part9

3.1K 290 24
                                    

Malam ini Zein terlihat mengendari mobilnya sendirian tanpa pengawal setelah tadi dia cukup bersenang-senang di bar miliknya tapi sayang tidak akan satupun wanita yang menarik perhatiannya dan membuatnya teransang jadi Zein memilih untuk pulang saja.

Saat melewati jalanan yang cukup sepi dirinya melihat segerombolan orang dengan tampak beradu pukulan,empat pria dewasa mengajak baku hantam seorang anak remaja dan bagi Zein itu sangat memalukan tidak jantan sama sekali.

Zein menghentikan laju mengemudinya dan terdiam di dalam mobilnya sembari melihat bagaimana anak remaja itu menghadapi para pria dewasa yang menyerangnya.

Harus Zein akui sepertinya kemampuan bela diri milik anak remaja itu cukup baik setelah sedari tadi dia memperhatikan pertarungan mereka tapi tetap saja dia hanyalah seorang anak remaja yang pastinya tetap akan kalah menghadapi empat pria dewasa karena dia kalah jumlah bukan kalah dalam pukulan.

Entah karena apa hatinya tergerak,Zein keluar dari mobilnya dan melangkah menuju anak remaja itu yang sudah kelihatan kesusahan untuk menahan seorang pria yang melayangkan pukulannya bahkan dia juga sudah tersungkur ke tanah,sudut bibirnya robek serta membiru.

"Pecundang,hanya berani menyerang secara bersamaan apalagi untuk menghadapi seorang anak kecil."ucap Zein yang tiba-tiba saja berdiri di hadapan mereka dengan menantang seolah melindungi anak remaja itu.

Tiga pria yang diam melihat temannya menghabisi anak remaja itu terlihat terpancing emosi dan pria yang berada di atas tubuh anak itu juga sama dia tidak jadi melayangkan pukulannya pada anak remaja itu dan beralih menatap Zein dengan tatapan tajamnya tapi Zein tidak takut.

"Apa urusanmu?"tanya pria itu yang berada di atas tubuh anak kecil itu lalu berdiri dihadapan Zein dengan meninggalkan anak remaja itu yang kini bisa bernafas lega.

Zein menarik paksa tubuh anak remaja itu bangun dan berdiri disampingnya.

"Oh jadi kau ayahnya,kau tidak terima jika anakmu kami pukuli?"tanya salah satu dan berhasil membuat kerutan di dahi Zein serta mengangkat alis sebelahnya bertanda dia bingung dan tidak mengerti maksudnya.

"Lalu kenapa jika aku ayahnya kalian takut padaku dan ya aku tidak diterima nyawa harus dibayar dengan nyawa,pukulan harus dibayar dengan pukulan dan penyerangan harus dibayar dengan penyerangan,bukankah itu sangat menarik?"tanya Zein dengan menyeringai dan demi apapun Zein yang gila tidak memiliki perasaan mau berbohong dan mengakui statusnya jika sudah memiliki seorang anak.

Oh ayolah,jika Andrew tahu mungkin dia akan tertawakan.

Keempat pria dewasa yang tadi memukuli anak kecil itu sedikit merinding mendengar ucapan Zein yang sepertinya tidak main- main dan dalam hati keempat pria dewasa itu merasa ayah dari korban mereka bukanlah orang sembarangan.

"Iya papa,mereka memukuliku karena berniat mengambil uangku padahal uang ini harus kubelikan beberapa barang yang seperti diperintahkan mama."ucapnya dengan mengusap bibirnya yang berdarah dengan kasar."Mereka penjahat dan pria brengsek yang hanya berani pada anak kecil!" lanjutnya.

"Kau bocah kurang ajar yang berani memukul orang tua."ucap salah satunya dengan menatap tajam.

"Aku hanya melakukan pembelaan diri karena kalian menginginkan uangku."ucapnya dengan ekspresi datar dan dinginnya dan anak remaja itu adalah Alex.

Awalnya Alex merasa sangat beruntung karena kedatangan Zein yang menyelamatkan hidupnya tapi saat pria itu mengatakan dia ayahnya dan wajah mereka yang mirip satu sama lain membuatnya begitu terkejut bukan main.

Tapi Alex merasa wajah mereka hanya kebetulan mirip satu sama lain dan dia pasti bukanlah ayahnya seperti para penjahat itu katakan karena pria itu sepertinya tidak mengenalnya dia hanya ingin membantu saja.

My Quadruplet Son'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang