tigabelas

986 82 8
                                    


Sean menghela napas berat kemudian membingkai wajah Jennie dengan kedua tangan nya menatap nya dengan tatapan penuh cinta penuh penyesalan penuh kerinduan "u-untuk terakhir kali bo-bolehkah aku bicara dengan anakku.."ucap nya kelu tersekat dengan tangisan ketika ia mengucapkan kata anak. Jennie angguk sembari tersedu

Kedua lutut menyentuh datarnya lantai untuk pertama kali nya ia menyentuh perut buncit Jennie, perut yang sekarang terisi buah hatinya , anak yang begitu didambakan oleh seorang sean tapi ketika itu terjadi takdir berkata lain perpisahan sebagai jawaban dari semua nya. sean mencium lama anak yang masih berada dalam kandungan ia tidak bisa menahan air mata nya air mata yang mengalir begitu deras ia masih tersedu-sedu ciuman nya belum terlepas, tangan indah Jennie terangkat untuk mengelus kepalanya tapi kemudian ia malah mengurungkan niatnya masih ada rasa sakit yang membekas dihati jennie

"Nak.. papa sayang kamu, jaga mama mu jangan rewel jangan nakal.. papa janji papa akan selalu memberikan mu mainan..?"sean menjeda ucapanya sambil terdongak

"Laki-laki.."ujarnya singkat jennie mengerti dengan tatapan sean

"Papa akan membelikanmu mobil-mobilan motor-motoran agar kelak kamu menjadi seorang pembalap seperti papa seorang pembalap belum pernah balap.."ucap nya sembari tertawa kecil disela tangisan nya "papa janji papa akan selalu mengajakmu bermain kita akan main playstation bareng, main tinju-tinjuan papa yakin kamu kalah nak, karena papa jagoan tentu saja papa jago karena papa berhasil buat mama mu jatuh cinta sama papa..."sean memeluk menghujani perut jennie dengan ciuman...dua menit tenggelam dalam pelukan dan tangisan sean melepaskan pelukannya kemudian beranjak untuk berdiri menatap Jennie dengan tatapan sendu

"Mu-mungkin setelah ini aku akan pergi jauh tolong jaga anakku.."Jennie angguk kaku sean meraih tangan Jennie mencium lama

"Aku mencintaimu jaga dirimu.."

Sean melangkahkan kakinya  menjauhkan punggung nya dari pandangan jennie.

Seribu gerimis  takkan mampu menuliskan seberapa sakit ia kehilangan Jennie paru-paru nya terasa sesak degup jantung menyapu detik, detik yang berbaris pada selembar kertas kosong menemui perpisahan pada letupan rindu kehilangan membuatnya semakin rapuh, tak ada lagi nyanyian yang selalu terdengar ketika ia tertidur atau tak ada lagi ciuman atau pagi atau senja atau hanya sekedar rengekan manja, kesepian akan selalu terikat pada arus seperti ia akan menyelimuti dirinya dengan kegelapan. sean berjalan gontai wajahnya kusut, berantakan  pikiran nya masih bergelayut mencari jejak pada serpihan luka, meninggalkan Jennie demi sebuah kedudukan yang layak tapi ketika mendapatkan semuanya rumah, mobil, kedudukan, sudah tidak ada artinya lagi karena sejatinya kebahagiaan adalah orang yang kita sayang tetap berada disisi kita dalam suka maupun duka




















"Hubby..."panggil Jennie tiba-tiba sean menoleh secepat kilat "by.." jennie merentangkan kedua tangan nya meminta untuk dipeluk sean masih mematung sembari mengusap air matanya "by peluk.."rengek jennie

Sean melangkahkan kakinya dengan cepat  kemudian memeluk Jennie menumpahkan semua tangisan nya

"Kamu jahat ! kamu sudah tidak mencintaiku lagi hm..?! kenapa kamu mengiyakan perpisahan kita.. kenapa kamu tidak menolak nya kenapa kamu tidak memintaku untuk tetap bersamamu kenapa kamu selalu berputar-putar di pikiran ku kenapa aku masih mencintaimu dasar tupai bodoh aku benci kamu..!"kesal Jennie, sembari pukul badan wajah sean tanpa henti kemudian jennie menarik kasar rambut hingga ia benar terdongak "aku benci kamu..!" Jennie nendang keras kakinya mendorong kasar badan buat sean tersungkur, belum puas Jennie kembali nendang kasar badannya menumpahkan semua amarahnya sampai ia benar-benar lega .."kenapa diam hm kenapa kamu tidak pukul balik ..?!!"pekiknya

NIKAH MUDA (CHAENI) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang