"Gimana rasanya dibenci sama orang banyak?" Yeri mucul sambil bawain iced coffee buat Donghyuck. Wajahnya seperti mengatakan apa gue bilang setiap kali Donghyuck punya Alpha baru, padahal Yeri gak pernah bilang apa-apa ke Donghyuck. Pokoknya itu udah jadi setting defaultnya dia—selalu berasumsi bahwa dirinya benar.
"Biasa aja, lo kan lebih master daripada gue," ujar Donghyuck mengingatkan, dan Yeri menganggukan kepalanya seperti mengatakan bener juga.
"Lucu aja kita ngambil tempat di otak orang-orang sampe dipikirin gitu." Jawab Yeri sambil ngambil lipstick di tasnya.
Seperti sekarang pasti kakaknya Mark lagi siapin makanan mewah di restorannya sambil membayangkan muka Donghyuck, dipikirin terus tuh kayak Donghyuck seorang Omega yang bisa memangsa Alphanya. Padahal Donghyuck sendiri sekarang cuman lagi duduk cantik dibawah sinar matahari di depan area kampus sambil nunggu Mark datang jemput.
"Nggak lucu juga sih gimana kakaknya bakalan nasehatin kak Mark terus menerus tentang eksistensi gue, tapi ya," Ujar Donghyuck mengedikan bahunya. "kak Mark kayaknya gak dengerin omongan dia, jadi terserah deh."
Yeri memandang Donghyuck aneh, seperti ada sesuatu diwajahnya. "Sejak kapan lo peduli soal gituan?"
"Soal apaan?"
"Lo beneran suka dia?"
"Hah, enggak anjir. Dia tuh lucu," jawab Donghyuck sambil ketawa. "Dia ngurus banget mobilnya, lucu."
Yeri masih dengan muka penasarannya cuman melanjutkan. "Gue selalu mikir semakin bertambahnya umur lo, lo bakalan berhenti, dan sadar kalau menikah itu bukan akhir dari hidup lo."
Donghyuck yang daritadi duduk bersandar tiba-tiba saja membenarkan letak duduknya lalu menatap Yeri face to face, wajahnya serius. "Gue gak mau nikah."
Yeri memiringkan kepalanya sebagai respon. "Lo bukan anak SMA lagi."
Sudut mata Donghyuck melihat mobil Mark sampai di depan area kampus membuatnya bernafas lega bisa melewati pembicaraan ini. Donghyuck buru-buru berdiri dan masukin semua barang-barangnya yang berserakan dimeja ke tasnya. Tapi Yeri masih saja mengeluarkan suaranya. "Lo bukan seseorang yang bisa hidup kesepian, oke? Lo selalu pikir main-main sama Alpha itu lucu, tapi gue tau lo lebih baik daripada ini!"
Donghyuck memberi lambaian tangannya ke Yeri sebagai respon perkataannya lalu berjalan ke arah mobil Mark.
Waktu pintu mobil mahal tersebut terbuka, Mark dengan cepat mengambil kopi di tangan Donghyuck dan menaruhnya di cupholders, mengerutkan dahinya marah jika Donghyuck berani menumpahkan minuman ke dalam mobilnya. "Apa?" tanya Donghyuck menaikan alisnya sambil menutup pintu. "Mobilnya beda nih, takut minuman gue ngotorin interiornya ya?"
Tidak merespon perkataan Donghyuck, Mark memilih untuk mengeluarkan dompetnya lalu mengambil sebuah kartu nama. "Ini, buat lo."
Donghyuck meneliti sebuah kartu nama ditangannya. "Service kunci?" jawab Donghyuck mengejek lalu menyodorkan kartu nama itu di depan wajah Mark.
"Kemarin waktu gua kerumah lo, pintunya gak dikunci, kayaknya rusak. Ganti aja jadi pake password," jawab Mark sebelum Donghyuck mengejeknya aneh. "tinggal telpon aja bilang nama gua, nanti mereka dateng benerin."
"Oh, gue gak sadar kak," respon Donghyuck menaruh kartu nama tersebut di dalam backpacknya lalu kemudian berencana mengambil kopinya, tapi hal itu dihentikan dengan tangan Mark, ia menggelengkan kepalanya. Sepertinya kopi Donghyuck harus menunggu sampai ia keluar dari mobil ini. "Lagipula ada bokap gue ini, siapa juga yang mau nyuri barang dirumah gue."
"Ayah lo gak setiap saat ada dirumah."
"Ada semprotan lada dirumah gue, gue juga pernah taekwondo, gue tau cara ngehadepin Alpha."
Mark sama sekali gak keliatan percaya akan perkataan Donghyuck. "Udah benerin aja kuncinya supaya gue gak kaget kalo liat ada Omega yang diserang di dalam rumah cuma karna kunci pintu rumahnya rusak."
Akhirnya, Mark menyalakan mobilnya dan lalu keluar dari area kampus. Donghyuck menyadari kalau mereka punya kebiasaan melakukan hal itu, duduk di dalam mobil sebentar lalu mengobrol di area parkir, bahkan Yeri masih melihat mereka sambil menyesap lattenya. "Gue juga punya sesuatu buat lo kak."
Mark melirik Donghyuck yang sedang meraih sesuatu dari backpacknya. Donghyuck kemudian mengeluarkan sebuah travel pack berisikan sendok garpu dan sumpit lengkap sambil ngomong ta-da! "Nih buat lo yang gatau kapan nanti nyobain masakan gue." Ujar Donghyuck sambil ketawa becanda
Mark nerima hadiah yang diberikan oleh Donghyuck saat mereka mampir di lampu merah, Donghyuck tidak mengharapkan apapun dari perkataannya tadi, tapi ternyata Mark memberinya respon yang mengejutkan. "Kapan-kapan main aja ke apartemen gua, terus masak."
Pergi ke apartemen Mark, dimana mereka bakalan cuman berduaan sepertinya membuat akting mereka menjauh dari script yang sudah direncanakan. Melenceng jauh banget.
Tapi Donghyuck pengen..
Dirinya ingin melihat apartemen Mark, dan melihatnya makan masakan Donghyuck menggunakan hadiah yang diberikan olehnya sambil ngobrol.
"Boleh deh kak, kapan-kapan main."
Mark tersenyum padanya. Untuk beberapa saat, Donghyuck harus mengingat perkataan Renjun yang sudah tertanam di dalam otaknya.
Jangan sampai jatuh cinta sama Alpha
**
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted | MARHYUCK AU
Roman d'amour"Yang penting jangan sampe lo malah jatuh cinta sama gue kak."