Chapter Three

1.3K 197 0
                                    

Waktu mobil Mark sampai di depan rumah Donghyuck, Donghyuck sudah siap di depan teras menunggunya dengan kepulan asap yang keluar dari bibir ranumnya. Donghyuck kemudian mulai beranjak berdiri untuk menghampiri mobil Mark dan berjalan menuju kursi penumpang, tapi Mark tiba-tiba saja keluar dari mobil mahalnya dan membanting pintu tersebut keras.

Mark keliatannya marah. Donghyuck menghela nafas panjang.

"Gua bilang apa soal rokok?" desis Mark marah.

"Lo kan bilang jangan bawa rokok kak," jawab Donghyuck mengingatkan. "Jadi ya gue ngerokok dulu."

Mark hanya bisa menatap Donghyuck dengan tatapan tidak percayanya. "Dengerin ya," mulai Mark, "Gua tau lo bisa dengan gampang lewatin hari ini."

"Gampang gimana?"

Mark memberi gestur tangan frustasi, "gampang buat pura-pura di depan orang rumah gue kalo lo anak baik-baik."

Donghyuck ketawa. "Tau dari mana lo kak?" tanya Donghyuck bercanda.

Donghyuck bisa jadi anak baik dan lucu kok buat dibawa main seharian—tanya aja Renjun. Itu adalah sifat aslinya yang terkubur dalam-dalam karena sifatnya yang dulu sudah ditutupi oleh rasa bencinya pada banyak Alpha.

"Gua tau lo bisa, jadi gua minta tolong jangan kacauin hari ini cuma karena lo bisa, oke?"

"Nggak bakal kak," respon Donghyuck sambil memutar bola matanya. "Lagipula, gue tau keluarga lo kok, mereka baik jadi gak mungkin juga gue ada keinginan buat nyolok mata mereka pake rokok-"

"Jesus Christ -"

"Tapi, kalo buat lo kak, beda." Lanjut Donghyuck sambil menyodorkan rokoknya yang sudah setengah habis itu ke arah Mark sebelum pria yang lebih tua mengambil rokok tersebut dan menjatuhkannya ke tanah lalu menyeret tangan Donghyuck ke kursi penumpang.

"Yang penting jangan bikin gua nyesel udah bawa lo ketemu ortu gua," ujar Mark sambil menggertakan giginya.

Ketika Mark melepaskan tangannya, Donghyuck hanya bisa mendengus kesal lalu bersandar sambil menatap keyring yang masih menggantung di mobil Mark. "Eh," ujar Donghyuck saat Mark duduk di sebelahnya, "Lo nyimpen keyring gue kak!"

Mark mengangguk, "Ya iyalah gua simpen."

Donghyuck sempet berpikiran kalau Mark bakalan langsung ngebuang keyring itu cepat-cepat ke tempat sampah waktu dia selesai nganterin Donghyuck kemarin, tapi ternyata disinilah keyring itu, masih tergantung manis di depan pandangannya. Donghyuck tersenyum ke arah Mark. "Ngaku aja kak, lo suka kan barang lucu gini."

"Gua udah bilang ke orang-orang kalo ini hadiah dari lo," jawab Mark menjelaskan, "lucunya, kebanyakan orang expect lo ngasih yang lebih aneh daripada ini."

Donghyuck ketawa saat Mark mulai menyalakan mobilnya dan keluar dari depan rumah Donghyuck, "Orang-orang tuh maksudnya siapa?"

"Temen-temen gua. Lo kenal kayaknya, Jaehyun sama Johnny."

Donghyuck mengangguk setuju. "Kok bisa mereka pikir gua bakal ngasih yang aneh-aneh?"

Tanpa menunggu lama, Mark menjawab enteng. "Mereka pikir lo nggak nganggep hubungan kita ini serius-serius amat. Mereka berdua taunya courting bagi lo itu candaan."

"Well sori deh kalo gue bukan penganut courting itu cuma sekali seumur idup."

"Banyak orang nganggep courting sakral."

"Uh? Siapa? Orang-orang kayak lo?" tanya Donghyuck menatap Mark kesal. "Sekarang aja kita kan lagi pura-pura courting."

"Hal-hal kayak gini gua emang gak tertarik," jawab Mark, nadanya yang tadi tegas tiba-tiba berubah jadi halus. "Tapi bukan berarti gue gak ngehormatin kode etik courting."

Enchanted | MARHYUCK AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang