Chapter Six

1.2K 192 12
                                    

Setelah sebulan lamanya mereka "dating", Donghyuck dan Mark akhirnya memiliki sebuah 'rutinitas'. Setiap pagi Donghyuck punya kelas, Mark pasti akan menjemputnya dan menunggu di depan rumah Donghyuck, sekitar sepuluh menitan, sedangkan Donghyuck lari-lari di dalem rumah buat masukin keperluan kuliahnya ke tas sambil menggigit rotinya, dan menuang kopi panas kedalam botol minumnya, seringkali hal tersebut membakar jari-jari kurusnya. Setelah semua beres, ia akan berlalu kecil menuju mobil Mark.

Setiap Donghyuck memiliki kelas yang sama dengan Renjun, mereka pasti duduk bersebelahan, ketika sang dosen memulai pelajarannya, Renjun akan melirik ke arah Donghyuck sambil mengerutkan hidungnya jijik seperti ia bisa mencium bau Mark melekat di tubuhnya, "Nggak suka bau omega lo kecampur sama tu orang," pasti itu selalu jawaban yang diberikan Renjun ketika Donghyuck tanya kenapa muka dia tiap pagi asem banget.

Renjun bukanlah fans nomor satu dari pertunjukan yang Donghyuck dan Mark berikan. Untuk minggu pertama, Renjun masih kalem dan ngebawa semua sebagai candaan, tapi kemudian dirinya gelisah juga akan fakta Donghyuck dan Mark sering banget ngabisin waktu bersama, tanpa cerita detail tentang kegiatan apa aja yang mereka lakuin, terus Renjun juga sebel karena Donghyuck sebel kalau sahabatnya itu sebel- jadi sekarang, Renjun cuma bisa ngasih pandangan tajamnya setiap Mark muncul.

Renjun nggak salah juga sih. Donghyuck seperti melupakan keberadaan Renjun setelah kelas selesai. Donghyuck menghabiskan waktu luangnya di apartemen Mark, nggak ngapa-ngapain sih, cuma ngobrol sambil makan-makanan yang dimasakin oleh Donghyuck. Beberapa hari kemarin juga mereka abis tukeran hadiah courting lagi, Mark ngebeliin Donghyuck korek api yang gambarnya bisa custom, dan sebaliknya Donghyuck beliin pick gitar yang gambarnya juga custom.

Kayaknya Renjun masuk ke golongan beberapa orang yang gak suka liat Donghyuck dan Mark jadian. Sisanya, banyak banget yang suka liat mereka jalan bersama. Kadang saat mereka lagi keluar bareng, Donghyuck bakal ngedapetin beberapa orang mandangin mereka lama- bukan pandangan nge judge, apalagi waktu tangan Mark menjulur untuk memegang jari-jari Donghyuck, orang-orang yang ngeliat pasti senyum sampe-sampe ada rumor kalau Mark udah beli cincin buat Donghyuck. Yang muda cuman bisa ketawa kenceng waktu itu.

Sekarang, ada perasaan aneh saat Donghyuck mendengar hal tesebut. Mark gak akan pernah beliin Donghyuck cincin. Mikirin itu entah kenapa Donghyuck jadi sedih.

Ujian akhir semester udah berakhir dan Donghyuck ngambil lebih banyak shift di bowling center sedangkan Mark meminta maaf lalu bilang kalau dirinya gak bisa sering-sering jadi supir Donghyuck soalnya restoran punya dia lagi rame-ramenya kalau summer datang, tapi entah kenapa setiap restoran punya Mark tutup jam satu malam, mereka pasti nyempet-nyempetin jalan-jalan ngelilingin kota sambil dengerin radio. Kadang mereka juga duduk diam lama di parkiran McDonalds jam 2 malem. Semua ini bikin Donghyuck mikir...

Aneh banget. Aneh dimana Mark kurang lebih bakal ngelakuin apa aja yang Donghyuck suruh walaupun dibarengi dengan hembusan nafas kesal, aneh dimana Donghyuck ngabisin waktu sering banget sampe Renjun sebel, dan aneh saat Donghyuck menyadari mereka gak pernah ngata-ngatain satu sama lain lagi, padahal satu bulan yang lalu Donghyuck yakin kalau mereka ini saling membenci.

Sekarang, Donghyuck nggak tau apa yang harus dikatakannya. Semuanya aneh dan Donghyuck terlalu takut untuk ngambil waktu dan berpikir kenapa, atau bagaimana, atau apa yang sedang terjadi di pikirannya- jadi ya kurang lebih, Donghyuck cuekin masalah itu dan berharap masalahnya bisa teratasi dengan seiring berjalannya waktu.

Tapi waktu berkata lain, tentu saja, karena jika sebuah masalah terlalu lama dicuekin, it wiil get worse.

**

"Nggak suka yang itu kak," ujar Donghyuck pada Mark saat lelaki itu menyuruhnya untuk memilih sepasang sepatu yang ada di mall.

Mark menghela nafas berat. "Kayaknya lo gak suka semua sepatu yang ada disini."

Donghyuck menunjukan sepatu yang sedang dipakainya lalu berkata, "Ini kan masih bisa dipake."

"Udah jelek," jawab Mark untuk kesekian kalinya menggunakan kata 'jelek'.

"Tapi ini nyaman."

"Udah berapa lama pake itu sepatu?"

Donghyuck natap lagi kebawah lalu mengangkat bahunya acuh. "Baru setahun kayaknya,"

Mark mengusap wajahnya kasar. "Yaudah beli yang bentuknya sama aja-"

"Nggak bisa kak tetep aja nggak bakalan nyaman selama beberapa bulan kedepan."

"Yaudah, fine," jawab Mark frustrasi lalu menarik tangan Donghyuck untuk menjauh dari toko, "tapi kalau yang ini udah rusak, kayaknya bentar lagi juga rusak, lo bilang gua."

"Iya, iya, iya," Donghyuck memutar bola matanya dan pasrah aja tangannya ditarik keluar dari mall. Mereka berjalan menuju parkiran mobil, setelah beberapa kali jalan bareng, Donghyuck mulai merasa nyaman saat kepalanya kena bahu Mark atau tangannya yang di genggam lama oleh si pemuda yang lebih tua. It's nice, rasanya relax aja bagi Donghyuck berada di dekat seorang Alpha.

Saat Mark mengeluarkan kunci mobilnya, Donghyuck mendengar seseorang memanggil namanya dari belakang, jadi ia menoleh untuk melihat siapa itu.

Kang Hyunbin bejalan di belakang mereka sambil menggunakan kacamata hitam dan seringaian tinggi diwajahnya, pasti ada maunya nih orang. Dia nggak hanya dateng untuk nyapa sedikit dan ngobrol, dia dateng pasti buat jadi cowo brengsek.

"Hey slut, kirain kalian cuma bercanda."

Hyunbin mantan Donghyuck selalu memiliki pandangan mata kejam seperti tidak terima dulu sudah diputusin Donghyuck.

"Kayak nggak ada yang lain aja, Mark."

Donghyuck cuman bisa menunduk, bingung mau ngomong apa. Setengah badannya udah narik Mark buat masuk ke dalem mobil, tapi Hyunbin masih belom berhenti bicara, "Bisa dapetin yang lebih baik lagi loh, ngapain pake yang udah bekas-"

Perkataan Hyunbin terpotong oleh pukulan keras yang dilayangkan oleh Mark, Donghyuck yang terkejut karena Mark sudah tidak berada di sebelahnya hanya bisa menganga.

"Fuck" ujar Hyunbin.

"Itu bukan urusan lo," jawab Mark meraih kerah baju Hyunbin, Donghyuck yang sadar jika Mark tidak akan berhenti langsung maju dan memeluk pinggang Mark, menariknya menuju mobil. "Gue nggak mau kalian berantem di parkiran Lotte mall! Coba belajar buat nutup mulut lo Hyunbin!" teriak Donghyuck saat Hyunbin hanya bisa pegangin mukanya yang udah biru lalu pergi menjauh dari mereka. Detik berikutnya Donghyuck membuka pintu mobil dan mendorong Mark masuk.

"Gue gak habis pikir lo sampe mukul dia kak," ujar Donghyuck tidak percaya.

"Orang kayak gitu butuh dipukul seenggaknya dua kali dalam setahun supaya gak jadi serial killer," jawab Mark.

Mark diem aja selama beberapa menit, sampai Donghyuck tiba-tiba nggak ngefilter omongannya lalu bilang "Gue benci banget sama Hyunbin, dia marah karena gue gak pernah ngasih ketertarikan gue waktu dia ngajak courting."

Karena Mark nggak ngerespon apa-apa, Donghyuck lanjutin perkataannya "sekarang kayaknya dia tambah gak suka karena kita pacaran." Dengan cepat, Donghyuck membenarkan. "Boongan. Pacaran boongan."

Tetep aja, Mark diem. Setelah beberapa menit, Donghyuck nyerah juga, yaudah terserah deh mau ngapain. Sampai akhirnya Mark ngomong "Pulang ke apartemen gua dulu, kemarin sweater lo ketinggalan."

"Iya." respon Donghyuck kecil.

**

pls leave some comment and see you next chap

Enchanted | MARHYUCK AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang