THE ROSE | 1. Stella Cadente

65 8 30
                                    


                                                (Peta Kerajaan dan negeri bagian Ardent)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                                                (Peta Kerajaan dan negeri bagian Ardent)



Satu sosok berlapis jubah hitam lusuh berdiri menjulang di tengah dataran tandus. Jubah tersebut membungkus tubuhnya dari atas kepala hingga terkumpul ke permukaan tanah, sesekali bagian bawah jubah bergerak lambat-lambat karena tiupan angin malam. Perawakannya jangkung dengan bahu sempit, serta punggung yang melengkung turun. Tubuhnya nampak seperti patung di tengah kesunyian sang kelam nan pekat.

Namun, malam ini begitu berbeda dari malam-malam sebelumnya, terasa kering dengan aroma berbahaya yang menguar liar. Bahkan bulan dan bintang di atas sana tengah bersembunyi di balik awan berjelaga. Membiarkan kegelapan sepenuhnya menguasai.

Didekat sosok tersebut—di atas permukaan tanah bersih tanpa kerikil, tergambar sebuah pola dari serbuk putih, membentuk dua lingkaran. Lingkaran luar mengungkung lingkaran yang lebih kecil dan pola lain tergambar di tengahnya. Sebuah tarikan garis yang saling terhubung satu sama lain, membentuk gambaran gemintang jatuh. Setiap sudut pertemuannya berdiri lilin-lilin besar dan satu lilin lain di tengah.

Bisikan-bisikan mulai terdengar, cepat tanpa jeda. Kalimat-kalimat berdesir di tengah kesunyian, gemanya mulai menyebar dan terasa menggetarkan. Suaranya terdengar tumpang tindih, muda dan tua. Beriak kasar bersamaan dengan embusan angin dingin berselaput kegelapan.

Selanjutnya, kesunyian datang kembali dengan begitu cepat. Menyelubungi malam menghalangi embusan angin dan suara lain untuk masuk. Sesaat. Namun, begitu mencekam hingga sesuatu mulai berpendar. Setiap garis di pola tersebut bercahaya jingga terbakar, sewarna fajar di langit. Pusaran angin terbentuk di sekitar sosok tersebut, berembus liar hingga menanggalkan tudung jubah, dan membebaskan rambut keperakan nan panjang.

Cahaya mulai terkumpul di tengah, menyala-nyala dengan ujung runcing yang menusuk ke atas, memecah selubung gelap dengan jarumnya yang terlihat baru ditempa di pembakaran. Dan ketika cahaya tersebut mulai tersibak, sesuatu yang lain muncul ke permukaan.

Kepala dengan helaian rambut segelap malam muncul, tergerak ke atas hingga setengah bagian badannya seolah meluap dari dalam kubangan cahaya. Rambut yang sepanjang bahu dengan helai-helai yang menjuntai ke depan wajahnya. Bagian sisi kepala menonjol keluar, memperlihatkan sepasang tanduk terpuntir yang meruncing di ujungnya.

Dua sayap hitam berada dibalik bahu sosok tersebut, terhiasi kerangka kelabu yang membentang di bagian dalam sayap, serta berbalut kulit yang sama hitamnya dengan kegelapan yang ikut terbawa. Dua cakar berada di sudut atas sayap, melengkung ke dalam dengan kuku-kuku seruncing duri pengerat rumput musim semi. Sayap tersebut merenggang lebar, meninggalkan angin kencang berbau kengerian.

Pakaian yang dikenakan koyak di beberapa bagian, warnanya lusuh selayaknya dipeluk oleh waktu ribuan tahun. Namun, kulit tubuhnya pucat dan seakan bersinar di tengah kegelapan malam, terlihat bersih tanpa noda. Serta rahang kokoh yang dipahat dengan belas kasih sang Tuan Agung. Amat rupawan dan terasa kuno.

The Rose And BetrayalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang