Eins

1.3K 81 13
                                    

Sebuah mobil sport bermerk terkenal berhenti tepat di depan gedung venue yang digadang-gadang memiliki harga sewa paling mahal di Seoul. Yah tidak heran karena gedung venue tersebut memiliki fasilitas yang mewah, lokasi yang strategis tepat ditengah kota, dan catering dari restoran bintang lima.

Kembali ke mobil sport tadi, keluarlah pria berumur 25 tahun. Pemilik perusahaan dibidang entertainment khususnya modelling, mengeluarkan produk-produk dalam bidang yang sama, Park Sunghoon.

Park Sunghoon itu digilai banyak wanita. Sifatnya sebenarnya sifatnya cukup ramah, tapi tidak ada celah masuk untuk mengetahui dirinya yang sebenarnya. Hanya keluarga dan teman-temannya yang tau dia, dan segala sifat aslinya.

Sampai detik ini, kita bisa menyebutnya sebagai ice prince. Bukan sifat. Tapi kulitnya yang sangat putih dan wajah pangerannya.

Setelah memberikan kunci mobilnya untuk valet, Sunghoon berjalan masuk kedalam venue yang sepanjang jalan tersebut banyak, atau bahkan semua orang memandangnya takjub dan penuh hormat karena seperti yang dijelaskan tadi, dia bukan pria sembarangan. Semua orang mengakui kehebatannya.

"Yo, what up my bro Sunghoon Park!" Sunghoon mencari arah suara tersebut. Itu temannya, Shim Jaeyoon, Jake yang mengangkat tangannya untuk mengajak high-five.

"Jujur aku masih sebal padamu karena tidak mengatakan padaku kalau kau akan berlibur ke Jerman. Padahal saat itu aku sedang muak muaknya dengan kerjaan" Sunghoon membalas high-five itu.

"Hei sudah kubilang kan, aku juga tiba-tiba harus berangkat besoknya karena adikku yang cantik menikah. Memang ayahku yang tua itu suka melakukan hal yang mengejutkan" Ucap Jake, sambil sedikit mencibir saat membicarakan ayahnya.

"Ayahmu masih segagah itu dibilang tua. Ngomong-ngomong banyak ya yang menikah tahun ini. Adikmu, dan sekarang sahabat kita sendiri, Jay" Ya, venue yang mereka datangi ini adalah untuk menghadiri resepsi pernikahan sahabat mereka, Park Jongseong.

"Kkk, tapi kalau Jay menikah atas dasar cinta. Ya sudah ayo masuk. Sahabatmu meminta kita keruang groom untuk melihat suaminya" Sunghoon sedikit mengerutkan keningnya saat mendengar kalimat pertama yang diucapkan sahabatnya. Tetapi baru mau menanyakannya, dia jadi kesal duluan karena Jake menarik tangannya seperti menarik tali tambang di permainan tarik tambang, kencang sekali sampai hampir terjerembab.

Sampai didepan pintu ruang tunggu si groom, Jake dengan rusuh membuka pintunya dan melihat sang groom sudah mondar-mandir cemas menunggu groomsmennya yang belum datang.

"Darimana saja kalian?! Sudah cemas aku menunggu kedatangan kalian" Geramnya.

"Siapa suruh hanya punya teman kita" sambung Jake, dengan sarkasnya.

"Lagipula tidak mungkin kan kita jadi bridesmaid" Sunghoon berkata sembari menepuk pundak temannya, agar mengingat 'posisinya'. "Untungnya Jay punya teman model yang bisa membantu membawakan veil nya saat berjalan dialtar nanti"

"Duh, bagaimana dia sekarang ya? Seberapa cantik dia mengenakan veil nya nanti" Sang groom kembali dilanda rasa cemas.

"Memangnya kalau tidak cantik, kau tidak jadi menikahinya, Lee Heeseung?" Jake kembali bertanya dengan canda, namun sarkas.

"Hei, aku berkata 'seberapa', bukan 'apakah' jika kalian paham artinya" Heeseung duduk disofa tunggunya. "Lagipula biasanya dia juga sudah cantik, tetapi di hari spesialnya ini aku mau dia benar-benar merasa spesial tidak seperti hari biasanya" sambungnya sambil tersenyum membayangkan kekasihnya yang akan dinikahinya.

"Bucin, lol" bukan Jake, kali ini Sunghoon yang bermulut pedas. Jake bahkan sampai menengoknya dan mengangguk setuju.

"Cih, belum saja kau merasakannya" Heeseung mencoba membersihkan kerah dibaju kedua orang yang -dengan terpaksa- menjadi groomsmennya. Namun dia menyadari sesuatu.

Metanoia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang