Sejak kemarin Haknyeon hanya diam. Sejak setelah ia dan Sunwoo diajak bicara bersama papa Kim.
Tidak, papa Kim tidak marah padanya atau membenci dia. Tapi ucapan Sunwoo yang membuatnya jadi seperti ini.
Kemarin Sunwoo memperkenalkan dirinya pada papa Kim sebagai pa—
"Haknyeon!" Haknyeon menoleh pada Changbin yang memanggilnya. Felix juga ikut menatapnya dengan tatapan bingung.
"Kenapa?" Tanya Haknyeon.
"Udah sampai." Jawab Felix. Haknyeon menatap luar kaca mobil, ternyata memang sudah sampai di apartemen lamanya. Lebih tepatnya apartemen yang San belikan untuknya. Dan ia akan melepasnya sekarang, mengembalikannya pada si pemilik.
"Aku temenin ya?" Tawar Felix.
"Gak usah, aku belum pindahan barang-barang kok. Kalian pulang aja, makasih ya tumpangannya." Haknyeon turun dari mobil.
Ia berjalan memasuki loby, matanya mematap sekitar. Sudah dua minggu ia tak berkunjung kemari. Haknyeon memasuki lift dan menekan angka tiga.
Ia keluar lift saat sudah berhenti di lantai tujuannya. Ia menyusuri lorong yang disinari lampu dengan terang.
Haknyeon menekan pin untuk membuka flatnya. Ada yang membuatnya terkejut saat ia masuk.
Si pemilik murni flat itu berlari ke arahnya dengan wajah yang menunjukkan bahwa harapannya terkabul.
San memeluknya dengan erat. Menyalurkan rasa rindu beberapa hari tak bertemu.
"I miss you so much, Haknyeon." Gumam San yang dapat di dengar Haknyeon. Ia mendorong pelan tubuh San agar menjauh darinya.
"San, now I'm just your ex—"
"Yeah, I see. You say if we can be close friend. And I miss you so much, my friend." San kembali memeluknya. Merasa lega San telah menerima keputusannya beberapa hari lalu, Haknyeon membalas pelukan San.
"Maaf, maafin semua kesalahan aku." San melepaskan pelukannya. Ia menatap Haknyeon dengan wajah bersalahnya.
"Dimaafin kok. Ah ya, kebetulan kamu disini jadi sekalian aja."
"Apa?"
"Flat ini kamu yang beli, jadi aku mau balikin ke pemilik sahnya. Lagi pula flat ini juga atas nama kamu."
"Gak! Terus kamu tinggal dimana?"
Benar. Haknyeon masih belum memikirkannya. Mungkin memang saat ini ia bisa tinggal bersama Sunwoo karena taruhan itu. Tapi saat sudah satu bulan nanti, apa hubungan mereka masih tetap terjalin? Tak ada yang tahu kan.
Bisa saja Haknyeon akan pergi meninggalkan Sunwoo di rumah mewah dan besar itu. Harusnya mulai dari sini ia memikirkan tempat tinggal untuk kedepannya.
"Kamu gak ada niat balik ke Hongkong kan?"
Ya, Hongkong. Otaknya berputar mengenai rencana-rencana di masa depan. Mungkin ia akan pergi ke Hongkong setelah masa taruhan itu selesai.
"Entahlah, San. Aku kesini buat balikin semua yang harusnya jadi milik kamu. Semua yang kamu beliin buat aku disini, aku balikin ke kamu. Tinggal sisa punya ku bakal aku bawa besok."
"Haknyeon—"
"San, all is done. Gak usah dipikirin lagi janji kamu ke mama ku."
-•-•-
"Kim Sunwoo!" Yang diteriaki buyar lamunannya. Sunwoo menatap Younghoon yang menatapnya kesal.
"Hah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bet || SUNHAK
Fiksi Penggemar"Kita taruhan! Kalau bener dia gak turn on dalam waktu tiga menit, lu jadi babu gue dan lakuin kegiatan ranjang empat kali dalam sebulan."-Kim Sunwoo "Gila lo anjing! Kalau gue yang bener dia bakal turn on dalam waktu tiga menit, jauhin gue!"-Ju Ha...