THE ROSE | 7. Affare

9 5 0
                                    


Aroma pahit dari perkamen yang telah tersimpan lama, berbaur dengan wangi rosella yang mengepul dari cangkir di meja samping. Beraroma pahit yang sedikit manis. Sekaligus diikuti bau apak yang tercium samar-samar.

Ini adalah pertama kalinya aku berada di dalam perpustakaan Tanah Musim Semi, bukan sembarang perpustakaan. Bukan juga perpustakaan umum yang ada di dalam manor, yang dapat dimasuki oleh siapa saja. Tempat ini merupakan perpustakaan bawah tanah yang hanya boleh dimasuki atas seijin penguasa Tanah Musim Semi dan juga penjaganya.

Beberapa saat lalu, kengerian menjalariku dengan begitu cepat, aromanya pahit dan hangus. Badanku meremang saat melewati lingkupan segel bercahaya biru di permukaan pintu ganda yang dijaga oleh para Yaghra. Sosok jangkung terbalut jubah hitam pudar dengan rantai besi yang melilit silang di depan dada, dan kemudian jatuh menjuntai di kedua sisi tubuh mereka. Tudung jubah menutupi keseluruhan wajah Yaghra dan hanya meninggalkan bayangan gelap nan pekat, seolah bagian tersebut hanyalah kekosongan yang kelam. Jari-jari mereka panjang, berbuku tiga yang sangat jauh dari kenormalan Peri. Mereka adalah kengerian yang pertama kali kulihat. Dan berharap yang terakhir kalinya.

Perpustakaan bawah tanah memiliki banyak kisah, entah mitos atau fakta. Namun, semua orang memercayainya, jika sesuatu yang kuno berada jauh di bagian terdalam ruangan ini. Tempat yang lebih terlarang dan tentu saja tempat yang jauh lebih mengerikan.

Pandanganku menelisik dengan perlahan, mengamati dinding yang terbuat dari tanah liat solid dengan salah satu sisi dipahat hingga membentuk ceruk lebar, bagian dalam ceruk diletakkan beberapa buku dengan rantai yang melilit. Mungkinkah bagian itu adalah tempat buku terlarang yang biasa Vallan bahas di kelas kami?

Setiap negeri di tanah Ardent menyimpan rahasia mereka masing-masing di dalam sebuah tempat atau benda yang akan disembunyikan dengan berbagai kuasa. Namun, rasanya seperti tidak mungkin ketika melihat kumpulan buku tersebut yang hanya menunjukkan kesan biasa, alih-alih luar biasa. Rantai yang mengelilingi tak ayal terlihat seperti aksesoris yang hanya digunakan untuk menarik minat siapa saja.

Pandanganku bergerak ke sisi dinding dengan lukisan mural yang menceritakan sejarah Ardent, gambaran yang sama kulihat saat pertama kali membuka buku bersampul matahari kuno yang Vallan berikan di pelajaran tempo hari. Dalam mural pertama, sebuah aliran berwarna terang tumpah membentuk layaknya air terjun yang berhulu di langit. Membawa ribuan malaikat yang dikenal sebagai Anghel, para malaikat terbuang. Di bawahnya, mahkluk fana menanti kedatangan mereka. Mengangkat kedua tangan dan menunggu berkat apa pun yang akan dibagi.

Mural bagian kedua berisikan kisah yang menunjukkan bagaimana mahkluk fana mendapatkan banyak pengetahuan hingga membuat sedikit perubahan pada diri mereka. Dan berakhir membentuk bangsa baru. Magya dengan keahlian membuat mantra, alih alih memiliki kuasa untuk dikendalikan, dan Chira adalah mereka yang pandai meramu tonik untuk penyembuhan.

Kemudian mural di sampingnya merupakan bagian dari kisah para malaikat yang akhirnya membangun kerajaan mereka dan memiliki keturunan dengan mahkluk fana bertangan kosong, tanpa keahlian atau pun kuasa. Garis keturuan tersebut kemudian dikenal sebagai bangsa Syrthio. Mural terus berlanjut dengan gambaran-gambaran bangsa Syrthio sebagai penguasa tanah Ardent, serta bergabungnya bangsa Algaine dan Taran. Seharusnya mural tersebut berakhir di sana, sama seperti yang tergambar di buku yang Vallan berikan.

Namun, terlihat satu bagian lagi yang terkesan sengaja untuk dirusak. Lukisannya memudar dengan cat yang saling tercampur satu sama lain, samar-samar menyisakan kenampakan pegunungan yang hampir menghilang. Apakah ada sesuatu yang tidak boleh diketahui orang lain?

Aku kembali mengalihkan perhatian ke depan, menatap punggung Ayah yang sedang menelisik salah satu rak buku di sisi kiri ruangan. Setelah kedatanganku pertama kali, seusai peperangan kecil di Tanah Musim Dingin. Perlu waktu seminggu untuk membuatku merasa lebih nyaman di dalam manor, permintaan Ayah untuk bertemu di hari-hari sebelumnya kutolak begitu saja. Hanya Reli yang kuijinkan untuk berkunjung ke bilik, begitu pun para pelayan, hanya menginjakkan kaki di depan pintu dengan troli berisikan makanan yang mereka tinggalkan begitu saja di bekas pijakan.

The Rose And BetrayalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang