Aphrodite and her enemy

519 84 3
                                    

Setelah mendarat di bandara International Soekarno-Hatta, Aphrodite dan Alisha tiba dengan selamat. Alisha terlihat sibuk menelpon supir mereka yang akan menjemputnya nanti, Aphrodite yang merasa kehausan mendapati starbucks dan ia akan membeli segelas coffe untuknya.

"Mom, Aphrodite ke starbucks dulu, ya?" Alisha menoleh dengan tersenyum, kemudian mengangguk menjawab pertanyaan anaknya itu, "Mommy, mau sekalian aku pesenin, ga?"

Setelah Alisha menolak, Aphrodite pergi ke sana sendirian. Suasananya tidak ramai, Aphrodite langsung memesan frappucinno berukuran Ventinya. Setelah siap ia berbalik dan ia ditabrak oleh sosok laki-laki yang lewat dengan tergesa, laki-laki itu terlihat sedang mengangkat teleponnya.

"Ck," Lelaki itu berdecak, bukannya meminta maaf malah main pergi gitu aja meninggalkan sebuah noda pada baju bagian depan milik Aphrodolite, ia tersadar dan langsung merapatkan cardigan miliknya.

"Apa susahnya sih berhenti sebentar untuk minta maaf dulu?" Aphrodite kesal. Bajunya jadi kotor akibat insiden tadi dan meninggalkan jejak yang sudah pasti jika ga segera dicuci ga bakalan hilang nodanya. "Mama marah ga yaa.."

Alisha yang melihat putrinya menekuk wajahnya tersadar karena pasti sesuatu yang ga baik menimpa malaikat kecilnya itu. Ia memperhatikan Aphrodite yang cemberut, tiba-tiba melintas sebuah pikiran bagaimana ia melihat raut wajah lucu puterinya yang lain. Alisha selalu merindukan gadis bungsunya.

"Anak mama kenapa nih, mukanya ditekuk?" Aphrodite yang langsung memeluk Alisha, mengeratkan pelukannya dalam pelukan hangat sang mama, "Lho kak, baju kamu basah, ya? Kamu tadi ke toilet?"

"Ngga gitu, Ma" Aphrodite menyelak, melepas pelukannya dan menatap mamanya dengan penuh kasih sayang dan dibalas juga oleh tatapan hangat sang mama, "Tadi ada yang tabrak Bitha, tapi dia langsung pergi gitu aja tanpa bilang apapun ke aku. Ma, baju aku kotor, maaf."

Aphrodite yang sedang menunduk, langsung mendongak ketika bahunya dipegang oleh Alisha. Merasa was-was, bisa saja mama marah padanya. "Gapapa, bukan salah kamu juga, sayang."

Aphroditw tersenyum, memeluk Alisha kembali sampai akhirnya intrupso dari ponsel mama berbunyi, rupanya pak Dirya sudah tiba.

*

"Baby, abis anter kamu ke rumah, mama ada urusan sama perusahaan buat tanda tanga kontrak baru. It's oke, if i leave you, dearest?"

Aphrodite mematikan musiknya, disaat ia sedang pusing karena perjalanan yang cukup jauh, tetapi mama malah ingin pergi lagi? Mamanya sungguh luar biasa. "Gapapa, Ma. Kayanya Bitha nanti turun si caffe deket simpangan aja deh, Mam. Masih ada 'kan? Bitha kangen banget sama hot chocolate disana."

Alisha hanya menangguk sebagai jawaban, kalau sudah keinginam Aphrodite, Alisha tidak bisa menolaknya. Ia hanya meminta kepada anaknya untuk selalu berhati-hati kepada siapapun. Karena hak jahat tidak pernah memandang umur dan fisik.

"Nanti kalau mau dijemput, bilang aja ke Pak Dirya, ya? Biar bisa jemput kamu dan kamu ga perlu naik ojek atau taksi. Mama takut kamu nyasar aja"

Aphrodite sangat tahu, mamanya ini terlalu peduli padanya, ia mengangguk dan mengecup pipi sang mama sekilas sebagai bentuk jawaban dari sederet pertanyaan tadi.  Gemas sekali.

Setelah sampai, Aphrodite memesan hot chocolate kesukaannya. Tanpa Aphrodite sadari jika lelaki yang berada disampingnya ini memperhatikan dia, baru setelah Aphrodite menoleh, lelaki itu malah berteriak heboh,

"KUMAN!

Hah?

Apa katanya tadi, kuman? Ga jelas.

Aphrodite terheran dan menoleh kebelakang yang jelas tidak ada siapa-siapa, jadi udah pasti lelaki ini berbicara kepadanya. Aphrodite menunjuk dirinya sendiri, " Aku? Kuman?"

"Iya, lo kuman!"

Gila. Aphrodite udah memastikan bahwa laki-laki ini gila. Lihat aka masa tiba-tiba dirinya dibilang kuman oleh seseorang yang ga dikenalnya, "Aneh!"

"Lo cewe yang dibandara itu, 'kan?" Lelaki itu menggebu-gebu, seakan Aphrodite memang sumber dari emosinya lelaki itu, "Kalo aja lo jalannya liat-liat, gue ga akan nabrak lo dan sepatu gue ga akan kotor kaya gini!" Lelaki itu menunjuk sepatunya.

Oke, jadi Aphrodite disalahkan? Padahal udah jelas tadi lelaki ini yang bilang jika dirinya yang menabrak Aphrodite.

"Terus, kamu mau apa?"

Lelaki itu diam, tampak berpikir dengan wajah sok serius, tapi sesekali memperhatikan Aphrodite yang baru ia sadari mengapa gadis di depannya ini begitu cantik?

"Oke!" Lelaki itu tersenyum, mengeluarkan ponselnya sambil menyodorkan benda itu kepada Aphrodite, "Ketik nomor lo, ada hal yang harus lu bantuin sebagai pengganti sepatu mahal gue yang kotor ini."

Aphrodite mengetikan nomernya dan mengembalikan ponselnya kepada lelaki itu walaupun sebelumnya ia sempat hampir tertawa karena melihat notifikasi dari ponsel lelaki ini,

"Udah aku ketik, sekarang aku mau pergi," Aphrodite mengambil pesanannya, berjalan yang ditatap lekat oleh si lelaki aneh itu, kemudian tiba-tiba Aphrodite berhenti dan memutar dirinya ke arah lelaki itu,


"Sampai jumpa kembali, Javier anak mami!"

WTF?!!




Javier Elnando Guanerre

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Javier Elnando Guanerre

My UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang