part7

3.9K 331 77
                                    

Di pagi hari Lilly menjalani harinya dengan tidak semangat bahkan kedua anaknya yang masih libur dan ikut bertugas di toko juga melihat hal itu dan Sania yang menyadari hal itu segera menghampiri Lilly serta menenangkannya.

"Lilly jangan memasang wajah tidak semangat seperti itu,anak-anak bisa curiga."bisik Sania pelan saat dia menghampiri Lilly yang menghiasi kue dengan wajah tidak semangat serta tidak ada senyum yang biasa dia ulas dan seketika itu juga Lilly tersadar lalu mengangguk mengerti menatap Sania.

"Kue ulang tahunnya sudah jadi."ucap Lilly dengan tersenyum yang dipaksakan.

"Mommy,baik-baik saja?"tanya Axelle dengan khawatir.

"Iya mommy baik."ucap Lilly dengan tersenyum kecil."Maaf tadi mommy melamunkan sesuatu."lanjutnya.

"Karena kuenya sudah selesai dihias mommy bisa Axelle kirimkan kue ulang tahun di alamat ini dan perginya menggunakan taksi online saja." ucap Sania memberi Axelle tugas serta bungkusan kue ulang tahun yang sudah diselesaikan Lilly.

Saat mendapat tugas mengirim kue seketika itu juga Axelle sangat senang dan segera melaksanakan tugasnya.

"Dan Alex temani Axelle ya."ucap Lilly pada anak nomer duanya.

"Baik Mam."ucap Alex dengan tersenyum tipis.

Lalu kedua anak itu segera pergi saat melihat taksi online yang sudah dipesan Lilly sudah ada di depan toko mereka.

Saat kedua anaknya itu sudah pergi dengan sangat kebetulan juga Andrew datang dan Lilly  langsung mengajaknya untuk berbicara.

"Aku bertemu dengannya,And!" ucap Lilly cepat dengan wajah penuh ketakutan.

"Iya,aku sudah tahu kemarin Gabriel mengatakannya padaku." ucap Andrew dengan menghelah nafas lelahnya.

"Apa yang harus aku lakukan Andrew?"tanya Lilly dengan takut dan panik.

"Sebisa mungkin kau jangan keluar dulu terlalu bahaya karena sakit Gabriel juga kambuh."ucap Andrew memberitahunya dengan serius dan Lilly yang terkejut sedangkan Sania menatap bingung tidak tahu menahu.

"Maksudnya,memang Gabriel sakit apa?"tanya Sania penasaran.

"Dissociative identity disorder(DID) dan psycopat." jawab Andrew dengan wajah datarnya dan Sania yang terkejut bukan main tidak menyangkah jika teman baik serta malaikat penolongnya memiliki suatu hubungan dengan orang sakit psikis seperti itu."Memang kasusnya sangat langkah karena kepribadian ganda dan psycopat jarang bisa tumbuh bersama."

"Lalu siapa yang menemuimu?" tanya Lilly pelan namun juga penasaran.

"Zein,kau pasti mengingat dirinya dengan begitu baik.Seseorang yang selalu menunjukkan hal sadis,selalu menyiksamu dan hampir membunuhmu.Dia yang menemuiku."jawab Andrew dengan serius dan Lilly kembali sangat terkejut serta mengingat dengan jelas siapa Zein.

Lilly memang tahu jika Gabriel memiliki penyakit kepribadian ganda awalnya dia juga tidak tahu dan menganggap Gabriel hanya suka tidak bisa terlalu mengendalikan emosi saja.

Tapi saat kambuh Gabriel selalu mengatakan dia memiliki nama yang berbeda dan selalu mengatakan bukan Gabriel lalu Andrew mengatakan jika Gabriel memiliki kepribadian ganda dan sakit jiwa,pscycopat dan hal itu membuat Lilly sangat terkejut.

Yang Lilly ketahui yang pertama bernama Daniel seorang pria yang memiliki senyuman memikat,ramah dan baik hati dia sangat menyanyangi Lilly serta memanjakan Lilly seperti seorang ratunya.

Lalu Zein dia seorang pria dengan senyum menyeringai yang menakutkan suka wine merah,suka dengan wanita cantik serta seksi,pembunuh berdarah dingin dan sangat tidak menyukai Lilly karena baginya Lilly tidak terlalu cantik dan seksi.Tapi karena perhatian Lilly yang tulus membuatnya dengan mudah luluh dengan sikap Lilly dan terkadang dirinya menyadari dia menyukai Lilly namun selalu menyangkalnya dan selalu memiliki keinginan untuk meleyapkan Lilly.

Dan terakhir Damian yang Lilly ketahui Damian sangat menakutkan dia seorang pria berwajah dingin dan datar tidak pernah sedikitpun tersenyum mungkin hampir sama seperti Gabriel tapi yang membedakan dia tidak pandang bulu untuk membunuh seseorang,jika Zein suka langsung membunuh orang dengan sadis maka Damian suka menyiksanya terlebih dulu dan sangat mencintai Lilly bahkan cintanya berubah menjadi over posesif dan protektif serta tak lupa obsesinya yang begitu gila pada Lilly.

Dan jika Gabriel sendiri dia seorang pria romantis,penuh cinta dan kasih sayang sebenarnya dibalik sikap dingin dan acuh serta jiwa psycopatnya jika berhadapan dengan musuhnya.

"Zein,aku mengingatnya dengan jelas tapi sebenarnya dia seseorang yang baik hanya saja dia sedikit gila."ucap Lilly dengan tertawa kecil."Bukankah,kau bilang selama ini Gabriel berhasil mengendalikan dirinya?"

"Ya kau benar Gabriel sudah berhasil mengendalikan mereka selama ini.Dia tidak pernah membiarkan kepribadiannya yang lainnya untuk datang dan mengontrolnya sejak kau meninggalkannya dia terapi rutin padaku kecenderungan kepribadian psycopatnya juga sudah dapat dia kontrol.Tapi saat kemarin dia bertemu denganmu dan kau lari darinya dengan wajah penuh ketakutan membuat jiwa Gabriel terlalu tertekan dengan penuh rasa sedih dan itu memantik kepribadiannya yang lainnya untuk muncul."jawab Andrew untuk pertanyaan Lilly.

"Dan Zein dia menginginkanmu jika sampai kau tertangkap dengannya dia akan benar-benar mengurungmu dan tidak akan melepaskanmu jadi jangan sampai tertangkap dengannya."lanjut Andrew dengan serius dan Sania yang terkejut.

"Apa Zein sangat menakutkan seperti itu?"tanya Sania tidak percaya.

"Iya dia sangat menakutkan."jawab Andrew dan Sania yang terlihat bergidik ngeri.

"Maafkan aku Andrew,aku menyusahkanmu."Lilly tertunduk dengan penuh rasa penyesalan.

"Hei,ini bukan salahmu temanku memang sudah sakit sejak kecil dan dia jatuh cinta padamu tapi caranya dulu mencintaimu salah dan untuk sekarang tetaplah percaya Gabriel selalu akan mencintaimu."ucap Andrew dengan lembut dan membuat Lilly tersentak terkejut.

"Maafkan aku Andrew,aku tidak berani untuk menemuinya ataupun pulang pada dirinya prioritasku sekarang adalah keempat putraku."ucap Lilly pelan.

"Aku mengerti karena itu aku akan selalu menjaga kalian semua,percayalah.Aku akan berusaha mengendalikan Gabriel untuk terapi lagi."ucap Andrew dengan tersenyum.

"Terima kasih Andrew."balas Lilly dengan tersenyum tipis lalu tiba-tiba saja telphon Andrew berbunyi nyaring dan terlihat nama Gabriel yang tertera disana.

"Hallo dokter Andrew,kau sekarang ada dimana?"tanyanya dan Zein tetap mengontrol tubuh Gabriel.

"Ada angin apa seorang Zein ingin bertemu denganku,kau tidak takut aku membuatmu tidur dan mengembalikan Gabriel?"ucap Andrew dengan begitu santai.

"Aku tidak takut,kau datang ke rumah sekarang karena aku ingin membicarakan sesuatu denganmu."ucapnya disebrang sana dengan senyum terkekeh.

"Membicarakan apa kuharap itu berguna jika tidak berguna lebih baik aku mendekam di rumah sakit."ucap Andrew dengan malas.

"Berguna ini sesuatu yang penting dan kurasa hanya kau yang mengetahuinya."ucapnya lalu langsung mematikan sambungan telphonnya dan membuat Andrew mengumpat.

"Aku sepertinya harus pergi sebelum Zein membuat ulah."ucap Andrew malas lalu segera pergi,meninggalkan dua wanita itu.

"Aku tidak menyangkah jika kau berhubungan dengan seseorang yang sangat menakutkan bahkan Felix tidak ada apa-apanya."ucap Sania tidak percaya dan juga terkejut.

"Mau bagaimana lagi jalan takdir hidupku sudah seperti ini Sania tapi jauh dari itu semua aku mencintai pria sakit itu."ucap Lilly dengan lirih dan Sania langsung mengusap lembut punggung Lilly.

TbC
Maafkan typo dan lainnya.
Maaf lamu uppp.

My Quadruplet Son'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang