14

2.8K 271 52
                                    

Lalu Daniel datang dan mengajak Axelle untuk duduk lalu mulai mengobatinya dengan penuh kelembutan dan hati-hati tapi mata Axelle tetap tertuju pada lukisan itu memastikan penglihatannya benar atau salah melihat wajah wanita dalam lukisan itu yang sangat mirip dengan mommynya.

"Sudah selesai."Daniel terlihat puas melihat wajah Axelle yang telah diobatinya tapi saat melihat mata Axelle yang menatap lukisan itu membuat Daniel tersenyum.

"Lukisan itu sangat indah ya?"tanya Daniel ikut menatap lukisan itu apalagi Axelle terlihat memperhatikan lukisan itu tanpa berkedip.

Bukannya menjawab pertanyaan Daniel,Axelle justru balik bertanya tentang siapa potret dalam lukisan itu."Siapa wanita yang ada di dalam lukisan itu?"

"Dia,kau ingin tahu?"tanya Daniel balik dan Axelle mengangguk tanpa mengalihkan tatapannya."Dia kekasih hatiku,aku sangat mencintainya dia napas kehidupanku Axelle."

"Dia kekasihmu Uncle Daniel,kurasa kau sangat mencintainya hingga membuat lukisannya sebesar itu."ucap Axelle dengan tersenyum.

"Dia cantik tidak?"tanya Daniel dengan tersenyum penuh rasa bangga.

"Cantik,melihat lukisan itu aku seperti melihat mommyku."ucap Axelle dengan jujur dan tersenyum tipis.

"Benarkah,apa wajah mommymu mirip dengan lukisan itu?"tanya Daniel dengan rasa penasarannya.

"Iya wajahnya sangat mirip."Axelle menjawabnya dengan bangga.

"Sungguh kebetulan ya,kau tahu namanya Lilly Alexandra namanya cantik seperti orangnya,'kan."ucap Daniel dengan tersenyum senang dan Axelle menatap Daniel tidak percaya,dia berharap bahwa semua hanya kebetulan mirip Axelle berharap bahwa kekasih uncle Daniel seseorang orang asing yang baru dia kenal dan mommynya sama sekali bukanlah orang yang sama.

"Iya mungkin hanya kebetulan saja mommy tidak mungkin memiliki hubungan dengan orang kaya seperti uncle Daniel." batin Axelle berbicara.

"Iya namanya cantik dan Uncle Daniel sepertinya aku harus pulang...."

"Jangan pulang dulu bagaimana jika kita makan dulu,kau pasti belum makan setelah sibuk memukul,'kan."Daniel langsung memotong ucapan Axelle dan mengajak Axelle untuk makan bersama tapi sebelum itu dia harus memasak terlebih dulu.

Menu kali ini dia membuat sepiring spageti hangat dengan ayam tepung,Axelle hanya duduk diam dan melihatnya awalnya Axelle berniat membantu tapi Daniel melarangnya.

Beberapa menit menunggu matang juga masakan Daniel lalu dia menatanya di piring dan menyajikannya pada Axelle."Ayo makan dan rasakan tapi uncle rasa,rasanya tidak akan mengecewakanmu."

Axelle memakannya dan menikmati rasanya,ternyata memang benar rasanya tidak mengecewakan bahkan rasa spageti dana ayam tepung gorengnya rasanya sangat enak."Ini enak,spageti ini rasanya yang paling terbaik yang pernah aku rasakan Uncle dan ayam tepung ini rasanya seperti buatan mommyku."

Puji Axelle dan membuat Daniel tertawa dia cukup senang melihat Axelle yang tampak begitu menyukai masakannya dia juga tidak tahu mengapa dia bisa sangat begitu bahagia melihat Axelle yang makan dengan lahap.

"Tentu saja uncle tidak bohong,'kan jika mengatakan rasanya enak."Daniel benar-benar sangat senang dia juga ikut makan tapi karena melihat Axelle yang makan dengan lahap membuat Daniel sudah sangat kenyang.

Lalu Daniel mengeluarkan kotak makan berwarna biru dan memasukkan semua spageti yang tersisa dia buat berserta ayam tepung gorengnya lalu menutupnya.

Tak lama Axelle menyelesaikan makannya dan perutnya sudah kenyang."Aku selesai,terima kasih untuk makanannya Uncle Daniel."

"Sama-sama dan ini spageti dan ayam goreng untukmu tadi uncle masak terlalu banyak dan uncle lihat kau begitu menyukai masakan uncle jadi buatmu saja dan makan di rumah ya."ucap Saniel dengan lembut dan Axelle terlihat berbinar.

"Yang benar ini untukku nanti uncle makan apa?"tanya Axelle memastikan.

"Iya untukmu,uncle bisa buat lagi dan kau ingin pulang,'kan uncle akan suruh supir untuk mengantarmu dan lain kali jangan ikut tawuran antar geng lebih baik pulang dan tidur."ucap Daniel dengan tegas menasehati.

"Iya,baiklah."ucap Axelle dengan singkat.

Lalu Daniel mengantar Axelle sampai di depan pintu dan menyuruh salah satu penjaga itu untuk menjadi supir dan mengantar Axelle pulang.

"Hati-hati di jalan ya dan Samuel antar anak ini pulang dengan selamat."perintah Daniel dengan wajah serius dia tidak tahu mengapa dia harus memerintahkan salah stu anak buah terbaiknya hanya untuk mengantar Axelle pulang,perasaannya hanya mengatakan dia ingin anak itu pulang dengan selamat sampai di rumah apalagi dia sangat sadar siapa dirinya dan Axelle hanyalah seorang anak remaja polos dengan tingkah kenalakannya dia bukanlah seseorang yang akan dengan mudah paham dunia bawah tanah yang penuh dengan musuh berbahaya dan pria bernama Samuel itu hanya menganggukkan kepalanya dengan tegas menaati perintah sang tuan.

Axelle tertawa geli melihat ekspresi Daniel yang sangat serius menyuruh orang untuk menjadi supirnya dan mengantarnya pulang hingga selamat padahal Axelle rasa dia bukanlah siapa-siapa tapi mengapa Axelle merasa dia diperlakukan seperti seorang keluarga oleh Daniel.

Tapi sebelum masuk ke dalam mobil Axelle mengucapkan rasa terima kasihnya.

"Oh ya uncle Daniel,jika uncle suka makan roti dan kue uncle bisa datang di toko kue milik mommyku nama tokonya My Quadruplet nanti jika di sana aku akan beri uncle kue dan roti yang sangat enak gratis tapi hanya satu kali selanjutnya uncle harus bayar aku tidak mau rugi dan dimarahi mommyku."ucapnya dengan tertawa renyah."Itu semua sebagai bentuk rasa terima kasihku karena uncle sudah menolongku dan memberiku makan."

Daniel tersenyum dan mengusap kepala Axelle lembut."Baiklah jika ada waktu uncle akan datang berkunjung dan kau harus memberi roti dan kue yang sangat enak dan uncle tidak harus membayar."

Axelle mengangguk mantab dengan tersenyum tulus dan membuat Daniel tertegun karena dia rasa senyum Axelle mengingatkannya pada seseorang yang sangat dia cintai,Lilly,Daniel baru sadar jika wajah Axelle perpaduan yang sempurna antara dirinya dan Lilly.

Setelah mobil Axelle pergi,Daniel segera masuk lagi ke dalam mobilnya dan pergi menemui seseorang,setelah bertemu Axelle dia jadi ingin bertemu sahabatnya atau lebih tepatnya bertemu sahabat Gabriel.

Saat Axelle pulang ke tokonya terlihat hari sudah gelap lalu Axelle mengucapkan terima kasih dan masuk ke dalam toko di sana sudah ada ketiga saudaranya yang menatapnya dengan ekspresi cemas dan khawatir begitupun juga dengan ibunya.

"Kamu dari mana Axelle,kenapa baru pulang dan tadi siapa yang mengantarmu?"tanya Lilly dengan beruntun.

"Em,tadi aku hampir saja diculik Mommy lalu aku bertengkar sebentar untuk melindungi diriku sendiri disaat aku terdesak ada orang baik yang mau menolongku lalu dia membawaku ke rumahnya...."

"Apa diculik?! Bagaimana bisa kamu diculik dan mengapa kamu bisa begitu percaya pada orang lain hingga kamu mau ke rumahnya,bagaimana jika dia juga ikut berbuat jahat?"Lilly sangat khawatir begitupun dengan ketiga anak kembarnya yang lainnya yang ikut terkejut serta khawatir mendengar ucapan saudaranya.

"Aku juga tidak tahu hanya saja dia terlihat seperti orang baik dan itu terbukti saat aku berada di rumahnya dia langsung mengobati lukaku yang aku peroleh dari melawan orang jahat itu dan nama orang itu Daniel aku memanggilnya uncle Daniel dia bahkan juga membuatkanku masakan yang enak lalu membawakan aku makanan juga yang bisa dinikmati bersama-sama."jawab Axelle setengah bohong dan juga jujur."Lalu terakhir uncle Daniel bahkan mengantarkan aku pulang Mommy."

Setelah mendengar ucapan anaknya Lilly baru bisa bernapas dengan lega,dia  langsung memeluk Axelle."Syukurlah jika dia orang baik dan kamu selamat sayang,mommy sangat khawatir."

TbC
Maafkan lama upp dan typo ya.
Sebenarnya Dian kehilangan semangat nulis sejak ditinggal ibu Dian untuk selamanya bulan lalu Dian baru saja berduka saat ini aku sedang mencoba mengembalikan semangatku untuk menulis lagi,doa kan aku ya semua para readers yang aku cintai😭😘

My Quadruplet Son'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang