Menyerah bukan berarti akhir, justru ini adalah awal dari kisah yang baru.
…
Beberapa bulan telah berlalu semenjak SMA Cahaya Pelita mengikuti sebuah perkemahan yang diikuti oleh hampir seluruh SMA yang ada di Jakarta.
Murid SMA Cahaya Pelita lebih dekat dengan murid dari SMA lain di perkemahan itu, terutama dari SMA Harapan karena letak tenda kedua SMA itu bersebelahan.
Tak jarang di antara mereka menggunakan kesempatan itu untuk menambah teman, gebetan, pacar, bahkan mantan. Termasuk Gavin dan juga Gerald, mereka menemukan gadis cantik yang bernama Ghania Vandella, mereka berdua mencoba mendekati Ghania dengan berbagai cara, tapi hasilnya nihil, Ghania terlalu cuek untuk diajak PDKT-an. Awalnya Gavin dan juga Gerald hanya penasaran saja karena katanya cewek yang bernama Ghania itu cantik tapi cueknya minta ampun, sampai-sampai menurut kabar yang beredar saking cueknya Ghania jadi belum pernah pacaran satu kalipun.
Dengan berakhirnya perkemahan itu, usaha Gavin dan juga Gerald pun berakhir. Mereka menyerah dengan berbagai usaha yang dilakukan untuk mendekati Ghania.
Setelah perkemahan berakhir, mereka pergi saling melupakan. Walaupun memang tidak ada yang berkesan diantara mereka yang harus di kenang.
Tapi siang ini, di kantin SMA Cahaya Pelita entah bagaimana tiba-tiba mereka mengenang kembali masa-masa perkemahan itu.
"Gimana perkembangan kalian sama yang namanya Ghania itu?" tanya Adit di sela-sela makan bakso di kantin.
"B aja." jawab Gerald cuek.
Gavin terlihat berfikir untuk sejenak, dan kemudian berkata. "Gue nyerah,"
Adit dan Gerald menatap heran kearah Gavin. "Maksudnya?" tanya keduanya.
"Ya.. soal Ghania itu, emang sih dia itu cantik dan baik.. kayaknya. Tapi gue gak kuat kalo tiap kali chat dia selalu di kacangin atau kalo di bales paling cuma satu kata doang." jelas Gavin.
Adit terkekeh dengan jawaban Gavin kemudian berkata."Itu sih terserah lo, dan itu juga membuat Gerald lebih leluasa deketin Ghania."
"Ambil ajalah," ucap Gavin seakan tidak peduli.
Kemudian hening. Mereka bertiga kembali melanjutkan aktivitas memakan bakso masing-masing.
Sebenarnya ada rasa tidak enak di hati Gavin saat berkata seperti itu pada kedua sahabatnya. Tapi, disisi lain Gavin merasa kalau apa yang dikatakan nya tidaklah salah. Yaudahlah ya terserah Gavin aja.
Berbeda dengan Gavin, Gerald berencana untuk merealisasikan kegiatan PDKT nya. Karena sebelumnya Gerald memang merasa tidak tenang mendekati Ghania karna Gerald mengetahui Gavin juga menyukai Ghania, tapi setelah pernyataan Gavin barusan, Gerald menjadi sedikit lebih tenang untuk mendekati Ghania, setidaknya saingannya berkurang.
Entah mengapa dan kenapa Gerald begitu sangat menginginkan Ghania. Padahal sebelumnya Gerald belum pernah berjuang sedemikian rupa untuk mendapatkan seseorang, apalagi Ghania sangat sulit untuk didekati apalagi dimiliki. Tapi kan jodoh gak ada yang tau, siapa tau jodohnya Ghania itu Gerald kan.
Dan langkah pertama Gerald untuk mendekati Ghania adalah menjemputnya saat pulang sekolah nanti dan mengantarkannya pulang ke rumah dengan selamat.
***
“Ghania!” teriak Gerald begitu melihat Ghania keluar dari gerbang sekolahnya.
Karena memang sudah waktunya pulang, jadi bukan hanya Ghania yang menengok kearah Gerald tapi hampir seluruh siswa-siswi yang memang sedang berjalan berbondong-bondong melewati gerbang untuk pulang ke rumah masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernah Hadir Dan Masih
Novela JuvenilPenyesalan Ghania ketika pertama kali punya pacar adalah ngenalin doi ke temen sendiri. "Terima kasih pernah hadir, meski kita tidak bersama lagi, tapi rasa ini masih untukmu."