19 - Gejala Tipes

2.1K 329 50
                                    

Zalina tak menyangka perkataannya di rumah sakit kala itu sangat berdampak besar pada dirinya saat ini. Ia tak mengira bahwa Jovial benar benar sangat serius dalam mengambil keputusan.

Bagi Pria itu, jika iya ya iya, jika tidak ya tidak.

  

  

Tidak ada kata setengah setengah dalam melakukan apapun. Terlebih dalam sebuah hubungan yang di jalaninya.

Hari ini, genap satu bulan Zalina tak bertemu Jovial. Bahkan melihat sosoknya secara sekilas atau dari kejauhan pun tidak.

Dua Minggu setelah kejadian di show room, Dhava dan Achan mengatakan bahwa Daddynya itu memang menjadi sering lembur.

Dan dua Minggu terakhir ini, Zalina mendapatkan kabar bahwa Pria itu memang sedang mengurus suatu hal di Jepang. Dhava bilang sih, ada sedikit masalah yang berkaitan dengan perusahaan kayu milik Pria itu.

Zalina tak bisa membohongi dirinya. Ia mengakui bahwa dirinya merindukan kehadiran Jovial.

Senyumannya, tawa renyahnya, bahkan nasihat nasihat yang sebenarnya sangat menyebalkan ketika masuk kedalam telinga.

Rasanya, seperti ada yang hilang saja. Tak bertemu dengan Pria itu membuat tawa Zalina semakin berkurang.

Perempuan itu bersyukur Chandra masih selalu membuatnya tertawa. Jika tidak, mungkin kehidupannya akan kembali lagi seperti dulu.

Saat dirinya belum mengenal keluarga Shankara ini.

  

  

  

  

  

"Mbak Lili baik deh"

Netra Zalina melirik bingung laki laki berumur 15 tahun yang sudah meletakkan kepalanya di bahu perempuan itu.

"Apa lagi kali ini?" Tanya Perempuan itu yang sudah paham, pasti anak ini ingin merepotkan dirinya lagi.

Namun begitu, Zalina sangat senang kok di repotkan oleh anak itu.

"Tapi Mbak Lili jangan marah yaaa" ucap anak itu, dengan wajah melasnya.

"Tergantung, tapi yang jelas Mbak kalo marah gak se-galak Daddy kamu kok"

Anak itu hanya menghela nafas panjang, lalu memberikan sebuah amplop putih pada Zalina.

Perempuan itu semakin bingung menatap lawan bicaranya. Kemudian membuka amplop itu dengan perlahan.

Setelah membaca isinya dengan seksama, 

Dug



Tiba tiba Zalina menegakkan tubuhnya, membuat kepala yang tengah bersandar di bahunya itu terjatuh ke sofa.

"Kamu di panggil BK lagi Chan?!?!"

Chandra ikut bangun menegakkan tubuhnya. Mata anak itu bergerak kesana kemari, tak tahu harus bagaimana menjelaskan pada Perempuan di sampingnya.

"Kali ini apa??? Kamu nonjok anak orang lagi??" cecar Zalina. 

Anak itu menggeleng cepat, "Oke. Achan jelasin semuanya. Tapi Mbak Lili gak boleh potong cerita Achan yaaa???"

S H A N K A R A  || JohnnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang