Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Setelah mengunjungi Kazutora kemarin, (y/n) tidak langsung pergi ke rumah Baji tetapi ia memilih untuk langsung kembali pulang.
"Kisaki sangat licik, aku harus berhati-hati dan tetap bersama nii-chan agar menjauhkannya," gumam (y/n) yang berhenti melangkahkan kakinya di dekat taman kota.
"(Y/n)-chan, berhati-hatilah dengan Kisaki. Orang itu sangat licik, dia ingin menghancurkan Touman yang kita sayangi,"
Ucapan Kazutora sebelum dirinya pergi dari lapas remaja kemarin pun masih teringat jelas dibenak (y/n). Ia pun berjalan ke area taman lalu duduk di salah satu bangku di sana, ia menatap sepatu sneaker yang ia kenakan dengan tatapan kosong.
"(Y/n)-chan, gomen. Lagi-lagi di masa depan aku tidak bisa melindungi Hina dan kau. Hina mati tertabrak mobil milik Akkun, sedangkan kau-- mati ditangan Mikey-kun sendiri akibat ulah Kisaki,"
Kini ia kembali ditarik oleh ucapan Takemichi yang sempat menjenguknya di rumah sakit, beruntung saat itu sedang tidak ada yang berkunjung selain Takemichi.
"Hahh menyebalkan," cibir (y/n) menyandarkan punggungnya ke sandaran bangku taman.
"Sudah berapa kali kau menghela napas seperti itu?" Tanya seseorang secara tiba-tiba membuat (y/n) terkejut dan menoleh.
"Ck kau mengganggu suasana hati ku saja, Kisaki," kesal (y/n) yang kembali menyandarkan punggungnya.
Ia mengabaikan atensi Kisaki dan memilih untuk menatap anak-anak kecil yang sedang bermain di taman itu. Kisaki pun berjalan mendekat dan duduk di samping gadis itu.
"He? Kenapa kau duduk di sini? Masih banyak bangku di taman ini, pergi sana," usir (y/n) tak suka.
"Sebegitu besarnya kau tidak suka dengan ku?" Tanya Kisaki berpura-pura sedih.
"Heh dengar, kau datang secara tiba-tiba di saat Pachin tertangkap dan mengajukan diri sebagai ketua divisi 3 di Touman. Bagaimana aku tidak curiga, bodoh?" Sarkas (y/n) menjauhkan diri dari Kisaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Sano's Sister (Tokyo Revengers x Reader)
FanfictionKesepian, sakit, sedih, marah. Tidak bisa ku deskripsikan perasaan ku saat ini setelah apa yang dikatakannya. Hingga beberapa tahun kemudian, ia mulai berubah banyak. Jika boleh mengatakannya, aku sangat amat rindu padanya. Orang yang pernah menjad...