Bentar lagi last chapter, ready???
Jeffrey dan Meta tumbuh dewasa bersama. Sejak usia lima tahun hingga lulus SMA. Tidak heran jika Jeffrey tahu tabiat Meta seperti apa. Manja dan ingin selalu diperhatikan. Namun tidak jahat hingga berniat membunuh orang. Hanya ucapannya saja yang pedas, hatinya tidak. Menurutnya.
"Ini baru kali pertama Joanna menamparmu, kan? Sebelum ini, dia tidak mungkin---"
"Kak! Kamu masih membela dia? Sudah, lah! Lebih baik putus saja! Memangnya apa yang membuatmu begitu menyukainya? Teman-teman kita dan kenalan Mama jelas tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengannya!"
Jeffrey tidak menjawab dan mulai mengetuk pintu kamar. Meminta Joanna membuka pintu karena mereka harus berbicara serius sekarang.
"Joanna, buka! Kita perlu bicara! Aku tahu, aku sekeluarga sudah terlalu memanjakan Meta---"
"KAKAK!"
"DIAM KAMU!"
"Sayang, buka---"
Brakkk...
Meta membanting botol minuman keras pada meja terdekat. Membuat Jeffrey langsung berhenti menggedor pintu kamar dan mulai menatap Meta.
"KENAPA? KENAPA KAMU BERUBAH? KAU BUKAN JEFFREY YANG KUKENAL! JALANG ITU BUKAN SIAPA-SIAPA! DIA HANYA---"
"META!!!"
Pekik Johnny yang baru saja keluar dari kamar, karena dia benar-benar terganggu dengan suara bising mereka.
"APA? MAU MEMBELA JOANNA JUGA? JALANG---"
"META! JAGA MULUTMU! JOANNA PACARKU DAN AKAN SEGERA MENJADI KAKAK IPARMU!"
Meta tertawa sumbang, lalu bergegas memasuki kamar dengan langkah pelan karena kepalanya mulai pusing sekarang.
Tok... Tok... Tok...
"Sayang, tolong buka! Jangan ambil hati ucapan Meta, dia memang seperti itu orangnya. Kamu benar, ini karena dia terlalu sering dimanja. Lain kali, aku janji akan lebih tegas!"
Johnny menepuk pundak Jeffrey, kemudian menariknya mundur saat ini.
"Joanna, ini aku Johnny. Aku tahu kamu pasti sedang merasa sakit. Tidak apa-apa, kamu memang sedang butuh waktu sendiri. Tapi jangan lama-lama karena kita harus check out besok pagi."
Ucap Johnny mengingatkan, karena dia memang baru saja diminta Jessica untuk membawa mereka semua kembali ke Jakarta. Mengingat sudah sekacau apa atmosphere diantara mereka.
"Kita masih ada satu hari---"
"Orang tuamu meminta kalian pulang besok pagi. Aku juga sudah memesan tiket pulang untuk kita---"
"Aku bukan anak kecil! Kau dan Meta bisa pulang! Aku akan tetap tinggal bersama Joanna!"
Johnny tersenyum singkat, lalu menepuk pundak kanan Jeffrey pelan sebelum akhirnya kembali memasuki kamar.
6. 40 AM
Jeffrey ketiduran di atas sofa dan terbangun ketika mendengar suara pintu kamar Meta dibuka kasar. Membuat Jeffrey langsung berdiri dan bergegas memasuki kamar yang kini sudah terbuka.
"DI MANA JOANNA!?"
Pekik Jeffrey ketika kembali keluar dari kamar. Dia panik sekarang, apalagi kalau bukan karena Joanna dan barang-barangnya sudah tidak ada. Membuat Jeffrey takut luar biasa. Iya, takut diputuskan. Karena ini adalah kali pertama mereka bertengkar hebat setelah tiga tahun berpacaran.