02 | HOW IS IT BEGIN

616 74 1
                                    

[Seoul, Korea —;musim dingin]

Kesibukan nampak jelas di sebuah kediaman mewah dimana pesta yang cukup meriah akan digelar bertepatan dengan malam Natal. Pesta yang diadakan adalah dalam rangka memeriahkan bertambahnya umur si putra sulung keluarga dan tentunya sekaligus merayakan malam Natal.

Jeon Taehyung—si sulung Jeon yang memiliki hajat sebentar lagi akan genap berusia dua puluh enam. Pekerja masih sibuk dengan bagiannya masing-masing saat Taehyung mempertanyakan hal yang sama untuk ke sekian kalinya pada sang ayah.

“Ayah, apa harus semua kolega kita diundang? Ini hanya pesta ulang tahun bukan pertunangan atau pernikahan.”

“Justru itu ... kita jadikan ini momen untuk berkumpul, itu bagus bukan?”

Melihat sang ayah melenggang pergi dan kembali menyibukkan diri tentang dekorasi pesta, Taehyung diam-diam mendengus. “Berkumpul apanya? membicarakan bisnis, iya.”

Selang dua hari lamanya persiapan, akhirnya pesta ulang tahun untuk putra sulung Jeon terlaksana pada waktunya. Semua undangan yang rata-rata kolega bisnis tampak mengenakan pakaian formal. Taehyung kembali berdecak jengah melihat pemandangan itu. Ia pikir apa karna umurnya yang terbilang sudah sangat dewasa ini jadilah pesta yang digelar pun diadakan seformal ini.

Hyung harusnya bahagia, ini hari ulang tahunmu.”

Itu Jeongguk—adiknya yang menyadari raut jengah kakaknya di pesta sendiri. Jadi Jeongguk berinisiatif mengajaknya berbincang barang sepatah dua patah kata sebelum pesta dimulai.

“Aku tahu ... dan ini menyebalkan, gguk.”

“Kenapa menyebalkan? Harusnya hyung senang 'kan?”

Taehyung menghela nafas. “ini pesta ulang tahun, harusnya tidak perlu seformal ini.”

Ah karna itu rupanya, Taehyung mendengus karna pesta ulang tahunnya mirip seperti pesta perkumpulan para kolega bisnis. Tidak berlebihan memang, mengingat seberapa suksesnya keluarga Jeon dan betapa keluarga itu mendapat banyak sorotan publik. Anggaplah ini salah satu resiko menjadi orang yang cukup besar dan penting.

Jeongguk mengerti bagaimana pesta ulang tahun yang harusnya menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi Taehyung justru berubah menjadi menjenuhkan. Jeongguk memutar kecil gelas wine yang ada ditangannya—terlampau bingung menghibur sang kakak. Ia tahu meskipun Taehyung adalah seorang pebisnis juga yang menyibukkan diri dengan berkencan bersama berkas-berkas penting, namun ia juga masih ingin menikmati masa mudanya sebelum berkeluarga. Dan pesta ulang tahun yang harusnya menjadi pestanya, malah berubah menjadi acara bisnis tepatnya. Pantas jika Taehyung merengut bukan?

Jadi yang Jeongguk lakukan hanya menepuk bahu sang kakak berharap mood-nya itu akan menjadi lebih baik. Namun tiba-tiba sang ayah menghampiri mereka—lebih tepatnya Jeongguk karna Jeon Woosik memanggilnya bersama seseorang atau dua lebih tepatnya.

“Ah! Jeongguk,”

Woosik menghampirinya bersama seorang pria paruh baya dan seorang lagi mungkin sebayanya atau mungkin bisa lebih muda. Jeongguk merasa familiar dengan sepasang obsidian yang lebih muda itu tentang bagaimana caranya menatap Jeongguk.

“Jeongguk, ini paman Dongwoo.”

“Paman Dongwoo?” Ulangnya

“Ya, apa kamu lupa?”

Pria paruh baya itu tertawa ringan sembari menepuk bahu kawannya. “Sudahlah Woosik, mungkin Jeongguk lupa, toh itu sudah lama sekali sejak kita terakhir bertemu, iya 'kan?”

[END] Within The Past [Kookmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang