GD; 8

426 118 5
                                    

SELAMAT MEMBACAA!!

Komen gemoy sama bintangnya yaa terima kasih 😉

Putar lagunya juga biar makin uwu

Enjoy!!

GD; 8

"ALHAMDULILLAH..."

"Selamat!"

Pelukkan tersebut pun semakin erat seperti tak akan terlepas. Hari ini adalah pengumuman resmi dokter yang akan melanjutkan profesi mereka untuk meraih gelar Profesor yang dimana terdapat nama Gery disana bersama jajaran dokter muda lain yang juga akan berangkat ke Jerman.

Pelukkan tersebut pun tiba-tiba terlepas begitu saja oleh Gery membuat Diandra menatapnya dengan tanya.

"Berarti kita LDR? Emang kamu nggak papa?" tanya Gery membuat Diandra mengukir senyumnya dengan memeluk pinggang Gery yang berdiri di depannya karena posisi Diandra duduk.

"Asalkan kamu nggak godain dokter cantik disana, sih, nggak papa," celetuk Diandra membuat Gery mendengus mendengarnya yang kemudian menyentil pelan dahi Diandra sebelum ia usap juga akhirnya menggunakan ibu jari.

"Aku udah tobat lama, ya," bela Gery membuat Diandra terkekeh mendengarnya.

"Kok, aku sesayang itu, ya, sama kamu," ujar Diandra menyandarkan kepalanya pada perut sixpack Gery yang tertutup kaus berwarna kuning yang dipakai cowok itu.

"Aku juga sesayang itu sama kamu," balas Gery mengusap rambut Diandra lembut.

Entah mengapa keadaan menjadi lebih emosional dari sebelumnya dengan Diandra yang mengeratkan pelukkannya pada pinggang Gery dan mata yang terpejam menikmati momen kebersamaan mereka yang terasa sangat nyaman.

Ingatan Diandra kembali pada kejadian semalam dimana akhirnya Diandra mengambil keputusan yang mungkin akan disesalinya nanti.

"Gue lebih baik nggak dapet sepeserpun warisan perusahaan atau apa lah itu daripada Dirsya yang jadi abang gue!" ujar Deo malam itu dengan emosi yang terpancar.

Diandra mengusap kepala adiknya untuk meredamkan amarah Deo yang cara itu selalu Diandra lakukan sejak mereka kecil.

"Nggak papa. Setelah Papa meninggal hidup gue cuma buat lo dan Mama. Biar gue yang hancur asalkan hidup lo sama Mama terus berjalan baik," kata Diandra dengan air mata yang terus mengalir meskipun sudah ia tahan.

"Lo juga berhak bahagia, Kak. Bang Gery bisa bikin lo bahagia dan gue lebih tenang lo sama Bang Gery," ujar Deo dengan suara seraknya.

"Fokus belajar, De. Biar nanti lo bisa ambil alih semua perusahaan tanpa kita minta bantuan lagi ke dia," balas Diandra dengan diselingi tawa ringannya untuk tetap terlihat baik-baik saja dihadapan adik satu-satunya itu.

"Terserah lo yang penting gue nggak bakal sudi salaman sama dia. Cari wali lain sono!" kata Deo dengan berbalik menuju pintu kamar Diandra membuat kakaknya itu tertawa mendengar penuturan adiknya yang sudah besar tersebut.

Namun, Deo tiba-tiba menghentikan langkahnya ketika sampai di ujung pintu kamar dan membalikkan badannya membuat Diandra menatapnya tanya.

"Gue tau lo nggak baik-baik aja. Tapi, asal lo tau gue selalu ada dipihak lo dan gue nggak mau lo kenapa-napa, Kak. Gue adik lo, cowok satu-satunya di keluarga ini, jadi kalau ada yang berani macem-macem lo tau, kan, gue yang bakal maju paling pertama," ujar Deo sebelum pergi meninggalkan kamar Diandra.

PRECIOUS #pascalwordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang