Sebelumnya aku mau minta maaf atas keterlambatan upload cerita ini.
Sebelum membaca aku cuma mau menginfokan jika kalian berminat bisa mengikuti festival fanfiksi Hinata.
Yaudah, yuk lanjut bacanya. 😘😘*****
...
..
.
Hal kecil yang dirindukan Naruto dari istrinya adalah omelan. Selama ia menjadi CEO industri ritel Rawson yang menguasai pasar konsep minimarket 24jam, tidak ada seorang pun yang berani menghardiknya ketika ia mencopot sepatu sebarangan atau kebiasaannya yang teledor menaruh dasi dan kaos kaki.
Atau satu lagi, perbuatan yang ia sesali baru menyadarinya. Pagi itu hari kedua belas Hinata pergi. Naruto bangun kesiangan karena lembur dan baru sadar jika satu jam lagi ada rapat penting. Ia segera ke kamar mandi dan membersihkan badan. Nahasnya, ia lupa membawa handuk. Dan baru teringat akan semua handuk yang tersimpan di rak toileters sudah kosong.
"Nata-chan, handuk!" Berteriak lantang, "Nata!" Geramnya murka.
Keheningan yang dulu di dambakannya seolah menjelma sebagai sesuatu yang menyesakkan. Tak ada sahutan, tak ada kata-kata sok tahu dan menggurui.
Tanpa kata, bahunya terkulai. Dalam keheningan dan rasa dingin akibat air yang masih mengaliri tubuhnya, ia menarik ujung bibirnya. Merasa getir dan kesepian.
Biasanya akan ada suara gedebuk dan langkah kesal dari sang istri. Tapi ia sadar setelah melihat ke arah rak dan mendapati semua barang Hinata lenyap. Tentu saja, pemiliknya juga sama.
Bagian paling menyebalkan dari semua ini adalah, perempuan itu hanya meninggalkan lotion lavender yang biasa dipakai sehabis mandi. Seolah tahu bahwa suaminya bisa menakainya untuk hal yang kata Jenny; i'm going solo. Karena dengan semua mata kamera paparazi yang mengikuti akan sulit baginya main mata dengan perempuan manapun.
Natuto berdecih, tertawa sumir karena sesungguhnya ia tak bisa sesempurna itu tanpa Hinata.
Dengan terpaksa ia keluar dari dalam sana tanpa busana dengan air yang menetesi lantai. Naruto benci harus hati-hati dan itu makan waktu. Seharusnya sekarang ia sudah selesai berbenah. Dengan bantuan perempuan mungil itu segala hal tampak cepat, efisien dan perfectly looks.
Hinata tak ubahnya seperti sebuah tutup botol. Terlihat sepele, tapi membuat aman dan utuh.
.
Satu jam, dan empat puluh lima menitnya terbuang karena outfit. Naruto mengerang karena tidak sarapan dan ia pasti sudah ditunggu Shikamaru di lantai bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
wabi-sabi (侘寂)
FanfictionDimulai dari perkenalan lewat mak comblang, kisah Naruto dan Hinata menjadi sangat plot twist dan bergejolak seperti naik kora-kora. Bayangan pernikahan ideal langsung ambyar. Meski dari luar kehidupan pernikahan tampak sempurna. Naruto seorang CEO...