Donghyuck mendengar helaan nafas lelah dari sang ayah saat dirinya menaiki tangga, terus pasti tangannya lagi disematkan di pinggangnya sambil berpikir gimana anaknya tuh bisa berhubungan sama Mark lagi, tapi Donghyuck gak peduli. Donghyuck membanting pintu kamarnya kencang lalu berjalan mondar mandir selama beberapa kali di dalam, pikirannya mulai kalut, jari jari tangannya melipat satu sama lain dengan panik.
Biasanya, orang tua dari para Omega memiliki hak veto yang cukup kuat. Jadi walaupun ayah Donghyuck mengatakan 'ya' untuk acara courting mereka dulu, dan sekarang Mark mencoba mendapatkan Donghyuck kembali, ayahnya tetap bisa mengatakan tidak dengan alasan sang Alpha tak bisa menjaga Omeganya dengan baik. Donghyuck hanya bisa bilang pada sang ayah kalau dirinya tak akan bisa memaafkan dan melupakannya, tapi sang ayah tetap tak akan peduli.
Donghyuck mengeluarkan ponsel dari dalam celananya sambil membaringkan tubuhnya di atas kasur, men-scrolling kontak yang ada di ponselnya. Jujur saja, walaupun Donghyuck sudah mengganti nomornya, nomor Mark tak pernah ia hapus dari ponselnya - jadi Mark masih ada disana, Donghyuck menekan tombol hijau yang ada di sebelah nomor itu.
Ini bakalan jadi pertama kali mereka berbicara tepat setelah Donghyuck menumpahkan boba ke wajah Mark di gang waktu itu, tapi Donghyuck gak kepikiran sama sekali kalo obrolan mereka akan awkward. Lagipula buat apa canggung, yang harus mereka obrolin kan banyak.
Mark menjawab, suaranya ragu seperti kebanyakan orang yang kedapatan nomor tak dikenal menelepon, tanpa basa-basi Donghyuck merespon, "Ayah gue benci lo kak,"
Ada jeda lama disana sampai Mark bilang,
"Donghyuck?"
"Iya, Donghyuck, siapa lagi!"
"Ayah kamu kenapa? Gimana?" Ujar Mark terbata-bata masih tak menyangka Donghyuck akan meneleponnya- pake bahasa aku kamu lagi.
"Maksudnya, dia benci kamu. Benci banget, he's literally throwing your cupcakes waktu aku belom nyobain sama sekali! Terus kalo kamu dateng kerumah mungkin gak ragu-ragu bakal langsung dia usir sambil bawa bawa pentungan satpam! Jadi- jangan kesini!"
Dari sudut sana, Donghyuck dapat mendengar helaan nafas Mark. "Sekarang semua orang lagi benci sama aku," jawab Mark membuat Donghyuck memutar bola matanya.
"Lagian salah siapa coba?"
"Salah kita."
Donghyuck baru aja mau buka suara buat memulai argumen, tapi ia tau banget kalo disini tuh emang mereka salah dua duanya.
"Ayah kamu ngebuang cupcakenya?"
"Iya," Jawab Donghyuck sambil mainin gulingnga. "Dia kurang lebih ngelarang aku buat ketemu kamu. Dia udah ngecap kamu cuman pengen having sex sama omega terus ditinggalin, padahal-"
"Iya, gak apa-apa. It's fair," Ujar Mark setuju, walaupun ada sedikit nada kemarahan disana.
"Maksud aku tuh, dia gak bakalan ngebiarin kamu courting sama aku lagi, jadi gatau- aku gatau..."
"Kalau dari kamunya, kamu ngebolehin aku court kamu lagi?"
Muka Donghyuck tiba-tiba jadi panas, pipinya muncul blushing pink lucu. "Aku... ya aku sih boleh. Terserah lah."
"Hadiah yang aku kasih ke kamu, kamu suka?" Donghyuck dapat mendengar sebuah senyuman yang terpatri di bibir Mark dan itu membuatnya semakin malu.
"Bunganya bagus. Tapi, aku gatau cara ngerawatnya jadi mereka udah mati cepet banget."
"Aku bisa beliin lagi, kalo kamu mau."
Donghyuck pengen mukul guling-guling yang ada di depannya ini aja, Donghyuck ingin meledak rasanya. "I-Iya boleh. Aku mau."
"Tentang ayah kamu, aku aja yang urus," ujar Mark, suaranya serius. "It's my job. Aku yang bakal ngomong sama dia."
"Your job." ulang Donghyuck.
"Iya, kalau mau perbaikin ini semua. Aku harus ketemu ayahmu dulu. Lebih...pantes."
"Ogitu ya, jadi Mark yang mau dateng bakalan beda nih sama Mark yang dulu dateng buat fake courting."
"Well, bedalah. Aku gak bakal lepasin kamu kali ini."
Lagi-lagi rasanya Donghyuck pengen memukul sesuatu. Tapi gajadi, dia cuman nelungkupin wajahnya ke arah bantal. "Oke kalau gitu good luck! Soalnya aku gak pernah liat ayah sebegini marahnya sampe-sampe akunya sendiri gatau harus gimana, so!!"
"Ayah kamu cuma lagi jadi ayah yang baik buat kamu," jawab Mark. "Kamu anak satu-satunya, omega pula, jadi ya - aku ngerti. Tahun ini aku juga sering jadi Alpha yang gak baik buat orang-orang."
"Umm, pokoknya hati-hati aja. Kalau ada helm motor dirumah jangan lupa dipake. Aku takut kepala kamu benjol nanti gak ganteng lagi."
Mark ketawa kenceng. "Iya urusan aku itu mah nanti. Aku boleh nggak..." ujarnya sedikit ragu sambil berdeham sedikit. "Boleh nggak aku simpen nomor kamu di hapeku?"
Donghyuck tersenyum. "Iya, kak Mark. Boleh kok."
**
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted | MARHYUCK AU
Romance"Yang penting jangan sampe lo malah jatuh cinta sama gue kak."