5 tahun, dan tidak tau bahwa Shim Jungwon adalah adikmu membuat aku sekarang tidak bisa percaya padamu Jae" Jay melepaskan tangannya dari lengan Jake. Posisinya sekarang duduk tegap, memperlihatkan posisi bahwa ia sedang benar-benar serius.
Jake mengalihkan pandangan, "Maafkan aku"
"Bukan maaf yang aku butuh. Tapi kepekaanmu" Jay mengelus pipi Jake, membawa pandangan lelaki itu agar memandangnya. "Kamu pikir aku dan Heeseung tidak menerka-nerka apa yang terjadi? Sudah terlalu banyak pernyataan di pikiran kita"
Jake mengelus tangan Jay yang berada di pipinya. "Kamu yakin, tidak akan membenciku, jika aku jujur padamu semuanya?"
Jay mengangguk. "Aku janji"
"Kau ingat dosa besar yang pernah kuceritakan?" Jay mengangguk. Dia sudah mempersiapkan diri atas segala kemungkinan yang akan Jake katakan.
"Itu ada hubungannya dengan Haruto" tapi mendengar perkataan Jake berikutnya membuat ia tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya.
...
Hanya radio yang bersuara di dalam Bugatti La Voiture Noire itu. Radio itu sengaja dipasang agar tidak menimbulkan kecanggungan dalam kesunyian yang diciptakan oleh dua orang di dalam mobil itu.
Kadang Sunghoon yang melirik Jungwon, dan begitu juga sebaliknya. Hanya itu yang dilakukan oleh keduanya selama kurang lebih 15 menit ini.
"Aku akan membawamu ke suatu tempat" Sunghoon memecah keheningan. Jungwon hanya mengangguk saja. Percaya sepenuhnya pada Sunghoon.
Tempat yang dimaksud Sunghoon sudah ia pikirkan matang-matang tadi malam. Dimana tempat yang aman untuk mereka berdua bicara secara private. Lantaran Jungwon termasuk public figure, meskipun lebih aktif di Jerman.
Dan disinilah mereka.
Signiel Hotel, Seoul.
Kira-kira inilah hotel yang paling bisa Sunghoon percaya. Menghilangkan risiko datangnya wartawan karena ceo agensi modelling seperti dirinya datang dengan model yang terkenal di Jerman.
Sunghoon mengurus booking hotel di resepsionis, sedangkan Jungwon tetap dibelakangnya, menunduk menyembunyikan wajahnya.
Sunghoon yang menyadarinya mengambil tangan Jungwon. Menggenggamnya erat untuk menunjukan tanda kepemilikan. Jadi Jungwon tidak perlu menyembunyikan wajahnya.
Bukankah status Jungwon sebagai istri orang tidak ada yang tau, bukan?
Jungwon dibuat kaget olehnya. Matanya memandang Sunghoon yang balik menatapnya dan mengatakan tanpa suara "it's okay, i'm here".
Saat akhirnya pengurusan data booking selesai, baru lah mereka berdua segera menuju lift untuk ke kamar mereka. Dengan tangan yang masih bertaut.
Sampai dikamar pun tautan tangan mereka belum lepas. Entah lupa atau memang keduanya tidak ada niat untuk melepasnya.
Barulah saat Sunghoon ingin membersihkan debu pada sofa di kamar suite itu untuk Jungwon duduki, tautan itu terlepas.
Sunghoon melihat semua hidangan yang disajikan di meja dan cek apakah sudah lengkap sesuai pesanannya saat booking baru lah ikut duduk menyusul Jungwon.
Agar lebih jelas, ia duduk di sofa single untuk satu orang sedangkan Jungwon duduk di sofa untuk 3 orang. Jadi Sunghoon harus menghadap kanan untuk melihat Jungwon.
"Sudah lebih aman sekarang" Jungwon memandang Sunghoon setelah lelaki itu mengatakannya dan kemudian mengangguk.
"Aku melakukan ini semua agar kamu rileks, Jungwon" sambung Sunghoon lagi. Tubuhnya disandarkannya pada sofa. Matanya menutup agar Jungwon bisa menyesuaikan diri dengan ruangan kamar tanpa merasa tidak nyaman diperhatikan olehnya.
"Kenapa... hyung merasa harus melakukannya?" Jungwon mulai membuka suara tak lama setelah keheningan yang diciptakan oleh Sunghoon.
Sunghoon membuka matanya kembali ketika mendengar suara Jungwon. Badannya kembali ditegakkan untuk kembali memberikan atensi penuh pada lelaki cantik itu.
"Melihatmu didekat Haruto membuatku teringat pada seseorang dimasa lalu" pandangannya beralih kearah jendela.
Jungwon hanya menyimak, tidak memotong atau menyela. Melihat bagaimana tatapan mata Sunghoon yang menyiratkan kesedihan dan kerinduan yang bisa terbaca walaupun lelaki iti tidak mengatakannya.
Sunghoon melanjutkan. "Dia sangat cantik, sama sepertimu" maksud hati ingin memuji orang yang sedang dibicarakan, tetapi pujian tambahan dari Sunghoon sangat cukup membuat pipi Jungwon merona. Namun ia tetap fokus mendengarkan setiap kata yang dikeluarkan lelaki disebelahnya.
"Tapi dibalik itu, ia menyimpan rahasia yang luar biasa besar-" Sunghoon menatap Jungwon. "-Walaupun begitu, aku tetap bisa melihat ada yang tidak beres dari dirinya, lewat mata sendunya" lanjutnya.
Jungwon mulai merilekskan pikiran dan tubuhnya agar bisa mencerna segala perkataan Sunghoon.
"Kalau aku boleh tau, siapa namanya?"
"Namanya..."
.
.
.HAII APA KABARR?
Btw sesuai saran kalian aku tetep fokus di book ini dan book my gay teacher sampe selesai baru buay book baru.
Aku lagi insecure nih karna ada book yg namanya persis kek book aku dan pair nya enha juga. Tapi hitung-hitung viewers dia lebih banyak dari aku :((
Menurut kalian book ini gimana sih? Apakah pairnya underrated jadi kurang diminati ya?

KAMU SEDANG MEMBACA
Metanoia
RomanceTampan dan memiliki segalanya. Selalu merasa dirinya sempurna dan tidak butuh siapapun, in romantic way. Park Sunghoon yang capable itulah orangnya. Semuanya berubah setelah ia menatap mata cantik namun penuh luka didalamnya. Hati sedingin es itu pu...