1/10

1.7K 172 88
                                    

November, 2028

Joanna sedang duduk di tepi ranjang dan menatap langit dari jendela kamar. Lalu, sesekali melihat ponselnya yang terus saja bergetar. Pertanda ada panggilan datang. Namun, dia tampak enggan mengangkat apalagi menyentuh tulisan 'terima panggilan' di layar.

Si pemilik kamar mulai bergegas memasuki kamar mandi, mengabaikan ponselnya yang masih bergetar dan ranjang yang masih berantakan saat ini. Padahal, waktu sudah menunjukkan jam delapan pagi. Namun, Joanna tampak enggan bergagas mandi untuk bekerja pada hari ini.

Tunggu, bekerja? Joanna bahkan sudah tidak memiliki pekerjaan lagi. Lalu, untuk apa dia bergegas mandi apalagi membereskan ranjang yang akan ditiduri lagi setelah keluar dari kamar mandi?

Selepas membasuh wajah dan menggosok gigi, Joanna juga langsung memakai pelembab untuk wajah, mata dan bibir. Karena bagaimanapun juga, kulitnya harus tetap terhidrasi jika tidak ingin mengalami penuaan dini.

Ceklek...

Pintu kamar mandi terbuka, Joanna terkejut ketika mendapati Jeffrey yang kini sudah berada di kamarnya. Duduk di tepi ranjang dengan pakaian kerja, lengkap dengan jas dan dasi bercorak horizontal pemberiannya.

"Kenapa tidak diangkat? Aku baru tahu kalau---"

Joanna langsung merebut ponselnya yang sedang dipegang Jeffrey sekarang. Karena laki-laki berlesung pipi yang tiga tahun terakhir telah menjabat sebagai pacarnya sudah lancang membuka ponselnya. Ya, meskipun Joanna sendiri yang telah memberikan kode aksesnya.

"Meta sudah memecatku, mengataiku gold digger alias jalang yang hanya menginginkan uangamu! Di depan para karyawan di kantormu!"

Jeffrey menggeleng pelan, dia tampak tidak percaya akan apa yang baru saja Joanna katakan. Sebab, dia mengenal baik Meta. Si adik tiri yang telah hidup bersamanya sejak masih belia. Memang jika dia agak manja. Namun, Jeffrey tidak percaya jika Meta berani mengatai Joanna yang bahkan sudah dikenalkan pada orang tua mereka.

"Meta, dia anak yang baik. Sayang, aku tahu kamu kesal padaya. Tapi dia adikku, tidak mungkin dia berani mengataimu seperti itu. Ayo bersiap! Kita kerja sekarang!"

Joanna langsung menaiki ranjang, bahkan menepis pelan tangan Jeffrey yang berusaha menyentuh pinggangnya. Membuat si pria berniat semakin mendekat dan mulai melepas jas kerja.

"Pergi! Aku tidak akan kembali lagi!"

Ucap Joanna ketika Jeffrey mulai menaiki ranjang, ikut bergulung dibalik selimut tebal dan menghadap televisi yang baru saja dihidupkan.

"Oke, kalau begitu aku juga tidak akan kerja. Mau berduaan denganmu saja."

Jeffrey sudah memeluk Joanna sekarang, karena dia sangat merindukan pacarnya. Sebab, Jeffrey baru saja pulang dari luar kota setelah satu minggu tidak berjumpa dengan si pujaan hatinya.

"Kamu apa-apaan, sih!? Pergi sana! Apa kata orang kantor kalau kamu tidak masuk kerja!?"

"Tidak mau! Aku mau berduaan saja denganmu!"

Jeffrey sudah mengerucutkan bibirnya, lalu didekatkan pada wajah Jaonna. Apalagi kalau bukan untuk meminta ciuman selamat datang. Karena mereka baru saja berjumpa setelah sekitar satu minggu LDR-an.

Joanna diam saja ketika Jeffrey mulai merapatkan tubuh dan mencuri ciuman setelah dirinya lengah. Membuat suara decakan mulai terdengar di penjuru kamar. Apalagi, kini---Jeffrey sudah berada di atas tubuhnya guna memperdalam ciuman dengan kedua tangan yang sudah menyingkap kaosnya.

"Awas! Nanti keterusan! Kamu harus kerja!"

Joanna sudah bangun sekarang, mendorong Jeffrey sekuat tenaga agar segera menyingkir dari atas tubuhnya.

VACATION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang