7 - ulah Achan, lagi

2.8K 367 33
                                    

"ASSALAMUALAIKUM YA AHLI KUBUR!"

Chandra tak terima mendengar gurauan yang di lontarkan oleh sohibnya itu,

"Wah busettt gua doain Lo duluan yang jadi ahli kubur!"

"Eitss jangan dong. Kita kan sepaket. Kalo gue jadi ahli kubur, ya Lo nyusul lah!"

"Ogah!" Respon Chandra dengan cepat. Membuat keduanya langsung tertawa renyah, mentertawakan kebodohan mereka berdua.

Anak laki - laki yang berteman dekat dengan Chandra itu mendekat, lalu memberikan sebuah kantung plastik yang berisi barang pesanan Chandra.

"Uhuyy Timaaciii bestiee. Kamoo memang yang terbaik" ujar Chandra sambil memberikan dua ibu jarinya.

"Buat apaan sih emang?? Lo lagi sembelit apa gimane??"

"Kagak lah. Bukan buat guaa ini"

"Terus?? Kak Dhava? Atau Pak Kapten??"

Chandra tersenyum jahil, lalu membuka bungkus obat pencahar yang di bawa oleh Juan —teman dekatnya Chandra.

"Lo gak mau ngisengin orang kan Chan?!?" Tanya Juan sedikit panik.

"Pake nanya segala Lo! Kaya gak kenal gua aja" balas Chandra yang sedang menaik turunkan kedua alisnya.

"Serius?? Siape jir???"

Chandra menunjuk ke arah ruang tengah menggunakan dagunya, "Tuh.. yang lagi sama Kak Dhava"

Juan memicingkan matanya ke arah ruang tengah, "Hah? Siape?? Guru lesnya Kak Dhava??"

Yang di tanya hanya mengangguk, lalu menuangkan obat pencahar tadi kedalam gelas berisi teh manis.

"UDAH GILAAppftttt"

Chandra langsung membekap mulut temannya agar tidak membuat kebisingan, "Berisik anjir. Kapten lagi rapat di atas!"

Semakin terkejut lah itu si Juan, mendengar bahwa Jovial ternyata ada dirumah.

"Sumpah Lo gila banget. Jangan hari ini jir. Entar kalo ketauan Pak Kapten gimanee???"

Chandra mengaduk minuman yang tengah ia siapkan, "tenang aja.. bentar lagi si Kapten keluar kok. Ketemu client"

Entah kenapa bulu kuduk Juan jadi berdiri melihat kelakuan temannya itu, "pokoknya gua gak ikut ikutan ya Chan!"

"Dihh. Kan tadi Lo sendiri yang bilang. Kalo kita itu SE PA KET"

"Ogah!"

Chandra langsung tertawa puas melihat wajah panik sahabatnya itu.

"Lagian, udah kali Chan.. gak cape ngisengin dia mulu?? Lo kagak di respon apa apa anjir. Dia diem aja. Gak ngebales, gak ngadu, gak kabur juga"

"Usaha Lo selama ini percuma!" Tambah Juan.

"Gua masih penasaran Juannntengg. Masa ada gitu, Tante jaman sekarang baik hati seperti bidadari. Curiga kan gua"

"Lo mah negatip mulu siih bawaannya. Cepet TUA entar"

"Ini terakhir asli. Kalo kejadian ini gak berpengaruh juga.. Gua bakal baikan sama dia"

Juan hanya bisa menggeleng heran melihat kelakuan temannya, "Terserah deh. Gua pantau dari sini a—"

"Loh.. Juan ada disini?"

Dua anak laki - laki yang sedang berada di dapur itu langsung terkejut mendengar suara berat dari arah belakang.

Juan berusaha mengontrol ekspresinya, seolah olah tak terjadi apapun.

"Ehh iya Kapten. Numpang maem boleh ya??" balas Juan beralasan.

S H A N K A R A  || JohnnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang