39. pertandingan voli

3.5K 346 13
                                    

Hai. Kembali lagi dengan gue Noval hehe.
Tolong jangan kesel sama gue lagi.
Kalau kesel,gue gak bakalan membagikan cerita lagi nih yak.

Oke,cekidot.

Setelah balikan dengan Idarku. Gue akhirnya menonton pertandingan volinya untuk pertama kali.
Tanpa Salsa,kan dia mantan. Pacar gue mah yang lagi main tuh.

Karena ini bukan sparing resmi,jadinya penontonnya ga banyak.
Cuma tanding persahabatan aja karena setelah ini semester dua kelas duabelas gak boleh ikut ekstra kulikuler. Kita fokus sama ujian nasional dan praktek.

Gue sama Ranum bertugas bawain minum air putih gelasan sekardus. Eh,kalau Idar udah gue bikinin ice greentea kesukaannya sendiri.
Sekolah lawannya gede,ada lapangan indoornya.
Wajar sih,ini SMK unggulan. Sekolah gue kan lu pada tau.

Mereka udah main dua set. Set pertama dimenangin tim Idar dan set kedua dimenangin lawannya.
Jadi set ketiga ini menjadi penentuan siapa yang menang.

Gue melihat Idar yang sesekali melirik gue sambil mengelap kringatnya. Duh.

"Takut bener lo di colong." Bisik Ranum.

"Katanya,gue kembang desa."

Mendengar jawaban gue,Ranum langsung meledakkan tawanya. Bahkan sampai wasit meniup peluit agar dia diam. Parah.

Ranum membungkukkan badannya sebagai permintaan maaf. Gadis itu sembunyi di balik lengan Noval setelah mendapati tatapan sinis dari middle blocker tim sekolahnya,Aldi.

Kita berdua melihat ada gerombolan cewek yang baru aja dateng. Oh,anak voli perempuan dari sekolah tuan rumah ini.

"Eh,Idar dateng? Duh gantengnya.."

Mendengar ucapan itu gue langsung melotot. Baru dateng udah nyomot tempat gue lagi. Gue jadi ketutupan mereka buat liat Idar.

"Aduh,kasiannn.." ledek Ranum yang menjulurkan lidahnya.

Gue tersenyum sinis setelah mendengar gerombolan cewek itu menyebut nama lain,"Gue minta nomor Aldi bakalan dikasih gak ya? Deg-deg an."

Gue mengangkat alis melihat Ranum yang sudah mengaga dan menatap gerombolan cewek ini sebal. Rasain.
Dia langsung maju dan berdiri di samping gerombolan itu dan berteriak,"Semangat Aldi sayang!!!!"

Gue yang melihat itu langsung cengengesan,andai gue bisa begitu haha.
Aldi yang mendengar teriakan dari Ranum menoleh dan memberikan kedipan mata kepadanya.
Setelah beres,Ranum kembali ke tempat duduk sebelah gue dengan wajah bangga dan puas.

"Gitu caranya.."

Gue cuma nyengir sambil melihat gerombolan cewek itu menatap Ranum sinis. Nih anak gatakut apa-apa.

Akhirnya satu set ini berakhir dan dimenangkan oleh sekolah kita.
Setelah mereka selesai,gue dan Ranum turun.
Tentu aja Ranum yang bawa kardus minumnya,gua ogah hehe.

"Nih,Dar.." gue memberikan botol berisi ice greentea favoritnya Idar. Dia senyum dan meminumnya sekali tegukan.

Dia ngembaliin botolnya terus ngelus kepala gue. "Makasih ya,"

Gue yang dielus rasanya pingin terbang ke langit ke tujuh asli. Walau udah sering,tapi sensasinya masih dahsyat.

"Waw,tiba-tiba merasa jadi nyamuk." Sindir Pak Hadi.

Damar,Aldi dan Ranum gue denger kompak menjawab,"first time?"

Gue melihat gerombolan anak cewek itu masih duduk di bangku penonton sambil ngelihatin Aldi. Pantang menyerah.

"Gue pulang sendiri." Mungkin Ranum kesel kali ya?

Aldi yang menyadari itu menaruh handuknya setelah mengelap keringatnya sendiri.
Dia menarik kepala Ranum agar maju,kemudian mencium keningnya. "Gaboleh."

"Wooooo..." Teriak gue heboh. Sejak kapan mereka udah cium-cium gitu. Udah pacaran? Gue ketinggalan berapa part dah.

Gue lihat Aldi melirik gerombolan cewek itu yang sudah pergi. Dia senyum manis banget aseli gaboong. Tapi lebih manisan Idar.

"Yaelah. Gua lempar juga nih kardus!" Iri Damar.

"Lo kayak paling tersakiti aja,Mar. Gua nih masih perjaka." Saut Rado.

"Gamungkin muka lo aja sangean." Sinis Damar.

Pak Hadi yang mendengar kalimat tidak terkontrol langsung meniupkan peluit di telinganya. Oh,usia Pak Hadi belum terlalu tua kok haha. Masih ganteng dan juga jomblo tentunya. "Kalian melupakan saya yang juga masih jomblo?"

Idar mengelus kepala gue. Gue lihat dia udah membawa tasnya dan bersiap ngajakin pulang duluan.
"Ayo."

Gue mengangguk dan berpamitan untuk pulang lebih dulu bareng ayang Idar.

"Tadi ada yang mau godain kamu juga loh,Dar."

Idar yang berjalan di sebelah gue sambil menyisir rambutnya itu menoleh menunggu kalimat lanjutannya.

"Terus? Kenapa gak teriak kayak Ranum?"

Gue yang mendengar dia kepedean langsung bergidik gengsi. "Gak lah! Ngapain."

"Yaahh.."

Dia memasang wajah lesu gak sumringah lagi. Hadah. Masa iya.
Gue berhenti jalan dan melihat sekeliling sekolah yang sepi karena udah malem.
Gue jinjit dikit dan bisikin Idar,"Semangat sayang.."

Setelah itu gue gigit telinganya yang udah merah terus lari kabur deh hehe.
Setelah lari cukup jauh gue lihat Idar yang lagi jalan santai senyum sambil megangi telinganya. "Nakal ya."

Gue udah lebih duluan sampai di motornya dan disusul Idar.
Tanpa dikode,dia udah langsung masangin helm di kepala gue kayak biasanya.
Akhirnya,bukan gue yang masangin hehe.

Sebelum masangin helm,Idar mencium kening gue dulu lagi. Bonusnya.
Setelah Idar juga pakai helm dan naik ke motornya,gue juga ikut naik dan kita berancut deh buat pulang.

Hari-hari berikutnya karena udah menginjak semester dua kita jadi lebih sibuk buat latihan praktek dan ujian nasional buat persiapan kelulusan.
Lumayan sibuk sih,kadang juga waktu pulang gue gak barengan sama kelas Idar. Tapi gapapa dong. Idar selalu dateng ke rumah kok hehe.

Jangan lupa vote dan commentnya,ok!

True Love [ BL | TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang