29 - Kangen Achan

2K 318 47
                                    

Zalina menatap sayu laki laki yang tengah asik menyantap makanan favoritnya. Dengan tangan kanannya yang ikut menopang dagu.

Saat ini suasananya sangat hening. Terkadang beberapa kali terdengar kecapan halus yang keluar dari mulut laki laki itu.

"Mbak Lili gak makan?"

Perempuan itu menggeleng pelan. Masih tetap menatap lemas ke arah Madhava.

"Emang tadi udah makan malem?"

Lagi lagi yang di tanya oleh Madhava hanya menggeleng pelan.

"Mbak Lili kenapa?? Gak mood makan?"

Zalina memajukan bibir bawahnya, 

"Kangen Achan.."

"AHAHAHA seriusss??? Mbak Lili kangen Achan sampe melas gitu mukanyaa"

Tak tahu apakah perkataan yang baru saja keluar dari mulut Zalina adalah suatu kebenaran atau hanya sebuah alasan.

Namun melihat ekspresi Zalina semakin melas, membuat anak laki laki yang biasa di panggil Dhava itu segera menghentikan tawanya.

Raut wajah anak itu ikut menampakkan ekspresi sedihnya memandangi perempuan di sampingnya.

"Perempuan yang tadi itu.. sebenernya siapa sih Mbak?" Tanya Madhava, yang mulai peka bahwa mood Zalina berubah karna tamu yang datang sekitar satu jam lalu.

Yang di tanya oleh Madhava hanya menggeleng pelan.

Anak itu mengangguk paham, tak berani bertanya lagi setelah melihat raut wajah lawan bicaranya.

Kemudian Madhava memutar pandangannya ke arah kamar tamu. Kembali memastikan sang Ayah dan Wanita muda tadi yang masih berada di dalam sana sejak 30 menit lalu.

Kening laki laki itu sedikit berkerut. Semakin penasaran dengan yang tengah di rahasiakan oleh Daddynya ini.

Madhava yakin ada sebuah rahasia yang ditutupi oleh Jovial. Jika tak ada yang di sembunyikan, kenapa mereka tak berbincang di ruang tamu atau ruang keluarga saja?? Kenapa harus di kamar tamu??

"Mbak Lili makan duluuu.. Mau Dhava suapin???"

Akhirnya Zalina mengeluarkan senyum tipisnya. Sangat tipis. Lalu kembali bergeleng pelan.

"Nanti masuk angin lohh!" Ucap Madhava yang semakin meninggikan suaranya.

Melihat lawan bicaranya hanya diam menatap datar ke arahnya, membuat anak laki laki itu berdecak sebal sambil mengerucutkan bibir tipisnya.

Jari jemari milik Madhava merogoh saku celana tidurnya. Kemudian mengambil ponsel untuk menghubungi seseorang di tempat lain.

Setelah tersambung, anak itu langsung me-loud speaker ponselnya.


  

   

On Calling..

  

  

"Chan???" Ucap Madhava

"Yess Boss"

S H A N K A R A  || JohnnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang