Tak Ada Wendy Jisoo Pun Jadi

927 99 20
                                    


Satu hal yang bikin gue overthinking dari trailer ini,jangan jangan mereka mau kissing :)

Tapi gak papa, bibir Jisoo cipokable emang :) ada lovenya.

Tapi gak papa, bibir Jisoo cipokable emang :) ada lovenya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kalo suka ceritanya pencet ⭐ pake bulu idung!

Happy reading!

-----

Hujan terus mengguyur sepanjang pekan,genangan air dimana mana dan suasana kantor PT Mencari Abadi sangat muram. Siang bolong Hae In melamun, sungguh bodoh ia menawarkan saham perusahaan pada Jisoo padahal perusahaan sedang tidak baik baik saja.

"Permintaan nya yang lain selain saham bisa?"

Hae In bertanya pada Jisoo yang tengah duduk asyik di bangku kesayangannya.

"Hmmm... Ada sih,tapi apa bapak yakin bisa wujudkan?"

"Apapun itu,saya wujudkan semampu saya."

Jisoo tersenyum, sebenarnya dia memang tidak menginginkan saham,uang atau apapun itu. Ada salah satu mimpi yang belum bisa ia wujudkan dari dulu, mimpi yang selalu ia idam idamkan.

"Bapak tahu kan kenapa saya suka ngetik dilaptop?"

"Iya saya tahu,saya kerja dan kamu santai duduk sambil main dengan laptop mu"

"Saya menulis pak, beberapa karangan dan cerpen. Dan saya mau bapak menerbitkan cerita itu"

Hae In mengernyitkan dahi, sungguh aneh anak seorang pengusaha kaya raya memiliki bakat yang tidak biasa, yaitu menulis. Seperti hari sebelumnya Hae In mengira selama ini Jisoo bermain laptop sambil bersantai.

"Oke,saya lakukan"

"Tapi tanpa sepengetahuan Papi."

Jisoo menambah kan. Seketika permintaan itu menjadi rumit.

" Jadi bagaimana kalau begitu?"

"Saya butuh bantuan Seulgi pak,saya mau karya saya diterbitkan tapi atas nama Seulgi."Hae In ragu, bukan kah hal ini tidak terasa tepat. Menjadikan Jisoo penulis bayangan untuk Seulgi bukanlah ide bagus.

"Kamu yakin?"

"Saya yakin Pak"

"Baiklah."

Hae In mengambilkan telepon dan mulai memanggil Seulgi.

"Seulgi,kamu ke ruangan saya sekarang"

"Oke,Pak"

Sahut Seulgi, segera Hae In menutup teleponnya.

Seulgi datang tak lama kemudian. Hae In sebenarnya gugup karena kaprah Seulgi sebagai penulis mereka tidak terlalu membawa pengaruh besar bagi perusahaan, banyak karya Seulgi tidak terkenal dan tidak laris di pasaran.

"Seulgi,kamu mau jadi Jisoo?"

"Hah? Bapak mau saya oplas? Dapat klinik bagus dimana?"

"Ralat, maksud saya apakah kamu mau Jisoo menjadi penulis bayangan mu?"

My Bossy SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang