GD; 10

402 120 22
                                    

Jadi, di tahun berapa kalian baca cerita ini? 2021 or 2022? 😙

Sudah siap?

Anyways aku mau kasih informasi buat kalian di akhir cerita, jadi jangan langsung di skip okay?

Yuk!!
Tahun Baru komen gemoy sama bintangnya yang ssmangatt biar makin seruu 😉

SELAMAT MEMBACA!
ENJOY!

GD; 10

Entah waktu atau keadaan hingga akhirnya semesta memisahkan kita...

Melepaskanmu

Bukan mudah bagiku untuk melalui semua ini

Pabila kenangan kita mengusik jiwa dan hati

Kala malam tidurku tak lena mengenangkanmu

Ku coba pertahankan...

Suara merdu sepuluh cowok tampan itu terdengar mengisi kekosongan malam ini atau bisa dibilang malam perpisahan untuk Gery bersama sahabat-sahabatnya sebelum cowok itu berangkat ke Jerman besok pagi.

Air mata pun nyatanya lolos dari pelupuk mata cowok humoris tersebut ketika lirik lagu sampai dibagian kalimat terakhir.

Otaknya sedari tadi tak berhenti berputar bertanya mengapa saat ia akan pergi untuk meraih salah satu cita-citanya justru hubungannya lah yang berada di ujung tanduk?

"Seumur-umur gue sahabatan sama lo baru kali ini gue lihat lo nangis, Ger," ujar Gibran yang memang paling dekat dengan Gery.

Ketika seseorang dalam lingkungan kalian yang sering memecahkan suasana dan membuat tertawa tiba-tiba menjadi diam atau bahkan menangis, percayalah ia adalah sosok paling kuat dibalik topeng kebahagiaannya selama ini.

"Lebih baik lo selesaiin sekarang, kalau lo mau cerita lo cerita aja. Besok lo udah nggak disini lagi, Man," kata Aksara dengan menepuk bahu Gery. Ah, iya! Cowok itu sudah sembuh dan keadaannya sudah jauh lebih baik.

Gery berdeham dan mengusap wajahnya kasar dengan membenarkan posisi duduknya. "Sebenarnya yang bikin gue mikir banget itu gue kenapa bukan apa yang bikin Diandra jadi kayak gini. Ragu sama hubungan kita, apa gue punya kesalahan yang bikin kita akhirnya kayak gini?" ujar Gery akhirnya.

"Kalau menurut gue lo nggak salah karena Diandra dijodohin sebelum kalian kenal yang bahkan Diandra sendiri juga nggak tahu kalau dijodohin," kata Xabiru bijaksana.

"Ini endingnya gimana yang tau cuma kalian berdua, Bang. Perjuangin sampai dititik terakhir meskipun nggak ada perpisahan yang baik-baik aja," tambah Artik yang diangguki semua yang ada di tempat itu.

"Lo ingat dulu lo sampai ngebentak gue supaya berani perjuangin Elsa. Kalau bukan karena lo gue sama Elsa nggak bakal sampai sejauh ini atau lebih tepatnya kita nggak bakal bersama sekarang," ujar Aksara memberi semangat kepada Gery membuat sahabatnya itu tersenyum kecil.

"Ayo, lah! Mana Gery Gemoy kebanggaan semua orang? Lo harus yakin. Kalau lo juga ragu yaudah gini-gini aja jalannya." Gibran berucap dengan menarik tangan Gery dan juga mengangkat gelasnya. "Kita rayain malam ini buat seru-seruan!"

"Huft!" Gery mengembuskan napas beratnya sebelum ikut mengambil gelas miliknya. "Thanks. Sorry, gue lagi nggak bisa ngelawak," lanjut Gery membuat teman-temannya tertawa.

"Gini aja lo udah bikin kita ketawa, anjirr!" celetuk Raka teman Gery juga saat kuliah.

Gery tidak hanya mengundang sahabat-sahabatnya sejak SMA melainkan juga teman-temannya saat kuliah karena mungkin ini perjalanan terjauh dan terlama yang akan Gery tempuh di negara orang sehingga akan sulit nantinya bertemu dengan sahabat-sahabatnya itu yang selalu menerima Gery apa adanya.

PRECIOUS #pascalwordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang