fünf

481 56 11
                                    

"Ya, besok dirumah ku jam 12.00. Nanti kumasakkan yang banyaakkk" Jay kemudian mematikan sambungan teleponnya dengan Jake.

Setelah perbincangan panjang mengenai dimana kira-kira mereka bertemu. Menghindari segala risiko karena Jay juga sedang mengandung, dan Jake inginnya mereka bisa berbincang lama dengan Jungwon, akhirnya Jay mengusulkan untuk dirumahnya saja. Jake pun merasa itu ide yang bagus.

"Pesan saja, sayang. Nanti kamu lelah kalau kamu sendiri yang masak" Heeseung mengelus punggung Jay.

"Bukan hal yang sulit. Jungwon kan jarang-jarang bisa kujamu seperti ini" Jay mengecup bibir Heeseung dan kemudian ikut duduk di meja makan. Tadi mereka baru sama mau makan malam sebelum Jake menelepon.

Heeseung hanya mengangguk saja. "Jungwon pasti datang kesini... sendiri kan?" Heeseung bertanya pelan.

"Lebih aneh kalau suaminya ikut datang" kata Jay.

Diwaktu yang sama pula Sunghoon juga tengah memakan makan malamnya. Jake menghubungi duluan sebelum Heeseung dan Jay.

Bukannya fokus makan, ia daritadi malah melihat layar ponselnya yang tidak menyala karena sibuk dalam pikirannya.

"Jungwon..." Sunghoon bergumam nama yang sama. Ia sebenarnya berusaha tidak peduli dengan kejadian yang dilihatnya tadi sore.

Tetapi...

Mata sendu yang sangat ia kenali meski ia tau itu bukan mata yang sama dengan yang ia kenal, membuatnya tidak bisa untuk tidak memikirkannya.

Bagaimana Haruto yang diketahui sebagai suami lelaki itu justru meremas keras pundak kecil itu, dan wajah istrinya yang saat menoleh padanya sekilas terlihat meringis meskipun tatapan merana lebih dominan, tatapan yang benar-benar tidak asing.

Sunghoon akhirnya memutuskan untuk langsung tidur agar pikirannya tidak merambat kemana-mana. Lebih baik dia pastikan besok apakah istri Haruto itu orang yang sama dengan adik Jake.

Karena jujur, mata cantik itu telah menghipnotisnya sejak pagi tadi.


000


Setelah menjemput Jungwon di hotel, Jake segera membawanya ke rumah Heeseung dan Jay yang berada tidak jauh dari hotel tetapi sudah masuk dikawasan elit.

Tidak heran karena kedua sahabatnya adalah orang yang sangat terkenal dibidangnya masing-masing.

"Aku lupa bertanya" Jake memulai pembicaraan tepat saat mau mendekati rumah Heeseung, bukannya mengklakson mobil agar dibukakan pintu malah berhenti.

Jungwon menoleh mendengar perkataan hyungnya.

"Ayah... tau nya Haruto bagaimana jadwalnya di kantor?" Jungwon menunduk memikirkan jawabannya.

"Haruto pulang 3 hari sekali dari kantor Jepang ke Jerman. Itu maksud hyung?"

Jake hanya menghela napas. "Iya-" hyungnya terdiam sebentar kemudian melanjutkan. "Heeseung orang yang sangat pintar, kadang apa yang belum kita pikirkan bahkan sudah dia lakukan" lalu menatap adiknya "kamu juga akan memberi alasan yang sama jika ia bertanya tentang Haruto?" Jungwon pun hanya mengangguk.

"Apa lagi alasan yang bisa kuberikan" Jake yang mendengar hanya bisa memeluk adiknya.

"Semua salah hyung"

"Tidak apa-apa, hyung jangan menangis. Mereka bisa lebih curiga" kata Jungwon.

Jake tersenyum dan kemudian mengklakson rumah mewah dibalik pagar tinggi itu yang setelahnya dibukakan oleh satpam yang berjaga.

Metanoia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang