Ep. 12 - Masih Mengejar

1.2K 169 9
                                    


Sehabis mengguyur diri dengan air segar dan berpakaian tidur lengkap, Neifa memilih duduk di kursi kerjanya. Membuka daftar karya dari beberapa penulis yang dibimbingnya. Sebagian progres menuju terbit cetak kalau dirata-ratakan masih ada di angka 50%. Cuma Audrey yang bakal cepat. Selain memikirkan perkembangan revisi naskah para penulis, dia juga harus memikirkan terkait konten promosi penjualan karya bareng penulisnya. Ya, itu juga jadi pekerjaan editor. Dia harus bekerja sama dengan penulis dan tim marketing tentang rencana konsep pemasaran. Sungguh benar menyita pikiran.

Ah ya. Neifa juga tidak boleh lupa dengan tenggat waktu yang diberikan oleh papanya itu untuk cari calon suami idaman. Ini lebih sulit dari pekerjaannya. Dia sudah kadung berjanji sama papanya itu dan tidak bisa mundur, karena dia terkenal dengan sifatnya yang konsisten dan memegang komitmen.

Naskah milik Iceborg mencuri perhatiannya saat baru saja dikeluarkan dari dalam tasnya. Apa iya ini punya Frizzy? Neifa semakin penasaran. Dibukanya kembali naskah itu dari halaman belakang. Mencari sinopsis keseluruhan yang sudah dilampirkan, Neifa langsung saja membacanya.

"Karya ini mengisahkan tentang seorang pria bernama Dave yang tiba-tiba saja diputusi oleh pacarnya bernama Cecilia. Diketahui Cecilia kabur menjelang hari pertunangan mereka yang tinggal 7 hari saja. Dave menerima pesan singkat dari calon tunangannya itu dengan kabar mengejutkan.

"Dave, maaf kita harus putus. Aku gak bisa bareng lagi sama kamu."

Karena satu baris kalimat yang menggantung, Dave memutuskan untuk mencari Cecilia di tempat kemungkinan perempuan itu berada. Namun setelah bertemu, Cecilia tidak pernah mengutarakan apa alasan yang sebenarnya mengapa mereka harus putus hubungan.

Dan .... "

Neifa terus melanjutkan membaca sinopsis milik Iceborg hingga titik terakhir. Sampai akhirnya dia lega bisa membaca semuanya. Rasanya ingin tertawa, karena dia benar-benar terlalu membuat kesimpulan dini. Kisah Dave dan Cecilia cukup menarik, hanya saja banyak typo bertebaran dimana-mana. Pantas saja Frizzy langsung menanyakan apakah karya itu akan cetak bulan depan. Sepertinya, Iceborg ini tipikal penulis pemula. Neifa jadi ingin mengenal penulis Iceborg ini. Nomor kontaknya sudah tertera di sana. Dia mungkin bakal menghubungi penulisnya besok setelah semua bab dibacanya.

Waktunya beristirahat ....

***

"Pagi, Nei! For you!"

Neifa yang baru saja tiba dan menaruh totebag di lemari meja kerjanya cuma bisa melongo melihat segelas cappucino panas di atas mejanya, ditambah senyuman manis lebar untuk mengawali harinya yang baru.

Sudah biasa, dia akan meringis kaku sampai giginya kering.

"Apa itu?" Neifa bingung harus merespon apa, dan malah itu yang keluar dari lisannya.

"Cappucino kesukaan kita berdua," ucap Frizzy tenang.

Mata Neifa berkedip-kedip. Ada apa sebenarnya dengan Frizzy? Mengapa Frizzy berbeda 180 derajat dari yang dia kenal dulu? Apa kepala pria ini pernah terbentur kepalanya? Atau karena .... Ah, Neifa tidak ingin menebak-nebak, apalagi perdebatan mereka kemarin sebenarnya masih menggantung, dan akan selalu menggantung, karena Neifa sengaja melakukannya demi menghindar dari pria itu.

"Diminum, ya?" ucap Frizzy. Suaranya yang agak serak lembut itu sedikit menggelikan di telinga Neifa. Frizzy pergi dari hadapan Neifa kembali ke mejanya sambil membawa gelas cappucino miliknya sendiri.

"Ya Allah, aku mimpi apa ini?" ucap Neifa pelan.

Pukul 9 tepat Neifa mengambil mukena dari dalam lemari penyimpanannya. Seperti biasa, jam itu dia akan pergi ke musola untuk menunaikan solat duha sebelum waktunya akan lebih sibuk. Berjalan ke arah tempat wudu, tidak sengaja ia melihat sosok Frizzy yang baru saja keluar dari tempat wudu khusus laki-laki. Keduanya bertemu pandang.

[END] Dikejar Mantan [Episode lengkap ada di FIZZO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang