GD; 5

551 152 10
                                    

Hai salam kenal untuk kalian yang baru tau cerita ini ☺️ dan apa kabar Pasukan Gemoy yang udah ikutin dari cerita SADAVIR?

Terima kasih sudah membaca sampai di GD 5 ini dan sabar menunggu aku update karena jujur menulis cerita series #pascalword ini untuk melatih terus menulis dan juga hiburan aku dari tugas sekolah dan urusan organisasi hehe 🙃

Jadi, semoga kalian juga enjoy yaa nikmatin ceritanyaa meskipun nggak sebanyak cerita utamanyaa 😚

Komen gemoy sama bintangnyaa biar makin seruu 😉

Putar lagunya juga biar makin uwu

SELAMAT MEMBACA!
ENJOY!

GD ; 5

Hari operasi pun tiba. Cowok dengan pakaian khas operasi itu mengembuskan napas beratnya sesaat sebelum melangkah masuk ke dalam ruang operasi dimana para suster dan pasien sudah menunggunya.

Dokter Anestesi pun sudah siap dengan mesin anestesi di belakangnya. Para suster juga mulai menyiapkan keperluan operasi di tempat tersebut.

Gery berjalan mendekati Karaysa yang selalu menampilkan senyum cerianya. Bola matanya yang selalu berbinar itu mengingatkannya pada Diandra yang memiliki binar mata yang hampir sama.

Tidak terlihat ketakutan sama sekali pada gadis kecil cantik itu membuat hati Gery kembali bergetar.

"Sudah siap sayang?" tanya Gery lembut yang diangguki Karaysa.

"Siap, Dok!" jawab Karaysa seperti orang sehat pada umumnya.

"I promise to heal you," ujar Gery kepada Karaysa.

Karaysa menganggukkan kepalanya tanpa ragu. "I believe, Dokter."

Setelah obrolan singkat antara Gery dan Karaysa, seorang Dokter Anestesi mengambil alih untuk memberikan bius terlebih dahulu kepada Karaysa sebelum operasi dijalankan. Perlahan kedua mata Karaysa tertutup dan tertidur dengan nyaman di atas tempat tidur operasi.

"Saya Alkautzar Gery Caesar, dokter yang akan bertanggung jawab dan juga memimpin jalannya operasi hari ini. Operasi pasien Karaysa Jasmin Adijaya saya mulai," ujar Gery sebagai dokter.

Tidak ada aura humoris atau pun sisi mantan anggota geng yang terlihat dari cowok itu. Dia kini sudah tumbuh menjadi seorang lelaki dewasa dengan jas putih bergelar dokter bedah umum dimana kini ada satu nyawa dari gadis kecil yang sedang berusaha ia selamatkan dengan kemampuannya selama ini.

Semua orang di rumah sakit tahu betul kehebatan Gery dalam mengoperasi. Sangat jarang bahkan hampir tidak pernah ada operasi yang gagal cowok itu tangani kecuali jika ia bukan dokter utama dalam operasi yang dijalani tersebut.

Banyak penghargaan yang telah diterima menunjukkan betapa berprestasinya Alkautzar Gery Caesar.

Namun, apakah kini semua gelar dan julukan emas yang diberikan kepadanya akan berakhir ketika suara monitor tiba-tiba berbunyi nyaring mengisi ketenangan ruang operasi yang seketika berubah menjadi tegang ketika operasi sudah hampir selesai dilakukan.

"Detak jantungnya melemah dan saturasi napas pasien rendah, Dok," ujar seorang suster yang membantu.

Gery meletakkan alat bedahnya dan langsung mendekati Karaysa. "Pompa terus oksigennya dan siapkan AED sekarang," perintah Gery.

"Siap, Dok!"

Gery menekan dada Karaysa dengan keringat yang mulai bercucuran. Dalam benaknya ia terus merapalkan doa dan berharap keajaiban datang dengan mengembalikan detak jantung Karaysa. Gery yakin betul tidak ada yang salah dalam operasi ini, ia juga tidak salah memotong atau menjahit bagian pendarahan.

PRECIOUS #pascalwordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang