Flashback
Angel beats saat itu tidak ramai. Lampu kerlap kerlip tetap menyala memenuhi bar tersebut. Lantai dansa diisi oleh perempuan dan laki-laki yang tidak saling kenal namun tetap berdansa mengikuti irama untuk menghilangkan penat, ditemani minuman beralkohol masing-masing.
Laki-laki itu, Jaeyoon, atau yang biasa dipanggil Jake, tidak bisa berdansa. Bukan karena tidak bisa, tetapi tidak ada seorang pun yang bisa diajak berdansa. Terlebih lagi, masalah yang membuatnya ada ditempat ini bukan masalah biasa yang bisa dihilangkan dengan meliukkan tubuh mengikuti irama lagu.
Jake baru saja sampai di Korea ketika langkah kakinya memasuki kawasan penuh hinggar binggar lagu itu. Langsung saja mendudukan diri tepat didepan bartender yang masih meracik pesanan pelanggan lain.
"Anbsinthe satu botol" pesannya. Bartender bername-tag Kei itu langsung menghentikan kegiatannya.
"Bukan untuk diminum sendirian kan?" Tanyanya memastikan. Jelas saja karena minuman yang dipesan oleh pria blasteran didepannya itu adalah minuman dengar kadar alkohol yang sangat tinggi. Tidak mungkin jika seseorang mampu menghabiskan satu botol penuh dalam semalam.
"Liat nanti" Jake kemuadian terdiam dan larut dalam pikirannya sendiri sampai botol berwarna hijau dan gelas bening diletakkan oleh bartender itu dihadapannya.
"Saranku jangan gegabah. Tidak akan ada yang mau menggotong orang mati dibar" tegasnya, kemudian melangkah kakinya menjauh demi melayani pelanggan lain yang baru saja datang.
Jake hanya mendecih kesal. Tidak ada yang boleh melarangnya melakukan hal yang dia inginkan. Karena tidak ada yang tau seberapa berat beban yang ia pikul sekarang. Dia pun yakin tidak akan ada yang mampu mengatasi masalah seberat yang ia alami.
Gelas pertama berhasil diteguk sampai habis. Karena kadar alkohol yang memang tinggi tentu saja membuat kepalanya langsung pening. Jake belum mabuk, namun rasa mual itu mulai muncul diperutnya lantaran lambung yang biasa diisi makanan sehat itu malah belum diisi sejak siang tadi dan langsung disuguhi dengan minuman paling keras dimuka bumi.
Walaupun mual, pria yang sedang dilanda gulana itu tetap menuang kembali minuman itu dari botol kegelas yang sudah kosong. Hampir saja masuk kemulutnya, sebuah tangan lentik menghentikan Jake.
"Hentikan, aku pernah menemukan orang mati dijalanan, ternyata karena terlalu bodoh meminum minuman ini terlalu banyak padahal tubuhnya sudah tidak kuat" ujar si pemilik tangan.
Jake hampir saja memaki orang yang baru saja mengganggu kegiatannya sebelum melihat wajah ayu terlampau sangat cantik yang menampakan raut datar yang membuatnya tercekat.
Sekitar 15 detik dua pasang itu bertatapan dengan yang satunya benar benar terpesona sampai kehilangan kata dari bibirnya sampai di pemilik pasang mata yang satunya menjentikkan jari tepat didepan wajahnya.
"Kau mendengar perkataanku tidak?" Jake pun kembali sadar setelah mendengar suara dari manusia cantik didepannya. Matanya mengerjap memfokuskan penglihatannya agar dapat melihat lebih jelas.
"I-iya" jawabnya gugup.
Lelaki itu kemudian meminum cocktailnya yang baru saja diberikan oleh pelayan, lalu kembali menatap Jake yang masih terdiam sembari masih mencuri pandang padanya.
"Aku Jay" ucapnya.
Jake mulai berani menatap lelaki yang sangat mempesona itu, yang mengatakan bahwa namanya adalah Jay. "Aku Jake-"
"Okay, Jake, masalah seberat apa yang kau alami sehingga bisa masuk ketempat ini dan hampir bunuh diri dengan meminum satu botol minuman dengan kadar alkohol paling tinggi didunia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Metanoia
RomanceTampan dan memiliki segalanya. Selalu merasa dirinya sempurna dan tidak butuh siapapun, in romantic way. Park Sunghoon yang capable itulah orangnya. Semuanya berubah setelah ia menatap mata cantik namun penuh luka didalamnya. Hati sedingin es itu pu...