#15 Kabar Duka

17 21 26
                                    

Beberapa hari kemudian .

Raga menunggu kawan kawannya ditempat parkiran seperti biasa . Lalu satu persatu teman temannya datang kecuali Dikta .

"Ayo ke kelas . " Ajak Askar kepada semua teman temannya yang sudah datang kecuali Sean dan Gara belum datang .

"Sebentar Kar gue mau bilang sesuatu sama kalian semua . " Ucap Raga dengan muka yang sangat serius .

Askar pun tertawa dengan muka serius Raga saat ini . "Ga usah sok serius lu Ga . " Ucap Askar .

"Gue serius sekarang Kar . " Ucap Raga .

Raga menghela nafas , dan mulai berbicara serius .

"Dikta udah gak ada . "

"Iya kan Dikta belum dateng ke sekolah Ga . " Ucap Sekala dengan santai .

Sekala memang tidak mengerti maksud Raga . Tetapi tiba tiba saja Rafasya membuka suara .

"Maksud lo gak ada ? " Tanya Rafasya .

"Dikta kecelakaan semalem , dia udah tenang di alam sana . "

"Ga usah bercanda njing . " Askar pun tertawa tetapi lama kelamaan tawanya hilang .

Askar mencerna perkataan Raga .

"Maksud lo meninggal ? Ko bisa kenapa Ga . " Askar menarik kerah baju Raga .

Sekala menarik pelan tangan Askar mencoba untuk tidak membuat keributan.

"Gue dikasih tau sama keluarganya , semalem Dikta kecelakaan ditabrak truk . Tepatnya jam sebelas malam , gue deket banget sama keluarganya Dikta . Mereka bilang Dikta sempet pamit sama mereka semua , Dikta bilang mau reunian sama temen SD nya dan kayanya pulangnya larut sampai ada truk yang hantam motor Dikta . Motornya rusak , dan Dikta udah dibawa ke rumah sakit tapi dokter bilang nyawanya udah gak ada . "

Askar menangis jelas , karena Askar bisa dibilang dekat dengan Dikta selain Raga . Askar tidak percaya kenapa Dikta bisa pergi begitu saja .

"Padahal baru kemarin kemarin kita happy happy di pertunangannya Alisha Sean . " Ucap Adera .

Lalu semua masuk ke kelas . Askar melihat bangku Dikta yang kosong biasanya sebelum bel Dikta mengajak Askar untuk login bermain game , atau Askar suka mencari keributan yang membuat Dikta tertawa namun semuanya tampak sepi bagi Askar.

"Yang sabar Kar gue tau lo deket sama Dikta , kita doain dari sini ya . "

Gara pun datang ia sudah mendengar tentang Dikta . Dan guru pun datang tak lupa memberi kabar tentang Dikta yang kecelakaan.

"Oke anak anak yang tidak hadir disini Sean dan Dikta . Sean izin karena sakit dan kabar Dikta sudah pada tau kan . Untuk itu mari kita doakan semoga Almarhum Dikta diterima disisi Tuhan dan semua kebaikan maupun kesalahan Dikta kita maafkan . "

"Gara silahkan mewakili Sean membaca doa untuk Almarhum Dikta . "

"Mari semuanya kita doakan agar Dikta diterima disisinya , berdoa mulai . " Ucap Gara dan semua mendoakan Dikta .

SKIPPP

Bel istirahat berbunyi .

Askar dan yang lainnya masih tetap berada dikelas , semuanya tampak sepi . Askar masih melihat bangku Dikta yang kosong .

"Cepet banget lo pergi Ta , belum selesai sekolah kita Ta . " Ucap Askar sambil menahan tangisnya .

"Kar ke kantin gak ? " Tanya Sekala sambil mengusap pundak Askar adiknya itu .

"Gue di kelas aja Kal , gue mau duduk di kursinya Dikta . " Askar berdiri dan berjalan menuju kursi Dikta .

Kinan juga sedih melihat Askar yang kehilangan teman dekatnya , rasanya Askar terpukul sekali atas kehilangan Dikta .

"Gayse nanti kita ke rumah Dikta ya , kita ngelayat sambil bantu bantu disana . " Ucap Raga dan diangguki oleh semua teman temannya .

SKIPPP

At rumah Dikta .

Askar langsung berlari kearah dimana tubuh Dikta sangat dingin seperti lantai . Tampak tenang raut wajah Dikta sekarang , tubuhnya yang dingin membuat Askar memeluk temannya tersebut .

"Diktaaaaa . " Askar sama sekali tidak percaya bahwa Dikta pergi begitu saja .

"Tante yang sabar ya . " Ucap Marsya , Adera , Alisha .

"Iya nak terimakasih sudah datang ya . "

Cleo pun datang bersamaan dengan Sean .

"Permisi Tante saya Cleo kakaknya Sean , dan Sean temannya Dikta . Turut berdukacita ya Tante . " Ucap Cleo .

"Oh iya nak terimakasih juga sudah mau datang , kalau Dikta ada salah mohon dimaafkan ya . "

Cleo mengangguk dan melihat Dikta yang tengah tertidur dengan muka yang pucat diatas kasur yang disiapkan oleh keluarga Dikta .

Sekala berusaha menenangkan Askar yang kini masih menangis didekat tubuh Dikta . "Kar udah yuk kita bantu yang didepan kita siapin bendera kuning sama batu Nisannya . "

Askar mengangguk .

"Kalau boleh tau kapan di makamminnya Tan ? " Tanya Raga .

"Kita tunggu omahnya Dikta Ga , karena omah nya mau lihat Dikta untuk yang terakhir kalinya . " Ucap namanya Dikta .

"Iya Tan , Raga bantu yang di depan ya Tan . " Mamanya Dikta mengangguk .

At pemakaman umum.

Dikta sudah dimakamkan dan yang lain bubar kini tersisa Askar , Raga , Rafasya dan Sekala .

"Gue gak nyangka Ta lo pergi ninggalin kita semua . Padahal impian kita belum tercapai Ta , lo mau kan kuliah bareng kita semua , lo mau lulus bareng kita semua . Kenapa lo pergi gitu aja Ta . Lo prank gue kan ? Ini bukan lo kan , gue harap lo punya kembaran dan yang dikubur ini kembaran lo Ta . " Askar mengusap batu Nisan milik Dikta .

Rasanya ini hanya mimpi bagi Askar mengapa Dikta tidak pamit kepadanya . Askar ingin sekali berbicara untuk terakhir kalinya dengan Dikta namun Tuhan sudah berkehendak .

"Kar pulang yuk , gapapa biarin Dikta istirahat dengan tenang . Lo harus ikhlas kita semua harus ikhlas , apapun yang terjadi udah kehendak Tuhan . " Sekala mengusap punggung Askar .

Raga meneteskan air matanya dan Rafasya mengusap tanah yang menutup tubuhnya Dikta dibawah sana .

"Sekarang kita pulang , Dikta udah seneng bisa dianterin sama kita ke tempat peristirahatan terakhirnya . Kita berdoa dari rumah untuk Dikta yaa . " Sekala mengajak teman temannya termasuk Askar untuk pulang .

.
.
.
.
.
.
.
.
.

SeanAlisha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang