"Relax aja dong," ujar Mark sambil berdiri dari tempat duduknya. Tangan kanannya sekarang meraih tangan Donghyuck dan lalu menggengamnya dengan erat.
Suara mesin mobil sang ayah terdengar, pintu mobil yang tertutup menandakan ayahnya telah turun dan melihat Mark di depan rumahnya.
Donghyuck semakin panik, rasanya seperti sedang menunggu seseorang yang akan mencongkel kedua matanya saat ini juga.
Mark dan ayah Donghyuck melakukan sebuah eye contact, pandangannya sama sekali tidak ramah. Ayah Donghyuck kelihatannya terlihat sangat ingin memukul wajah Mark, tapi Mark tidak memberi reaksi apapun.
"Donghyuck, masuk kedalam." Ujar sang ayah saat tiba di depan mereka berdua.
Ngeri banget, ayahnya gak pernah ngomong sedingin ini sebelumnya- beneran. "Pentungan satpam ayah siniin dulu, ada dimana? Di mobil ya yah?" Jawab Donghyuck sambil menempatkan tubuhnya yang kecil di depan tubuh Mark. Dirinya tahu sang ayah selalu membawa pentungan kesayangannya kemanapun di dalam mobilnya.
"Ayah gak bakal mukulin dia," ayah Donghyuck mengatakannya seperti itu adalah hal paling konyol yang bakal ia lakuin.
Mark meraih tangan Donghyuck sekali lagi, menariknya sedikit ke arah pintu rumah untuk menyuruhnya masuk kedalam. "Aku mau ngomong dulu sama ayah kamu," bisik Mark.
Donghyuck hanya bisa menatap tajam pada mereka berdua, ia lalu membuka pintu depan rumahnya dan masuk ke dalam. Tanpa berusaha mencoba curi dengar, Donghyuck lebih memutuskan mengintip lewat jendela.
Ayahnya sekarang berdiri di depan teras, dekat jendela dimana Donghyuck mengintip. Sang ayah langsung memberinya gestur 'pergi sana,'.
Sambil mengerucutkan bibirnya, Donghyuck akhirnya duduk di sofa sambil menyalakan tv, menyerah untuk mengintip.
Ada dua hal yang bakal terjadi, pertama, ayah Donghyuck akan berkata dengan tegas Saya gak bakal ijinin kamu buat court anak saya lagi, please just leave, dan Mark tak akan punya pilihan lain lagi selain pergi dari rumahnya dan tak akan diijinkan datang kembali. Atau yang kedua, mereka benar-benar akan saling baku hantam dan Donghyuck mau tidak mau harus menelepon polisi untuk memisahkan mereka. Well, itu bakalan lucu sekaligus menyeramkan.
Ada sekitar sepuluh menit Donghyuck menunggu sambil menggigit jarinya sampai pintu depan tiba-tiba terbuka dan menunjukan sang ayah, ia melihat Donghyuck duduk di depan ruang tv lalu memberi gestur untuk menyuruhnya keluar, "Udah sana, dia nungguin tuh."
Donghyuck berdiri cepat, "Serius?" tanyanya dan sang ayah mengangguk. Mukanya masih terlihat kesal sih, bibirnya menutup rapat, tapi ia memberi gestur itu lagi, dan Donghyuck tanpa banyak berpikir langsung menuju pintu yang tadi masih terbuka.
Mark masih berdiri di terasnya dengan tangan terlipat di depan dada, dan ketika Donghyuck mulai berjalan ke arahnya, tangannya terbuka kembali untuk menyambut Donghyuck ke dalam pelukannya. "Aku kira ayah beneran bakal mukul kamu kak."
Mark tertawa, "Ayah kamu tuh nggak selalu seperti apa yang kamu pikirin."
Tanpa disadari, ternyata ayah Donghyuck berada disana juga memperhatikan, tangannya menyentuh bahu Donghyuck untuk mencoba melepaskan sang anak dari pelukan Mark. Saat Mark dengan pasrah melepas Donghyuck, dirinya langsung disambut oleh tatapan tajam sang ayah.
"Saya gak mau denger Donghyuck disakitin lagi," ujarnya sangat serius, dan Mark mengangguk mengerti. "Sekali aja Donghyuck pulang dan laporan sama saya tentang kamu yang macam-macam. Saya akan bikin kamu menyesal." Perkataan terakhir itu membuat Donghyuck memutar bola matanya.
"Udah gitu aja, kalian berdua," ujar sang ayah lagi sambil berjalan masuk ke dalam rumah. "Terserah mau ngapain. Ayah di dalam ya Donghyuck."
"Oke, bye ayah!" jawab Donghyuck mengecup pipi ayahnya lalu menutup pintu kemudian berjalan ke Mark. "Kamu ngomong apa kak? Cerita!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted | MARHYUCK AU
Romans"Yang penting jangan sampe lo malah jatuh cinta sama gue kak."