part4

3.8K 295 0
                                    

Alex menjawabnya dengan mata yang fokus dengan menghias kue-kue cupcakenya yang lucu."Mama ada di dapur sebentar lagi akan keluar."

"Tumben uncle kesini?"tanya Axelle dengan heran karena unclenya itu sangat jarang mengunjungi toko kue ibunya.

"Tumben juga jam segini kalian sudah ada di toko lalu dimana Sean dan Hanzel?"bukannya menjawab Andrew justru balik bertanya dengan tersenyum jahil dan dia menebak dua anak Lilly itu pasti sedang dihukum sekolah.

"Biasa uncle,kami dihukum uncle seperti tidak tahu kami saja." jawab Axelle dengan tersenyum bangga dan bodoh."Dan jawab pertanyaanku."

"Baiklah uncle mengerti dan maafkan uncle yang jarang mengunjungi kalian,rumah sakit sedang ramai banyak pasien masuk ke dalam meja operasi jadi uncle sangat sibuk."ucap Andrew dengan tertawa kecil lalu Lilly keluar dari dapur dan terlihat terkejut melihat teman serta sahabatnya itu datang di toko mereka.

"Ada angin apa seorang Andrew mau datang mengunjungi tokoku?"sindir Lilly dengan nada bercandanya.

"Kenapa sayang,kau rindu dengan aku?"goda Andrew juga dengan bercanda." Dan sayangku Sania,rindu tidak denganku?"lanjtnya dengan menatap Sania.

"Sampai mati aku tidak akan merindukanmu."ucap Sania dengan dingin.

"Wow,ucapanmu sungguh kejam awas ya jika kau merindukan aku." goda Andrew lagi dan membuat Lilly menggelengkan kepala melihat pertengkaran kedua temannya itu

"Jangan menggodanya terus dan aku tidak merindukanmu untuk apa aku rindu denganmu."ucap Lilly dengan masih bercanda dan membuat Andrew cemberut.

"Lilly kau jahat."ucap Andrew dan Axelle tertawa melihat unclenya yang cemberut lucu sedangkan Sania tersenyum terima kasih ke arah Lilly karena sudah memberitahu Andrew untuk tidak menggodanya lagi.

"Baiklah aku minta maaf,aku hanya bercanda iya aku rindu denganmu Andrew,kau jarang sekali kesini."ucap Lilly dengan lembut.

"Lilly,kenapa kau merindukan manusia jahat tidak memiliki perasaan itu?"tanya Sania dengan memutar bola matanya malas dan membuat Lilly tertawa kecil.

"Karena aku tampan,Lilly tidak akan pernah dapat melupakan aku dan maaf Lilly aku sibuk di rumah sakit dan oh ya pesananku sudah siap?"ucap Andrew dengan penuh percaya diri dan ia juga bertanya tentang pesanannya.

"Tampan dari lubang semut."sindir Sania pedas dan sungguh dia masih kesal dengan semua perbuatan Andrew padanya.

"Tidak apa dari lubang semut meskipun kecil dimatamu aku tetap menjadi primadona dan kelilingi semut cantik tidak seperti dirimu,semut jelek,kecil dan tidak menarik."balas Andrew tidak mau kalah dengan menyeringai.

"Kau!....."Sania benar-benar kesal dengan ucapan Andrew hingga dia tidak bisa membalas ucapan Andrew dan si kembar yang tertawa melihat pertengkaran uncle dan auntynya yang selalu tidak ada habisnya.

"Sudah hentikan teman-teman."lerai Lilly dan mereka akhirnya terdiam dengan Sania yang cemberut kesal dan Andrew yang tersenyum senang karena membuat Sania kesal lagi dan dia selalu menjadi pemenangnya saat berdebat dengan Sania."Dan Andrew tidak apa aku mengerti,lava cake dengan selai strawberry kan aku sudah menyiapkannya."lanjutnya.

Lalu Lilly memberikan sebuah kardus berisi kue-kue lava cake yang dipesan Andrew yang sudah sedari tadi dia siapkan.

"Uncle,kamu suka sekali membeli kue lava cake dengan selai strawbery apa uncle yang akan makan?"tanya Alex dengan penasaran.

"Tidak sayang ini untuk seseorang."ucap Andrew dengan tersenyum penuh arti.

"Siapa uncle,kekasih uncle?" tanya Axelle dengan semangat dan penasarannya.

My Quadruplet Son'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang