44. bertemu orangtua Idar

5.1K 346 3
                                    

Hai bersama Noval lagi hehe.
Gue membuka mata dan sudah melihat tangan besar Idar yang berada di depan wajah gue.
Gue tersenyum gara-gara lihat cincin yang melingkar di jari manisnya. Gue udah jadi uke sepenuhnya kali ya hehe.
Gini doang udah girang banget rasanya.

Gue ngangkat tangan kiri dan nempelin di tangan dia yang gede. "Hem. Semua bakalan baik-baik aja."

Hati gue sebenernya lagi deg-degan karena hari ini kita mau ke rumah mertua. Yaelah hehe.
Walau Idar udah bilang dapet restu,tapi gue kan masih deg-degan.

"Pagi.." suara berat Idar itu terdengar membuat gue nyingkirin tangan dari tangannya. Ntar dia ngatain gue gila lagi,karena kesemsem mulu perkara cincin.

Gue balik badan dan menghadap dia yang lagi tersenyum lebar. Ganteng banget:(
"Pagii.." Sapa gue sambil menggigit ujung hidungnya.

"Eh,istriku masih disini.."

Dih apaan sih. Gue langsung sentil jidatnya Idar yang lagi senyum karena godain gue itu.
Lebay banget gue sekarang.

"Dar. Aku takut.."

Idar menggeser kepalanya agar semakin dekat dengan wajah gue. Dia melihat gue dalem banget nungguin gue mau ngomong apaan.

"Ih jangan gitu!" Gue langsung dorong wajahnya menjauh karena salah tingkah.
Wajar lah. Manten anyar yakan hehe.

Idar menyingkirkan tangan gue yang menutupi matanya. "Yupi pagi.." dia maju dan mencium bibir gue sekilas. Tuhkan. Masih pagi udah kecolongan.

"Yupi terosssss...."

Idar tersenyum. Dia ngelus kepala gue dan bangun dari tidurnya.
"Idar mau kemana?" Tanya gue panik.

Dia yang udah duduk di bibir kasur sambil merapihkan rambutnya sendiri itu noleh.
Idar majuin badannya dan mencium pipi kanan gue terus bilang,"Bikinin kamu susu coklat."

Gue punya pacar yang memiliki semua love langauge. Bayangin aja dulu kalian yang jomblo jadi gue. Apa gak mleyot.
Setelah itu,Idar bangun dan berjalan ke kitchen set buat lakuin apa yang dia pengen.

"Kita sarapan disana ya." Ajaknya.

Mendengar kalimat itu jantung gue semakin berdegup kencang. Gimana kalau Ibunya gak merestui gue? Atau Bapak tirinya?
Gue mengacak-ngacak rambut sendiri membayangkan jika dipaksa berpisah dengan Idar nanti.

"Stuart little?" Nih dia manggil siapa sih. Gue lihat Idar yang lagi senyum sambil ngangkat cangkir di tangan kanannya.
Gue? Stuart little? Tikus kecil itu dong yang kartun.

Gue bangun dan berlari kecil menghampiri dia.
Karena kesel gue ambil paksa tuh cangkir berisi susu coklat hangat dan duduk di sofa. Semua panggilan yang kecil dikasih ke gue.
Apaan coba.

"Aku mandi dulu." Pamit Idar.

"Bye. Big demon!" Akhirnya gue punya panggilan buat dia juga. Gini-gini encer juga otak gue. Dikit.

Idar yang mendengar panggilan gue bukannya malah cepet mandi justru dia lari ke arah gue sambil melentangkan kedua tangannya kayak mau meluk.
Dia langsung mendusel di perut gue dan tiduran nyaman diatas paha.

"Idar!" Hampir aja nih susu tumpah ke wajah gantengnya. Gimana coba.

Idar melihat gue sambil menunjukkan barisan gigi rapinya. "Biarin aku sebentar kayak gini."

Gue mengangguk nurut dan menyeruput susu bikinannya dikit-dikit.
Sebenernya gue juga masih pengen begini sama Idar hehe. Kangen sih. Padahal tiap hari bareng-bareng.

True Love [ BL | TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang