6 - CEO bisnis kecil?

2.7K 394 33
                                    

"Sekarang sudah memasuki umur berapa, Ndok?"

Zalina menoleh ke samping, melihat Bapak kandungnya yang baru saja memberikan pertanyaan. Ia bisa menebak, akan di bawa kemana pembicaraan kali ini.

"26 tahun Pak" Jawab Zalina setelah kembali menghadap depan.

Saat ini sepasang Ayah dan anak itu sedang berada di belakang rumah. Sementara Deva, Shaha dan Intan berada di dalam rumah.

"Sudah matang.. Ndak mau cepat - cepat menikah tah?" Tanya Gantara, Bapak dari Shalina dan Zalina.

"Belum ada calonnya Pak. Gimana mau nikah??" Ucap Zalina berbicara jujur.

"Ndak usah larut dalam kesedihan terlalu lama... Wis lah.. Ojo mikirin Lanang mu itu"

Zalina masih diam tak ingin membalas. Ia tahu, yang di bahas saat ini adalah mantan terakhirnya.

"Sudah setahun toh?? Putus dari Mahendra. Seharusnya sudah bisa buka hati, buka pikiran, terima yang ada di depan mata" ucap Gantara, yang tak pernah lepas dari logat Jawanya.

"Bukannya Bapak memaksa. Bapak belum tenang jika kamu belum menikah. Bagaimana pun kamu masih tanggung jawab Bapak"

"Kalau Shasa. Ya sudah tanggung jawabnya Deva. Jadi kalau Bapak meninggal nanti—"

"Wis lah Pak... Yang dibahas itu mulu. Nanti Lili sedih jadinyaa" ucap Zalina yang langsung memotong perkataan Ayahnya.

Tidak ada anak yang tidak sedih saat Bapaknya terus mengungkit soal kematian. Entah itu petunjuk atau bukan, tapi Zalina sangat tidak suka mendengarnya.

Bagaimanapun juga, Gantara adalah Ayah kandungnya. Dan Zalina adalah darah daging Gantara. Se-tak suka apapun Zalina pada Ayahnya, ia tetap menyayangi Pria itu.

Begitupun sebaliknya.

"Zalina bakal menikah kok. Tapi tunggu sebentar lagi... Lili maunya yang bener - bener terbaik buat Lili"

"Kalau itu, serahkan semua pada Allah, Ndok. Sholat mu bagaimana? Tahajudnya jalan Ndak? Minta di dekatkan dengan jodoh mu, di beri yang terbaik, yang cinta kamu, cinta keluarga, taat agama"

Begitu petuah yang di berikan Gantara. Sebelum akhirnya Pria berumur itu masuk kembali kedalam rumah. Meninggalkan Zalina yang masih memandang kosong taman belakang.

  

  

💍💍💍

  

  

Sorenya, setelah kejadian Gantara dan istrinya berkunjung kerumah Shasa. Zalina langsung menceritakan semua yang Bapaknya ucapkan, pada Shasa.

"Kamu mau tau sesuatu gakk???"

"Biasanya juga tinggal ngasih tauuu. Pake nanya segalaa"

"Hm.. gini. Tapi kamu jangan shock yaa, Li"

Entah kenapa jantung Zalina langsung berdegup kencang. Apa Bapaknya sedang sakit parah? Begitu pikirnya.

"Bapak sakit Mbak??"

"Bukann, ini bukan soal Bapak"

Zalina mengerutkan dahinya, "Lohh? Terus?"

"Sebelum kamu sampai di Jakarta, Mbak Meera main kesini"

"Kok jadi Mbak Meera???"

Shalina meremas lengan Zalina, "Ihh dengerin dulu.. Jangan di potong"

S H A N K A R A  || JohnnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang