28. salsa 2

3.3K 366 7
                                    

Selama perjalanan pulang bareng Idar kemarin gue gak berani tanya.
Dan sekarang apesnya udah pelajaran Kepariwisataan lagi.
Kita harus koordinasi sama anak kelas lain buat materi.
Gapapa,kesempatan gue buat memastikan ada apa diantara mereka.

Gue melihat Salsa yang udah masuk ke kelas dan meminta Ranum buat pindah.
Ranum nurut dan pindah duduk di sebelah Aldi.

"Hai,Nopal." Sapanya. Gue ngangguk doang sambil senyum.

"Soal kemarin.."

"lo mau caper?" Gue udah gak bisa nahan kalimat gue lagi. Gue emang kesel dan cemburu. Gimana gak cemburu,saingan gue mulus,bening begini.

"Iya."

Gue masih natap dia tenang. Sabar,Pal.

"Caper ke orang.Eh kenapa Idar yang dateng."

Ha?

"Maksudnya?" Tanya gue. Gue bener-bener gak ngerti sama maksud dia.

Salsa memutar badannya menghadap ke gue. Mata kita saling bertukar pandangan hangat. "Lo gak inget gue? Gue selalu duduk di sebelah lo selama tiga tahun ini."

Gue cuma diem. Jadi selama ini Salsa?

"Dua tahun sebelumnya gue selalu kesini dan anak kelas lo bilang,lo itu orangnya susah buat diajakin komunikasi. Ya gue gak berani negur."

"Udah kelas tiga,ternyata secara kebetulan lagi gue duduk berdampingan sama lo. Katanya,lo orangnya udah berubah,udah bisa diajak kerjasama. Jadinya gue beraniin diri buat ngajak lo ngobrol. Ternyata emang bener,dua tahun sebelumnya lo gak simpati sama apa yang ada di sekeliling lo." Tambahnya.

"Terus soal Idar?" Tanya gue.

Salsa tersenyum sambil menggeleng. "Gue suka cowok sadis kayak gitu? Ogah!"

"Sadis apaan?" Idar lemah lembut begitu,sadis darimana.

"Kemarin pas gue ngobrol sama lo,dia terus ngelihatin gue dari lapangan. Sebenernya gue takut buat cerita,tapi kayaknya gapapa deh."

"Terus gue akuin,kemarin sengaja jatuh. Eh,malah Idar yang nolongin. Dia juga gak nganter gue balik ke kelas tempat ekskul karena dia tau sebenernya kaki gue baik-baik aja. Dan dia bilang gini,"

"Gimana?" Tanya gue penasaran.

Salsa nengisyaratkan gue untuk mendekat.
Gue mengangguk dan mendekatkan telinga sehingga dia bisa membisikkan sesuatu,"gausah caper."

Setelah membisikkan itu gue tertawa terbahak-bahak. Gimana bisa gue lupa soal sikap Idar yang itu?
Dia anti yang namanya ngobrol sama cewe. Jadi,sebenernya dia kemarin datengin gue dan ngajak Salsa ngobrol itu karena cemburu?
Dia juga nolongin Salsa biar bukan gue?
Tapi lu juga bikin gue cemburu,Idar.

"Dia emang begitu." Ucap gue.

"Gamasalah,lo punya sahabat yang baik."

Gue mengangguk. Sahabat ya.

"Lo cari perhatian gue?" Goda gue memberanikan diri dengan tingat percaya diri yang tinggi.Karena oranglain siapa lagi yang ada di sana? Masa adek kelas?

Salsa langsung menggelengkan kepala cepat. Gadis itu menyelipkan rambutnya ke sela telinga sambil menghindari pandangan gue.
Gue lihat anting mungil berbentuk bulan menempel di telinganya.
Kok dia kayak salting? Kok gue juga jadi merhatiin dia? Stres. Ini gak bener.

"Lupain aja soal itu,jadi gimana materinya?"

Gue mengangguk pasrah dan membuyarkan lamunan gak penting ini. Akhirnya kita membahas materi yang akan dipresentasikan nantinya.

Menjalani hari panjang di sekolah,akhirnya jam yang gue tunggu datang. Jam pulang bersama Idar hehe.

"Enak yaaa ada yang habis bopong cewek.." goda gue.

Idar yang berjalan disamping gue masih diam tak bergeming.

"Ceweknya cantik lagi..." tambah gue.

Idar berdecak dan menatap gue dengan tatapan elang sengitnya. "Mau dibopong juga?"

Gue tertawa. "Kan udah sering."

"Nah itu tau."

Gue menoel-noel pipi Idar yang lagi sensi ini.
Wajahnya lucu banget. Karena dari tadi gue kerjain terus.

"Kalau dia suka kamu gimana?"

Gue cuma diam. Salsa suka gue? Sangat tidak mungkin. Cupu begini apaan yang disuka. Kalau soal pertanyaan di kelas tadi kan gue cuma godain aja.

"Yaudah,aku kan cuma suka sama Idar yang ganteng ini. Gak yang lain."

Idar tersenyum. "Emang aku ganteng?"

"B aja."

"Yaudah,t kamu aja lah!"

"T apaan,Dar?"

Idar menoleh. "emang b apaan?"

Gue ingin menendang Idar sekarang.

"Biasa."

"Terserah."

Gue langsung mencengkram lengannya. Idar semakin menyebalkan sekarang.
"Val?" Panggil Idar.

Gue menoleh dan melihat dia yang lagi senyum ke gue. Ada apaan nih? Jatah kan udah gue kasih,masa kurang.

"Aku pengen coba nemuin wanita itu."

"Maksudnya ibu kamu?" Pikiran gue sangat berdebu.

Idar mengangguk sambil mengelus telinganya. Pandangannya kembali menatap panjangnya jalanan di depannya. "Mungkin kamu ada benernya."

Gue mengangguk dan teringat perkataan Ranum dan mengutipnya,"Mungkin itu emang terbaik. Untuk menyembuhkan luka,kadang kita perlu berdamai sama yang buat luka kan? Anggap aja kayak gitu." Jelas gue.

Idar mengangguk. Tangannya yang tadi bergandengan,kini berganti menempel di pinggang gue. Idar nih apaan sih anjir.
Rasanya kupu-kupu di perut gue udah mau brojolan.

"Dar? Ini tuh dijalan!"

"Siapa bilang kita lagi di angkasa?"

Gue mendengus dan menunjuk tangannya yang melingkar dipinggang gue. "Lepas lah."

Idar menggeleng sambil tersenyum. "Gamau. Biar semua orang tau,kamu punyaku."

Semua orang udah tau kalik. Iya kan? Kalian tau kan?

"Kamu kapan berangkat?"

"Besok, selama seminggu kedepan."

Gue berjalan dengan mengehentakkan kaki kecil. Lama amat. Tapi gapapa,wajar lah. Idar kan juga menyelesaikan masalahnya di sana,bukan macem-macem.
Jadi dia bakalan berangkat sampai gue pulang dari Bali.

"Kok kesel gitu?" Tanyanya.

Gue menggelengkan kepala sambil menggoyangkan jari telunjuk. "Gapapa tuh."

"Aku jemput kamu di sekolah pas pulang dari Bali ya?"

"Lah ngapain? Ogah."

Idar mengelus kepala gue sambil sedikit menjambak. Membuat gue meringis sakit. Tangannya Idar enteng banget jambak-jambak."Aduh! Idar apaan dah!"

Idar justru tertawa dan bilang,"Kamu sampai sini itu pagi buta. Aku gak biarin kamu pulang sendiri."

Gue langsung tersenyum mendengar jawabannya. Iyalah,memang seharusnya gue bareng Idar kan.

"Aku juga mau sekalian bilang tentang kita." Gue menoleh ke sumber suara menemukan Idar yang tersenyum tulus.

Matanya Idar bahkan terlihat siap melawan dunia jika soal hubungan kita.
Kapan gue ada keberanian kayak dia.

Gue mengangguk pelan dan kembali menatap jalanan. "Aku juga bakalan berusaha!" Ucap gue menyemangati diri sendiri.

Idar mengelus kepala gue,"semangat kita."

"Semangat kita!"

Jadi kita bakalan ldr :(

True Love [ BL | TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang