Kalian lagi sibuk ngapain sekarang?Rasanya, akhir-akhir ini workku makin sepi. Apa tulisanku mulai ngebosenin? Coba kasih kritik dan saran supaya workku bisa rame kayak biasanya lagi.
1. 10 PM
Hujan turun tiba-tiba. Petir juga sudah mulai menyambar. Namun, hal itu tidak menurunkan niat Jeffrey dan Joanna yang ingin tetap mendatangi salah satu wisata alam yang cukup terkenal di Malang.
"Murah sekali. Apa mereka tidak rugi?"
Tanya Jeffrey pada Joanna yang baru saja membeli tiket di loket pembayaran. Kemudian berjalan beriringan menuju tempat wisata.
"Tidak tahu. Tapi di tahun 2021, temanku datang kemari dan hanya dipatok harga 5 ribu saja per orang. Menyewa ban juga hanya 5 ribu sampai puas."
"Tapi tetap saja, 10 ribu untuk masuk dan menikmati semua wahana di sini, kurasa masih sangat murah di tahun 2028 ini."
Joanna hanya tersenyum singkat, lalu berjalan mendahului Jeffrey menuju destinasi utama mereka. Sedangkan di belakang, Meta sedang menatap jengah mereka. Sembari---sesekali mengumpat karena tempat ini benar-benar bukan tempat yang ingin dikunjungi sekarang.
Setelah tiba di air terjun, Joanna langsung mendekati salah satu warung yang menyediakan sewa kamar mandi, ban karet dan loker dengan kunci. Karena sebelum datang, Joanna sudah surfing beberapa kali agar pengalamannya menadatangi tempat ini tidak akan membawakan penyesalan nanti.
Terlebih, Joanna sudah sangat ingin bermain river tubing yaitu menyusuri sungai dengan ban karet.
Jeffrey juga sudah tahu hal ini, itu sebabnya dia menurut saja ketika diajak Joanna datang kemari. Ditambah---ini musim dingin, mereka juga sedang di Malang yang merupakan salah satu kota terdingin di negara ini. Semakin semangat pula Jeffrey karena jika kedinginan nanti, Joanna pasti akan mendekat padanya guna menghangatkan diri.
Meta menatap aliran sungai yang akan mereka susuri setelah ini. Dia juga sempat menatap ngeri beberapa orang yang tampak senang-senang saja ketika terombang-ambing oleh arus sungai yang deras sekali. Ditambah, hujan turun begitu deras hingga membuat debit air semakin tinggi dan membuat air sungai berwarna keruh seperti banjir.
"Serius mau masuk ke sini? Mati tenggelam tahu rasa!"
Johnny terkekeh pelan, lalu menunjuk beberapa anak SMA yang masih memakai seragam olahraga tampak antusias ketika berada di atas ban karet yang sedang berjejeran karena sengaja dijadikan satu agar mereka tidak terpencar.
"Paling dalam sampai leher orang dewasa. Di pinggirnya juga ada bambu yang bisa dijadikan pijakan untuk naik ke tepian."
Meta mendengus sebal dan menatap Joanna yang sedang berbincang dengan si pemilik warung. Sedangkan Jeffrey, dia sudah melepas kaos dan hanya memakai celana selutut. Berbeda dengan Joanna yang kini telah melepas jaket karena sudah dibalut kaos lengan pendek beserta celana panjang berbahan linen yang dipakai sejak kemarin.
"Terima kasih, Mbak."
Ucap Joanna setelah menerima empat kunci loker yang akan diberikan pada Jeffrey, Johnny dan Meta. Karena dia harus melipat kembali jaket dan kaos yang baru saja Jeffrey lepas.
"Kamu bisa ganti di kamar mandi. Untuk pembayaran, bisa dilakukan ketika akan pulang nanti."
Meta langsung melengos pergi setelah menerima kunci loker dari Joanna, kemudian memasuki kamar mandi bersama tas kecil yang berisi baju ganti. Berbeda dengan Johnny yang langsung mengucap terima kasih dan hanya melepas kaos saja seperti Jeffrey. Karena dia sudah memakai celana training panjang dari Jakarta pagi tadi.