Part 10

615 52 0
                                    

"Ada namjoon hyung?" Jimin mengernyit hairan kerana namjoon tiba-tiba menariknya ke ruang keluarga lalu memberikan ponsel nya untuk dilihat.

"Lihat video ini dan fikir kan Siapa aku" ucap Namjoon.

Terlihat seorang bayi munggil sedang merangkak ke arah pria yang sedang tersenyum manis padanya "yes! Lihatlah namjoon hyung,jimin lebih tertarik dengan ku!" Ujar pria itu.

"Ck,chanyeol-ah! Sudah tentulah jimin mau denganmu,kau kan kakaknya!" Marah seorang namja yang baru saja duduk disamping pria bernama chanyeol.

"Eoh? Apakah appa merakam kami?" Tanya Chanyeol lalu ia tersenyum riang.

"Ayo.. Sebut nama hyung,jimin" ujar namjoon seraya menunjuk kan dimple khas nya.

Sontak Jimin menatap Namjoon yang sedang tersenyum berharap bahawa jimin mengingatinya. Jimin langsung meletakkan ponsel namjoon lalu memeluk Namjoon diiringi tangisannya.

"Joonie hyung.. Hiks hiks.. Hyung! Jimin kangen! Hiks"

Namjoon mengusap lembut punggung jimjn "hyung juga kangen.. Lihat,hyung sudah disini.. Sebentar ya" namjoon mengetik sesuatu diponselnya membuatkan jimin penasaran.

"Ada apa,Joon?"

Jimin kenal suara Ini! Suara sang kakak tercinta!!

"Channie hyung!!" Teriak jimin.

"Ji-jimin?!" Chanyeol sedikit kaget melihat adiknya dengan Mata yang sembab. Jimin langsung merampas ponsel namjoon lalu menatap hyung nya dgn tatapan gembira.

"Hyung!! Ini jimin,hyung! Hiks" jimin ingin tersenyum tetapi bagaimana pun itu tetap rasa sesak.

"Ya tuhan,jiminku.. Jimin apa kau makan dengan baik disana?" Tanya chanyeol lembut.

Seokjin,Hoseok,Yoongi Dan taehyung turut ke ruang keluarga berhadapan dengan jimin Dan namjoon.

Jimin mengangguk ke arah ponsel itu dengan lucu "aku selalu makan dengan teratur Dan penuh,hyung.. Tetapi.." Jimin menunduk berusaha menahan air matanya. Namjoon yang berada disampingnya mengesat lelehan air Mata si kecil itu.

"Tetapi apa jiminie? Apa mereka memperlakukanmu dengan tidak baik?"

"Aniya.. Aku makan penuh bagaimanapun,dihatiku tetap rasa kosong,h-hyung.."

Hening..

Mereka diruang keluarga itu dapat merasakan hawa kesedihan dikeliling mereka,Hoseok langsung menoleh ke arah lain menyembunyikan air matanya yang kian jatuh.

Ia mengenali jimin sejak jimin berusia 11 tahun,lalu ia menuruti semua kemauan jimin. Ia melayani jimin seolah-olah jimin adalah anaknya,Suho juga tidak keberatan. Apalagi jimin sangat imut!

Seokjin juga memperlakukan jimin dengan sangat baik tetapi ia masih tidak bisa menebak bagaimana perasaan si kecil. Yang ia tahu adalah bahagia jimin adalah sederhana.

Taehyung pula merenungkan kesalahannya pada jimin beberapa tahun silam,lalu ia benar-benar dipinggirkan teman baiknya (jungkook) membuatkan ia putus asa. Namun semua hilang begitu saja,saat jimin datang menghiburkannya dengan candaan. Lalu jiminlah orang yang membuatkan nya Dan yoongi berpacaran.

Dilain tempat,Jungkook mendengar kan semua pembicaraan mereka.

Haruskah dia melepaskan jimin?

Disebalik video call itu,chanyeol menunduk. Ia benar-benar merasa gagal menjadi seorang kakak.

Kemudian,jimin bisa melihat chanyeol menaiki tangga lalu membuka sebuah pintu.

Deg!

"Eo-eomma.." Lirihnya melihat ibunya yang terbaring lemah diatas ranjang.

"Jimin? Jimin,kau kan itu? Astaga! Anak Ku jimin! Chanyeol,lihat.. Benarkan adikmu tidak mati,dia masih hidup. Dan tumbuh menjadi remaja yang sangat cantik Dan imut"

"Hiks hiks eo-eomma.. Hiks.."

Prak!

Disana semuanya kaget saat jungkook tiba-tiba datang lalu menjatuhkan ponsel namjoon.

"Jungkook-ah!" Teriak Seokjin. Dia benar-benar tak habis fikir bagaimana jalan fikiran adiknya.

"Kau,bocah! Jangan bermimpi untuk keluar Dari rumah Ini!"

"Kenapa?!"

Memerlukan votement

Cerita Ini akan segera habis :)

[END] LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang