Pagi ini Ghania berangkat sekolah, ke sekolah barunya yaitu SMA Cahaya Pelita.
Ghania berangkat dengan diantar oleh supir pribadi keluarga Vandella. Sesampainya di SMA Cahaya Pelita, Ghania langsung berjalan menuju kantor kepala sekolah, di sepanjang perjalanan kesana, Ghania menjadi pusat perhatian setiap orang yang melihatnya, mengingat sekarang sudah pukul 07.00 WIB jadi begitu banyak murid yang sudah datang ke sekolah.
Bagaimana tidak Ghania menjadi pusat perhatian? Ghania itu cantik dan dengan rambutnya yang sekarang diwarnai itu juga sangat mencolok apalagi ia adalah anak baru. Jadi tidak heran bila banyak yang menatapnya tidak percaya. Karna anak baru sudah berani seperti itu.
"Ghania Vandella?” tanya Ibu Ninda -Kepala Sekolah SMA Cahaya Pelita-
"Iya tante," jawab Ghania tersenyum. "Tante apa kabar?" lanjutnya.
"Tante baik. Udah lama ya kita gak ketemu, tante sampe pangling sama kamu. Kamu tambah cantik aja. Tante sempet kaget lho waktu Papa kamu nelpon dan dia bilang kamu mau pindah kesini." jelas Ibu Ninda, Ghania hanya tersenyum untuk menanggapinya.
"Oh iya. Kalo di sekolah, kamu panggilnya Ibu ya," lanjutnya.
Ghania hanya menganggukkan kepalanya mengerti.
"Mari saya antar ke kelas kamu." ucap Ibu Ninda. Kemudian Ghania dan Ibu Ninda berjalan beriringan menuju kelas Ghania.
…
Berisik. Satu kata itu yang menggambarkan suasana kelas XI saat ini. Padahal bel pertanda masuk sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu, tapi hanya kelas XI ini yang masih berisik. Mungkin karena faktor guru yang mengajar di jam pertama ini belum datang atau berhalangan hadir.
Kemudian pintu kelas XI tiba-tiba terbuka menampilkan sosok Ibu Ninda yang membuat kelas hening seketika.
"Kenapa begitu berisik dan tidak ada guru disini?" tanya Ibu Ninda begitu masuk.
"Gurunya berhalangan hadir bu." jawab salah satu siswa yang duduk di barisan paling depan dekat pintu.
"Oh yasudah," balas Ibu Ninda. "Ghania ayo masuk." ajak Ibu Ninda.
Ibu Ninda menggandeng tangan Ghania menuju ke depan kelas.
"Ayo perkenalkan diri kamu," perintah Ibu Ninda lembut.
"Hai semua," sapa Ghania tersenyum begitu manis.
"HAI..." jawab seluruh kelas serempak.
"Perkenalkan nama saya Ghania Vandella, Saya pindahan dari SMA Harapan. Saya harap, saya bisa diterima dengan baik di sekolah, terutama di kelas ini." ucap Ghania memperkenalkan diri.
"Baiklah Ghania kamu bisa duduk bersama Adit." ucap Ibu Ninda.
Ghania tersenyum. "Terimakasih ibu," kemudian Ghania berjalan menuju meja Adit.
Setelah berpesan agar tidak berisik, Ibu Ninda Pamit pergi.
Dari awal masuk ada yang memperhatikan Ghania secara intens, Ghania sebenarnya sadar, tapi ya bodo amatlah pura-pura gak tau aja.
'Ghania?ngapain dia disini?' batin Dira. Kemudian Dira melirik Gavin yang duduk di sampingnya. -semenjak hari ini, Gavin duduk disamping Dira karena Adit ingin duduk sendiri tepat di meja ketiga barisan ketiga, sedangkan Gerald duduk di meja kedua barisan ketiga dengan Laras yang awalnya adalah teman sebangku Dira. Sedangkan Dira dan Gavin duduk di meja kedua barisan kedua-
Gavin tanpa berkedip memperhatikan Ghania dan itu membuat Dira kesal.
Setelah pintu kembali tertutup, kelas kembali menjadi berisik. Tapi kali ini berisik karena para Siswa yang memuji Ghania dan ingin berkenalan dengan Ghania tetapi di halangi oleh Adit, sehingga terjadilah kegaduhan di dalam kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernah Hadir Dan Masih
Novela JuvenilPenyesalan Ghania ketika pertama kali punya pacar adalah ngenalin doi ke temen sendiri. "Terima kasih pernah hadir, meski kita tidak bersama lagi, tapi rasa ini masih untukmu."