41. status

3.4K 337 6
                                    

Sore ini kita udah sampai di tempat asal Idar. Gue noleh ke dia yang lagi ngobrol sama orang tubuhnya gede gitu,ngeri.
Dia ngangguk dan orang itu bantuin kita buat masukin barang ke mobil panjang dan mewah.

"Dar. Ini lo gak nyuruh iuran kan?" Tanya Ranum.

Jujur gue juga punya pertanyaan yang sama,walau gue pacarnya Idar. Ngeri aja nanti disuruh bayar pakai organ tubuh lagi karena ga mampu.

"Gue kerja sampe guling-guling gak bisa bayar kayaknya." Damar menyauti sambil menggelengkan kepalanya.
Gue dan Ranum kompak nganggukkin kepala setuju sama omongannya.

"Masuk.." Idar mendorong pinggang gue pelan untuk masuk ke mobil.

Gue ngangguk nurut masuk bareng Ranum.
Aldi dan Damar lagi sibuk ngobrol sama Idar.
Sebenernya gue udah tanya Idar,kenapa kalau mau ketemu orangtuanya harus ngajak antek-anteknya sih?

Katanya,sesekali biarin mereka seneng juga karena udah banyak membantu.
Tapi ya pakai duit siapa coba. Gue sangat peritungan hehe.

"Ternyata mereka bertiga penjual anak manis dan imut gimana?" Bisik Ranum.

Gue menoleh. "Lo manis dan imut? Kalau gue iya. Lo gak." Sinis gue.

Ranum menoyor kepala gue kenceng dan hampir aja kepentok kaca karena sibuk mata-matain mereka bertiga.
Cukup lama kita nunggu akhirnya mereka bertiga masuk. Cowok gede tadi ternyata supir.

Kita akhirnya menikmati perjalanan. Jalanannya bersih. Banyak gedung-gedung tinggi mencakar langit lagi. Katrok bener gue.
Gue terus memandangi jalanan yang kita lewatin,gue bakalan tinggal di sekitar sini seterusnya mungkin?
Gue kan udah gapunya rumah baru diusir,kemungkinan sih ikut mertua hehe.

"Langsung ke hotel,Tuan?" Cowok gede itu bertanya ke Idar yang duduk di sebelahnya.
Suaranya gede kayak badannya hehe.

Gue lihat Idar gak menyauti,dia mengangguk doang.

Perjalanannya cukup lama dari Bandara. Sekitar dua jam,akhirnya kita sampai di hotel yang mewah banget. Asli ini mah Damar bener,kalau gue kerja sampai gulung-gulung gabakal bisa ngembaliin duitnya. Walau iuran rame-rame.

Idar turun dan memanggil beberapa orang cowok lagi yang udah siap siaga buka bagasi dan ambil barang-barang kita.
Gue dan yang lainnya ikut turun sambil melongo melihat suasana hotelnya. Ini mah kelas pejabat kali.

"Mingkem." Bisik Idar. Gue lihat dia yang senyum manis banget.

"Dar. Ini sangat berlebihan.." ucap gue ragu-ragu. Idar bisa bangkrut kalau begini. Ini juga bukan dua orang aja.

"Gak ada yang berlebihan buat kamu."
Gue dejavu. Kayak pernah merasakan kalimat ini sebelumnya.
Idar menggandeng tangan gue masuk.

"Selamat sore,Tuan." Sapa resepsionisnya sambil bungkukin badannya. Idar mengangguk dan berbincang.

Gue masih terdiam membeku melihat loby hotelnya yang megah banget.
Katanya mau ketemu Ibu mertua,tapi kenapa ke hotel mewah begini?

"Kalau Mama dan Om kesini telfon aku dulu." Hanya itu yang gue denger.
Idar dateng dan ngasih kunci kartu gitu ke Aldi sama Damar.

"Dar. Gue kerja berapa tahun ya bisa ngembaliin duit lo?" Tanya Damaar.

Idar tertawa. "Padahal lo mah bisa aja." Dia nepuk-nepuk pundak Damar. Matanya lihat ke gue yang lagi lihatin dia juga.

Dia jalan ke arah gue dan gandeng tangan gue buat naik lift.
Sebelum pintu tertutup,gue lihat Ranum dan Damar yang melambaikan tangan ke gue sambil senyum.

True Love [ BL | TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang