"Mint choco yang waktu itu Sunoo berikan padaku benar-benar terasa seperti debu" Jake mengatakannya dengan memasang wajah ingin muntah. Sunoo yang mendengarnya langsung menoleh sinis.
Setelah makan tadi, mereka melanjutkannya dengan bersantai di bagian outdoor rumah Heeseung. Dengan beralaskan karpet mewah dan camilan bawaan Jungwon. Tak lama, Jay inisiatif untuk mengundang Sunoo yang juga kenal dengan Jungwon.
"Lebih ke pasir sih kalau menurutku-" Jay meminum tehnya.
"Jungwon" Heeseung memanggil Jungwon yang sedari tadi berulang kali melihat ponselnya.
"Iya, hyung?" Yang dipanggil akhirnya mengalihkan atensinya kepada Heeseung.
"Kamu sedang buru-buru?"
"Ah. Tidak" kata Jungwon, kemudian tertawa kecil. Merasa tidak enak karena dirasa telah menyinggung tuan rumah. Tetapi tawanya berhenti saat bertatapan dengan Sunghoon.
"Santai saja ya, sayang" Jay yang disebelahnya mengelus punggung Jungwon dan dibalasnya dengan senyuman. Tanpa menyadari ada sepasang mata yang kembali terpesona padanya.
"Sunoo kenal Jungwon sejak kapan?" Tanya Heeseung.
"Aku dan Jungwon waktu itu menghadiri fashion show pembukaan brand baru di Jerman. Karena kita sama-sama diundang kenalan, saat kenalan kita sibuk dengan urusan masing-masing, jadi kenalan deh" jawab Sunoo. Wajahnya yang ekspresif seperti biasa menebar hawa baik untuk sekitarnya.
"Biar kutebak, pasti karena melihat Jungwon sendirian, kau langsung sok asik lalu mengajaknya berkenalan" ucap Jake.
"Ding dong" Sunoo berujar sambil menjentikkan jarinya. Jungwon hanya tertawa kecil. Hyungnya tau saja.
Lumayan lama mereka berbincang sebelum akhirnya Jungwon mendapat pesan di ponselnya. Wajah yang tadi tersenyum cantik itu langsung berubah menjadi sendu.
"Aku permisi ke toilet ya" setelah mengatakannya pun Jungwon bergegas pergi ke arah yang ditunjuk Jay.
Sunghoon sudah menebak dalam benaknya apa yang akan dilakukan Jungwon di toilet. Namun ia belum mau langsung memberikan kesimpulan.
"Aku mau mencari barang ku di mobil" dan itu alasan yang ia berikan kepada teman-temannya. Agar yang lain tidak tau bahwa ia sebenarnya mau menyusul Jungwon di toilet.
Sesampainya di toilet, ternyata benar dugaannya.
Terdengar suara lirih orang yang sedang muntah.
Sunghoon hanya bisa menyilangkan tangannya, lalu menunggu lelaki di dalam menyelesaikan urusannya.
Kenapa dia melakukan ini? Bukankah lebih baik pura-pura tidak perduli? Jungwon hanya adik Jake bukan? Kira-kira itulah yang ada di kepala Sunghoon saat ini.
Namun saat terbayang wajah sendu Jungwon, tatapan mata yang sering terpasang diwajahnya, yang mengingatkan Sunghoon pada 'dia', akhirnya tetap membuat Sunghoon menunggu.
Sampai akhirnya, pintu toilet terbuka dan mata mereka bertemu. Lagi-lagi wajah terkejut yang sama ditujukan untuk Sunghoon.
"A-apa yang..."
"Kau kenapa?" Bahkan Jungwon belum menyelesaikan kata-katanya sudah dipotong.
Jungwon hanya diam. Tidak merespon apapun. Hanya menunduk dan tidak berani memandang Sunghoon yang masih dengan posisi bersandar di dinding dan menyilangkan tangannya.
"Kau tau-" Sunghoon berjalan mendekati Jungwon. "Aku sebenarnya tidak suka dengan suamimu"
Mendengar kalimat itu keluar dari mulut lelaki didepannya, Jungwon mendongakkan kepala. Mulai ada sedikit keberanian untuk menatap lawan bicaranya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Metanoia
RomanceTampan dan memiliki segalanya. Selalu merasa dirinya sempurna dan tidak butuh siapapun, in romantic way. Park Sunghoon yang capable itulah orangnya. Semuanya berubah setelah ia menatap mata cantik namun penuh luka didalamnya. Hati sedingin es itu pu...