40 - Kantor Polisi

2.1K 269 65
                                    

"Saya akan tetap bersama Zalina. Dan kamu tidak ada hubungannya dengan kami" -Jovial  Rahardja Shankara.






  

  💍💍💍

"Nty Amee udah pulang?"

Meera sedikit mendongakkan kepalanya ke arah sebuah suara, memandang anak laki - laki yang baru saja melempar pertanyaan saat ia tengah melepas sepatu tingginya.

Wanita itu hanya mengangguk lemas, sambil mengibas kebelakang helaian rambut yang ada di depan.

"Mau Achan buatin teh anget gak?'

Bukannya langsung menjawab, Meera justru melempar tatapan heran pada keponakan satu - satunya itu. Karna tawaran yang diberikan Chandra sangat asing di telinganya.

"Tumben"

"Jadi mau apa engga nih?"

"Boleh. I really appreciate"

"Anytime" balas anak itu santai, yang kemudian langsung berjalan menuju dapur.

Sementara lagi - lagi Meera hanya menatap heran bercampur curiga pada sang keponakan. Namun setelahnya wanita itu langsung beranjak menuju kamar, untuk membersihkan diri setelah bekerja seharian penuh.

  

  



  

Terhitung, hari ini tepat genap empat hari Chandra tinggal di rumah Meera. Setelah wanita itu menjemput paksa sang keponakan di pagi hari setelah malam tahun baru, saat anak itu tengah meminum susu hangatnya di sebuah warung kopi.

Mungkin jika tak di jemput paksa oleh Meera, entah akan seperti apa bentukan Chandra hari ini. Anak itu mungkin saja sudah luntang lantung tak jelas di jalanan, tidur di warung kopi, dan tak punya arah tujuan.

Sebenarnya, Chandra juga tidak seberani itu untuk hidup sendiri diusianya yang terbilang belum legal saat ini. Ia belum mampu, maka dari itu Chandra mau tak mau hanya bisa menurut pada semua perintah Nty Amee alias Budenya itu.


Dari Chandra kecil, julukan Nenek Sihir memang sudah melekat dalam diri Meera. Karna yang anak itu ketahui, Meera seperti nenek penyihir yang terkadang jahat, namun tak jarang juga berhati baik.

Kakak dari Ayahnya itu mampu menyihir seluruh gerak tubuh Chandra hingga dirinya menjadi anak yang penurut. Lebih ke arah takut di marahi sih sebenarnya. Karna marahnya Meera itu, 100 kali lipat diatas Daddynya. Begitu yang selalu tertanam di dalam diri Chandra.

  



"Ini diaaa, teh angett special buat Nty Amee" ucap Chandra bersemangat, menyodorkan segelas air teh hangat yang telah ia buat sepenuh hati.

"Terimakasih sayang... Sini duduk"

Anak itu mengguk kecil, kemudian ikut duduk di salah satu kursi besi berbentuk minimalis yang terletak disalah satu balkon rumah Meera.

"Eum.. enak ini. Kamu tau minuman ini dari mana??"

"Enak Nty?"

"Enak! Rasanya persis kaya buatan eyang Maya. Kok kamu bisa bikinnya??"

Chandra langsung diam setelah nama Eyang Maya terucap di bibir budenya. Otomatis ingatan itu langsung menggiring dirinya hingga teringat pada sosok Zalina. Perempuan yang telah memberikan resep teh hangat special itu pada dirinya.

S H A N K A R A  || JohnnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang