Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Di siang hari yang cerah di dojo sebuah rumah, terdapat beberapa anak-anak yang sedang berlatih. Mereka dengan semangat berlatih dan mendengarkan penjelasan dari sang pelatih.
"Baiklah, kalian boleh istirahat," ucap sang pelatih membuat anak-anak di sana bubar untuk mengambil makanan mereka di tas.
Seorang gadis kecil berambut blonde berjalan menghampiri sang pelatih, ia menarik pelan lengan pakaian latihan sang pelatih.
"Ojii-chan, kapan onii-chan akan pulang?" Tanya anak kecil yang berumur 3 tahun itu.
"Mungkin sebentar lagi, tunggu saja ya," balas sang kakek yang tersenyum menatap cucunya itu yang bernama Sano (y/n).
(Y/n) hanya mengangguk kecil dan kembali berjalan ke arah dua anak laki yang sedang mengobrol. Ia duduk di samping anak laki-laki bersurai hitam dan memeluk kakinya menatap sekitar datar.
"Kau kenapa, (y/n)-chi?" Tanya anak laki-laki bersurai blonde yang sama dengan (y/n), namanya Sano Manjiro.
(Y/n) hanya menoleh ke arah Manjiro dan menggeleng, ia menyenderkan kepalanya di bahu anak laki-laki bersurai hitam. Si anak laki-laki bersurai hitam pun tidak keberatan saat (y/n) menyenderkan kepalanya.
"Baji," panggil Manjiro membuat anak laki-laki tadi yang bernama Baji Keisuke menoleh dan menatap Manjiro dengan tatapan bertanya.
Manjiro hanya menghela napas dengan kelakuan sang adik yang tidak bisa ia tebak, memang kadang-kadang Manjiro sudah pasrah dan menyerahkannya kepada kakak tertuanya jika datang saat-saat seperti ini.
"Tadaima," ucap seorang laki-laki remaja yang masuk ke dojo diikuti seorang anak kecil perempuan.
"Onii-chan!" Pekik (y/n) yang wajahnya langsung berubah 180° dibandingkan dengan yang tadi.
(Y/n) langsung berlari menuju ke arah laki-laki remaja tadi yang ternyata kakak tertuanya dan Manjiro, Sano Shinichiro. Shinichiro langsung menggendong (y/n) dan mengusap kepalanya lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Sano's Sister (Tokyo Revengers x Reader)
Fiksi PenggemarKesepian, sakit, sedih, marah. Tidak bisa ku deskripsikan perasaan ku saat ini setelah apa yang dikatakannya. Hingga beberapa tahun kemudian, ia mulai berubah banyak. Jika boleh mengatakannya, aku sangat amat rindu padanya. Orang yang pernah menjad...